6

6K 861 155
                                    

Aku berlari hingga kakiku panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berlari hingga kakiku panas. Lututku seperti mau lepas. Kuharap lututku tidak lepas dulu. Aku masih jauh sekali dari terminal bus atau stasiun kereta. Mrs. McKinley bilang jangan berhenti. Aku harus pergi ke rumah Dave. Harus. Cuma Dave yang bisa menolongku saat ini.

Mobil polisi datang dari arah depan. Apa aku boleh berhenti? Apa polisi itu orang baik? Apa yang harus kulakukan? 

Sirine mobil polisi itu sekarang berbunyi dan lampunya berputar. Biasanya aku suka mendengar suara mobil polisi. Cahaya sirine membentuk warna biru dan merah yang mengagumkan pada malam hari. Kali ini aku tidak tahu harus suka atau tidak. Aku tidak bisa membuat keputusan. Aku ingin berhenti, tapi tidak boleh. Kata Mrs. McKinley aku harus mencari tempat bersembunyi terminal. Aku harus pergi sejauh mungkin dari kota ini. Tapi, ke mana?

"Hei! Nak, Berhenti! Hei! BERHENTI! BERHENTI!" Suara polisi itu menakutkan. Aku tidak boleh menurut. Aku harus tetap berlari.

Sesuatu menabrakku dari belakang. Aku terjatuh, berguling di aspal dingin. Seseorang memelukku. Pelukannya keras. Tangannya di sekeliling tubuhku. Aromanya mirip kopi, gula dan keringat. Kami berguling di jalan. Aku menendanginya, mencoba menyingkirkannya dari tubuhku. Tidak boleh begini. Mrs. McKinley bilang tidak boleh lagi ada yang menyentuhku. Tidak boleh ada yang memelukku tanpa persetujuanku.

"Nak! Nak! Tenang! Aku polisi. Nak!"

"Ada apa dengannya?" tanya seorang lagi. Dia membawa senter besar menerangi wajahku. Silau. Aku tidak bisa melihat apa-apa.

"Perempuan. Ini anak perempuan. Dia memakai jaket orang dewasa," kata yang membawa senter. Dia terus menyorotkan senter ke mataku, membuatku buta. "Tenang, Nak. Ada apa denganmu?"

Yang memelukku merenggangkan pelukannya. Kugunakan kesempatan ini untuk menendang dan menyakitinya. Aku yakin dengan begini dia akan melepaskanku. Kakiku mengenai sesuatu. Polisi itu menjerit. Tangannya lepas dariku. Aku berguling beberapa kali, lalu berdiri. temannya menangkapku. Aku meronta. Aku menjerit dan memohon untuk dilepaskan. Dia tidak melepaskanku. 

"Kamu memecahkan bolanya, Nak," kata polisi yang menangkapku. "Seharusnya kamu mengasihani istrinya." Dia terkekeh. Polisi yang satu lagi meneriakkan umpatan. Dia pasti bukan orang baik. Orang baik tidak mengumpat.

"Bawa dia," kata yang kutendang tadi dengan suara serak. "Kita harus tahu kenapa dia sampai berlari tengah malam begini."

Polisi yang memegangiku ini rupanya bertubuh besar. dia mengangkatku dengan mudah. Aku tidak bisa berontak di pelukannya. Lengannya besar seperti Dave. Gerakan menendangku tidak membuatnya terganggu. Dia berhasil memasukkanku ke dalam mobil polisi yang bau dengan mudah.

"Inilah kenapa kamu berpasangan denganku, Matt. Syukurilah!" Dia terkekeh saat masuk mobil. polisi yang satu lagi terpincang-pincang masuk ke mobil juga. Aku terkurung di sini. Mobil ini seperti benteng. Aku sudah menendang semuanya, tapi tidak ada yang rusak. Mereka masih bisa masuk ke dalam mobil dan menyenteriku dengan tenang.

Black Tailored Coat (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang