Chapter #3

66 20 4
                                    

Setelah berlari cukup jauh saat mengejar cowok nyebelin yang bernama Gavin itu, Clara pun kehilangan jejak. Hingga akhirnya, memutuskan untuk pergi memasuki kelasnya.

Sesaat setelah sampai dikelasnya, semua siswa terlihat sibuk untuk segera bersiap mengganti pakaian dengan baju olahraga.

"Eh ... Ra, kenapa lo? Kaya kecapean gitu! Abis lari lari ya?" Tanya Sherlyn.

"Iyanih, gue abis lari ngejar makhluk halus." Jawab Clara.

"Hah! Serius lo? Sejak kapan lo bisa ngeliat yang begituan?" Tanya Sherlyn dengan polosnya karena penasaran.

"Sejak handphone gue ilang." Jawab Clara simple.

"Oh ... Gitu ya! Ko bisa sih?" Kata Sherlyn yang masih tak percaya.

"Udalah gak usah dipikirin, gak penting!" Potong Clara.

"Ra, lo gak ganti baju?" Tanya Sherlyn lagi.

"Aduh ... gue tuh salah ngira hari tau! Gue kira ini hari kamis, jadi otomatis gue gak bawa baju olahraga!" Jelas Clara.

"Kalo kaya gitu, lo bisa kena hukuman lagi dong Ra!" Kata Sherlyn.

"Ya ... Mau gimana lagi." Pasrah Clara.

PRITTT PRITTT PRITTT terdengar suara peluit dari pak Danu sang guru olahraga yang lumayan killer. Spontan seluruh siswa kelas XI IPA-3 segera berbaris di lapangan termasuk Clara.

Clara yang sudah pasrah, karena dirinya akan kena hukuman lagi, hanya tertunduk di barisan bagian paling belakang. Siapa tau, Pak Danu tidak melihatnya. Namun kenyatannya, tetap saja pakaian seragam yang ia kenakan terlihat mencolok dimata pak Danu.

"Hei ... Kamu yang baris paling belakang, kenapa tidak memakai pakaian olahraga?" Tanya pak Danu pada Clara. Karena pada siapa lagi kalo bukan Clara, jelas jelas ... cuma dia seorang yang memakai seragam.

"Ketinggalan pak!" Jawab Clara yang sudah sepenuhnya pasrah.

"Yasudah ... Sebagai hukuman kamu harus lari 5 keliling lapangan upacara!" Perintah pak Danu sedikit meninggikan suaranya, namun sangat terdengar menyeramkan di telinga Clara.

Tanpa menjawab perkataan pak Danu, Clara pun langsung berlari menuju lapangan upacara.

Di pagi hari yang menjelang siang ini, cuaca lumayan sudah mulai panas, Clara yang masih berlari mengelilingi lapangan sudah mulai kelelahan. Perlahan ia memperlambat langkahnya.

(2 Keliling lagi) batinnya.

Entah kenapa, ia merasa ada yang sedang memperhatikan dirinya. Lalu Clara melihat ke sekitar, dan benar saja. Tersangka yang sedang dikejarnya tadi, yaitu Gavino Pratama ... sedang memperhatikan dirinya yang sedang kelelahan.

Emosi Clara pun mulai meninggi lagi. Saat Clara melihat kearah Gavin, Gavin pun tersenyum padanya.

"Se-ma-ngat!" Terlihat dari gerakan bibir Gavin yang menyemangati atau sedang mengejek pada Clara.

(Dasar gak waras, pokonya gue harus balas dendam sama dia atas kejadian sial yang menimpa gue hari ini) batin Clara.

Setelah Clara akan menyelesaikan hukumannya di putaran terakhir, tiba-tiba Bruggg!!! Clara terjatuh, kakinya tersandung batu.

"Awwwhh ...," Rintihnya.

Karena teman teman yang lainnya sedang mengikuti pelajaran olahraga di lapangan basket. Jadi, tak satu pun dari mereka yang melihat Clara terjatuh. Lalu, siapa menyangka uluran tangan pun berada di depan Clara.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang