Kriiiinng....kriiiinnng...
"Yeyy...akhirnya pulang juga" ucap Mela dengan penuh semangat membereskan bukunya yang berserakan di atas meja.
"Seneng amat bu". Sindir Syeira dengan menekan kata 'bu' di akhir kalimatnya.
"Pastinya lah...capek gue pengen cepet pulang"
"......yuk buruan" sambungnya sembari mengangkat tas yang beratnya sama dengan karung beras. Oke itu sangat lebay...
"Yuklah...gak sabaran amat" gumam Syeira yang kini sedang asyik berjalan sambil mengaitkan lengannya pada Mela. Mey dan Shasha sudah pulang duluan.
"Lo pulang bareng siapa,Ra?" Mela menghentikan langkahnya dan menatap sahabat barunya itu.
"Sama abang gue deh kayaknya" ucapnya dengan ragu. Karena sebenarnya ia juga gak tau pulang bareng siapa.
"Mau bareng gak?" Ajak Mela, karena ia juga ingin tau rumah sahabat barunya itu.
'Duh...Gimana nih bisa-bisa ketahuan nanti kalo pulang bareng'. Fyi, sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan identitas aslinya bahwa ia adalah putri dari seorang pemilik sekolah ini. Karena ia tak ingin temannya memperlakukannya secara spesial. Dia benci itu.
"Ga usah Mela, makasih. Duluan aja gpp" Syeira tetap tidak ingin menerima ajakan dari sahabat barunya itu.
"Yaudah kalau tidak mau gpp... lo hati-hati ya" Ucapnya seraya mengelus pelan lengan Syeira. Hanya anggukan yang diberikan Syeira sebagai tanda setuju dan melambaikan tangannya.
"Taksi mana ya" Syeira menengok ke kanan dan kiri setelah mobil yang dikendarai Mela melesat pergi dari halaman sekolah.
"Ini semua gara-gara bang Satria" Syeira menendang semua benda yang ada disekitar kakinya dengan asal, guna melampiaskan kekesalan pada abangnya yang mendadak gak bisa jemput pulang.
Flashback on......
"Bang buruan udah pulang nih" dengan tak sabar Syeira nyerocos tanpa jeda sedikitpun.
"Aduhh dek, sorry abang lupa ngasih kabar kalo abang hari ini ada acara seminar di kampus"
"Terus gue pulang sama siapa dong?"
"Naik taksi kek apa gitu dek. udah dulu ya dek, abang sibuk banget soalnya"
"Tapi bang.......(tuuuut....ttuut..)"
'Awas aja ntar kalo udah sampe rumah' ucapnya dalam hati karena kesal dengan ulah abangnya itu.Alvaro pov~
"Yok lah cabut...udah sepi, gue udah ngantuk pengen cepet pulang". Fyi, gue dan ketiga curut gue pulangnya emang selalu paling akhir. Karena ya biasalah nongki** dulu di rooftop sekolah. Serasa rumah kedua yakan.
"Yok lah". Kami berempat mulai turun dari rooftop.
"Kalian duluan aja, gue ada yang ketinggalan di kelas". gue berhenti sambil memutar arah menuju kelas.
"Duluan ye" mereka melambaikan tangan ke arah gue. Guepun hanya mengedipkan sebelah mata dan mengayunkan tangan kanan seolah sedang mengusir seekor ayam.
"Bingsit kau" gue denger teriakan Dhika yang tak terima diperlakukan layaknya hewan.
"Bodo amat lah, Gas" teriakan gue gak kalah nyaring sambil berlari menjauh dari trio curut itu.
'Ternyata serem juga ya kalo sepi gini' lama-lama gue merinding jika terus berada disini. Gue pun memutuskan untuk mempercepat langkah menuju arah parkiran.
"Wooyyy....sapa nih yang lempar kaleng? Sakit tau". Gue kaget, karena tiba-tiba ada sebuah kaleng yang mendarat tepat dikening. Sumpah demi apapun sekarang gue takut, gue lihat kanan kiri__sepi. 'Jangan** setan kali ya'.
"Ehhh....Al, maaf gue gak sengaja". Gue gak tau siapa dia karena dia menunduk dan rambut pirangnya menutupi hampir seluruh wajahnya, karena memang rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai bebas. 'Serius itu serem banget. Gue gk boong'. Gue akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Lo siapa?". barulah gue tau setelah dia menatap gue. Ternyata Syeira.
"Ini gue, gembel". Dengan malas dia menatap gue.
"Ahh....lo ternyata. Kok blm pulang?". Gue heran kenapa dia berdiri sendirian disini, sedangkan sekolah ini sudah sangat sepi. Bisa dikatakan serem juga sih.
"Nunggu angkot lewat, tapi daritadi gak ada". Bisa dilihat dari mukanya dia begitu kelelahan. Gue bingung mesti ngapain 'iya kali gue bonceng, merah kan spesial hanya buat orang spesial doang. Masa dia gue bonceng sih. Ogah'.
"Mau gue pesenin ojol gak?". Gue gak rela jika merah buat bonceng cewe yang baru gue kenal tadipagi. Merah itu sebutan motor kesayangan gue karena warnanya memang merah. Dan gue suka itu.
"Tapi uang gue habis Al, gimana dong?". Nih cewek satu ngeselin banget sih. Udah bagus gue tolongin masa mau minta dibayarin juga, ah elah ribet amat.
"Yaudah gue bayarin". Dengan terpaksa gue menuruti keinginan dia. Daripada gue bonceng pake merah. Gue gak rela. Tapi kok ada yang aneh ya, gue lihat dia banyak mengeluarkan keringat padahal dia tidak sedang dibawah terik matahari langsung. Muka dia pucat, mungkin dia sakit.
"Ra, lo gpp?" Gue khawatir dengan kondisinya saat ini.
"Gue gpp kok Al, cuma kecapekan aja deh kayaknya" ucapnya dengan tak henti mengusap kening yang penuh dengan keringat itu.
"Gue anter lo pulang". Gue gak tega liat wajah pucatnya, entah kenapa gue kok khawatir dengan kondisinya saat ini.
"Nih pakai". Gue memberikan jaket kesayangan gue karena dia lebih membutuhkan.
"Gak usah Al, makasih". Tolaknya sembari mengusap keningnya.
"Gue pakein apa lo pake sendiri". Gue udah gak tahan liat dia yang keras kepala. Dengan cepat gue pasangkan jaket itu padanya. Tidak ada penolakan sedikitpun, mungkin dia sangat malas untuk melawan.
"Ngapain pake nanya coba, dasar ogeb" gumamnya yang hampir seperti bisikan.
" Gue denger, Syeira". Gue heran banget sama nih cewek daritadi selalu bikin gue jadi sebel. Dengan tak sabar gue mengangkat badannya naik ke jok motor kesayangan gue.
"Pegangan Ra". Gue mengendarai merah hanya dengan kecepatan sedang, karena gue kasian liat Syeira yang sedari tadi hanya diam dan menjatuhkan kepalanya untuk bersandar dibahu gue.
"Ra, rumah lo sebelah mana?" Tanya gue ditengah perjalanan karena bingung mencari rumahnya.
"Udah sampe mana Al?". Jawabnya dengan nada lemas dan begitu serak. Sepertinya dia hanya memejamkan matanya sedari tadi.
"Sampe jalan Garuda".
"Lurus aja Al, rumah gue jalan Merpati no. 22". Jawabnya masih dengan suara serak.
"Oke" hening untuk seterusnya.Ccciiiiiiiiittttttt......
Babang tampan (Dhika pict......)
==============/\=============
KAMU SEDANG MEMBACA
°ALVA~SYEIRA°
Teen Fiction"Meskipun banyak cewek diluar sana yg cantik tapi masih cantikan bundaku dong". Alvaro "Jadi aku gak cantik gitu maksud kamu?". Syeira "Kamu juga cantik kok dimata aku". (yaelah gitu aja mau ngambek dasar cewek,untung sayang) Alvaro. "Gitu dong :)"...