Mengapa?

28 4 0
                                    


     Panggil saja aku Reyhan.  Cowok kelas 10 salah satu SMA favorit di kota Bandung. Anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku, Arnold saat ini sedang melanjutkan pendidikannya di Universitas cukup terkenal diluar negeri.

    Kakakku dan aku memiliki kepandaian yang cukup. Dan juga sama sama banyak menorehkan prestasi akademik maupun non akademik. Namun sifatnya sangat berlawanan dengan sifatku. Dia sedikit sombong, sedangkan aku bisa dibilang anak yang pendiam.

    Dia melanjutkan pendidikan diluar negeri karena keinginannya dan tentu juga keinginan Papa. Maka tidak heran kalau kakakku menjadi anak kesayangan Papa dan Mama karena mereka pikir dia sudah banyak membanggakan Papa dan Mama dengan segudang prestasi yang ia raih...

      Papa adalah pribadi yang keras terhadap anak apalagi kalau berurusan dengan pendidikan. Papa ingin anak-anaknya menjadi orang yang pintar dan berguna. Namun cara Papa salah. Ia terlalu egois tanpa memikirkan keinginan anaknya.

     Keadaanku saat ini bisa terbilang cukup berada. Papaku seorang Direktur perusahaan sukses dan mamaku dosen di salah satu perguruan tinggi swasta. Jadi, semua kebutuhanku cukup terjamin. Mungkin sebagian orang berfikir bahwa aku adalah anak yang beruntung. Kalian juga berfikir demikian bukan? Keluarga utuh, orangtua dengan jabatan yang tinggi, ingin apa-apa bisa terpenuhi. Namun kalian salah, hidupku ini jauh dari apa yang kalian pikirkan. Tak ada yang istimewa dengan hidupku saat ini. Bahkan bisa dibilang, hidupku ini menyakitkan!

     Hari-hariku pun dimulai. Kudengar dentang lonceng alarm memaksaku untuk bangun. Sambil membuka mata malas aku beranjak dari tidur. Mentari pagi bersinar cerah seakan menyambutku dengan hangat. Dengan segera kutepis rasa malasku. Aku terbangun pukul 6, kurasakan sakit disekujur tubuh sehingga untuk sekedar peregangan pun aku tak sanggup.

     'Hufftt apa mungkin karena terlalu keras latihan basket kemarin tubuhku jadi sakit semua.,' gerutuku dalam hati.

     'Semoga  nanti aku tetap kuat untuk berlomba. Dan harus bisa memenangkannya. Ya! harus! Semangat Reyhan kamu pasti bisa!!'  batinku dengan tujuan mengobarkan api semangat didalam diriku.

     Sambil meringis menahan sakit, perlahan kuregangkan semua badanku yang kaku supaya lemas kembali. Kubuka jendela kamarku agar udara pengap berganti dengan udara pagi yang segar... Kurasakan hawa segar itu, kuhirup dalam-dalam sampai merasuk kedalam pikiranku.

     'Puji Tuhan... sedikit tenang...' ucapku pada Tuhan.

     Setiap kali mengawali hari aku tidak lupa mengatupkan tangan, memohon pada-Nya dan mengucap syukur atas nikmat semesta yang telah dilimpahkanNya kepadaku. Pada awalnya, aku berfikir bahwa Tuhan sangat baik padaku, dengan hidupku sekarang, dan orangtua yang memberiku segala kemewahan...

     Aku bergegas mandi karena hari ini harus datang lebih awal untuk  mempersiapkan lomba. Setelah selesai kuambil seragam olahraga yang tergantung di dalam lemari kemudian kupakai, sambil bercermin merapikan rambut aku berkata pada diriku sendiri,

     'Semangat Reyhan, Ini adalah permulaan. Ingat impianmu, yaitu menjadi pemain basket profesional.. Kamu pasti bisa, teruslah berjuang!!' aku tersenyum melihat diriku sendiri di cermin.

      Dengan semangat menggebu aku pun keluar dari kamar menuruni tangga sampai sampai aku hampir jatuh karena terjerat tali sepatu yang belum sempat kuikat.

   "Aduh!! Hampir saja... Ahh kenapa aku lupa mengikat tali sepatuku tadi.. Mungkin aku terlalu bersemangat." kataku sambil membenarkan tali sepatuku.

     Sesampainya di bawah kualihkan pandanganku keluar, kulihat satu demi satu ruangan, mencoba mencari seseorang dan berharap dapat menemukannya,

    Namun yang kudapat hanya sunyi senyap, kosong,..

      Seketika aku menjadi lesu, semangatku pun pudar.
.

.

.




Lepaskan Aku Dari BelengguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang