Sandra

13 1 0
                                    

🌈🌈🌈

Hari Minggu yang cerah. Sangat cerah malahan. Meskipun begitu, pancaran sinar matahari yang telah menembus tirai jendela kamar Shyrel tak kunjung membuat mata cewek itu terbuka.

Diluar, abangnya Sino masih berusaha membuka pintu kamar bercat putih dengan gradasi pelangi itu. Dia ditugaskan oleh sang ayah untuk membangunkan puteri kesayangan dalam keluarga ini. Bukan tanpa sebab, Shyrel merupakan yang paling kecil di rumah ini. Dan Samuel selalu mengklaim bahwa Shyrel merupakan perempuan tercantik di antara seluruh keluarga besar nya. Dan itu memang benar.

"Oy! Bangun kek anjir! Kebo banget sih ah!" Teriak Sino dari luar dan masih berusaha membuka pintu kamar Shyrel.

Percaya lah, Sino tidak akan sengebet ini membangunkan adiknya di waktu libur seperti ini jika saja kedua orang tuanya tak berada dirumah. Biasanya, jam segini Sino sudah berada di rumah temannya untuk ngumpul bareng atau sekedar mengerjakan tugas kuliah bersama-sama.

Namun hari ini, Samuel dan Rya ada dirumah. Dan sialnya, dia ditugaskan untuk membangun kan Shyrel dengan ancaman dari Samuel, "jangan harap kamu boleh keluar sebelum Shyrel bangun." Lebih sialnya lagi, Shyrel ini sangat susah untuk dibangunkan.

"Dek! Please bangun! Entar abang telat nih buat ngumpul!" Rasa-rasanya Sino akan putus asa, sampai ada jawaban dari sang empunya kamar.

"Rese banget sih!!" Teriakan dari dalam kamar tanpa sadar membuat Sino tersenyum lega. Akhirnya, perjuangannya selama hampir setengah jam berbuah hasil.

"Keluar dek! Sarapan ayo! Ditunggu sama Papi dan mami dibawah!" Setelah mengucapkan itu, Sino bergegas ke bawah untuk melapor hasil kerja nya pada Samuel.

Shyrel duduk di atas kasurnya sambil mengumpulkan nyawanya. Melihat ke arloji yang digantung di atas pintu kamar mandinya, Shyrel sedikit kaget. Sudah hampir jam 9 dan dia baru bangun? Anak perawan macam apa dia ini? Mungkin koleksi drama Korea didalam laptopnya bisa menjelaskan, mengapa dia bisa bangun seterlambat ini.

Dia kemudian pergi untuk mencuci muka dan menggosok giginya terlebih dahulu, lalu keluar menuju meja makan. Perut nya juga sudah lumayan lapar. Semalam, dia tidak sempat makan karena sibuk mendownload drama terbaru dan langsung menontonnya.

"Shyrel sayang? Ko baru bangun sih? Anak perawan ga baik bangun jam segini loh." Rya --maminya-- yang pertama kali menyadari kedatanganya langsung bangun dan menyiapkan sarapan untuk anaknya.

"Iya mih. Semalam begadang soalnya." Shyrel kemudian duduk di depan maminya lalu menerima piring berisi nasi goreng sosis kesukaannya.

Shyrel langsung menyantap makanannya setelah berdoa. Dia makan dengan lahap sambil memerhatikan sekeliling. Rasanya, rumah ini agak sepi. Ada yang kurang sepertinya. Tapi.. apa? Ohh yaa Abangnya. Dimana Sino? Perasaan tadi Sino yang membangunkan Shyrel, tapi dimana dia sekarang?

Daripada penasaran, Shyrel pun bersuara. "Bang Sino kemana pih?" Memutuskan bertanya pada sang ayah yang sedang membaca sesuatu di tap besar berlogo apel digigit.

Samuel yang mendengar suara putri nya pun menoleh kemudian menjawab "Sedang keluar dengan temannya."

"Temen? Temen abang kesini?" Lagi, tanya Shyrel.

"Iya sayang. Perempuan loh.." Itu maminya. Rya menjawab dengan senyum geli memberi tanda pada Shyrel.

Shyrel yang mengerti hal tersebut, sontak kaget kemudian dengan heboh dia kembali bertanya "Serius mih? Jangan-jangan itu cemceman abang lagi?"

My Choice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang