O7

4K 453 144
                                    


Dua perempuan yang berbeda usia itu tengah mengobrol dengan akrab, yang jauh lebih muda dan berpakaian modern mengeratkan pelukan tangannya pada lengan sang Permaisuri. Mereka berjalan pelan-pelan menyusuri istana menuju paviliun gyeongharu. Setelah tinggal disini cukup lama, Taeyong yang memperhatikan itu semua dapat melihat ibu mertuanya tertawa bahagia. Ia tidak pernah sama sekali melihat beliau terlihat begitu menerima kehadiran orang lain. Bahkan hal itu terlihat sangat jelas pada semua orang yang berada disini, tidak Soojung, tidak kedua keponakannya yang kembali lagi ke Korea setelah sekian lama, bahkan Taeyong sendiri yang merupakan menantunya sendiri. Lelaki muda itu menggelengkan kepalanya perlahan. Mungkin saja, ibu mertuanya memang bukan orang yang cepat akrab dengan orang baru. Tapi, bukankah Taeyong adalah menantunya?

Bahkan ayah mertuanya yang sedang sakit, selalu menanyakan kehadirannya jika ia sehari saja tidak datang ke kediaman sang raja. Suara dayang Park yang memanggilnya dengan lembut membuyarkan lamunannya, ia terkesiap dan mengangguk ketika dayang senior itu membacakan jadwalnya hari ini. Ia agak kesusahan berdiri karena terlalu lama duduk, moodnya sedikit tidak baik usai melihat keakraban yang terjadi pada ibu mertuanya juga perempuan yang tidak ia kenali itu. Taeyong berusaha menutupinya dan lebih memilih untuk berjalan keluar kediamannya.

Jadi, siapa gadis muda itu?

Sooyoung dan permaisuri berbicara dengan akrab, teh hijau dingin dan beberapa buah yang mempunyai kandungan air lebih telah dikupas dan diletakan di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sooyoung dan permaisuri berbicara dengan akrab, teh hijau dingin dan beberapa buah yang mempunyai kandungan air lebih telah dikupas dan diletakan di atas meja. Udara siang ini memang lumayan panas, musim panas telah berlangsung kurang lebih tiga minggu. Beruntung mereka mengobrol di paviliun besar yang dikelilingi pepohonan rimbun dan kolam ikan besar. Maka panas dari terik matahari tentu tidak terlalu terasa, Sooyoung meminum tehnya perlahan-lahan, ia tersenyum bahagia karena bisa menatap wajah ibu Jaehyun untuk pertama kalinya setelah sekian tahun berlalu.

"Saya dengar wang  jeonha, sedang sakit? Benarkah itu mama?" Permaisuri meletakan cangkirnya dan mengangguk.

"Beberapa saat yang lalu beliau memang sakit. Beruntungnya obat yang diberikan oleh tabib kerajaan rupanya memberikan dampak yang bagus bagi penyakitya.” Ucap permaisuri.

Sooyoung mengangguk, bersyukur dalam hatinya bahwa ayah Jaehyun sudah mulai membaik keadaannya. Angin siang hari itu berhembus dengan kencang, menerbangkan beberapa helai daun. Mata wanita itu mengikuti kemana daun itu terbang, rupanya mereka berakhir dikediaman yang ditinggali oleh putra mahkota dan istrinya. Sooyoung tertegun dan memandangnya lamat-lamat. Laiknya rol film, kepalanya memutar memori demi memori saat ia masih bersama Jaehyun sebagai sepasang kekasih. Sooyoung hanya tersenyum tipis menatap bangunan kokoh itu. Rindu dihatinya menggebu, degupnya seolah hidup karena kenangan itu. Pikirnya semua akan selalu sama, pikirnya tidak akan ada yang berubah, tapi itu hanyalah angannya belaka. Jaehyun menemukan tambatan hatinya, menggantikannya dan tak mencintainya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Prince [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang