13

1.9K 198 15
                                    

Please, i need you vote up to 60!!
(catatan : Tulisan bercetak miring Flashback)



"Masih tetap menjadi anak dari wanita perusak rumah tangga orang"

Bugh...

.

.

.

Seoul, 06 April 2010.

Semua akan baik-baik saja, Ibarat mantra. Tapi bisakah kita mempercayai hal itu? Ketika cobaan dan halangan seperti tak putus mendatangi kita? Ketika kita kehilangan seseorang yang kita sayangi? Ketika kita kehilangan pekerjaan? Ketika semua usaha nampak bagai sia-sia karena tak mendulang hasil yang seperti kita inginkan? Ketika kita merasa kehilangan segalanya?

Penyesalan, dan semua tidak baik-baik saja. Ya, itulah yang Baekhyun rasakan saat ini. Ia terus saja memikirkan wajah Chanyeol, memikirkan ekspresi terluka di mata besar pria itu waktu ia menolaknya. Ya, ialah yang melakukan semua itu, dan saat ini ia melihat sosok yang berbeda pada diri pria jangkung tersebut.

Tatapan mata dingin itu, ia belum pernah sekalipun melihat hal tersebut di mata pria bermarga Park tersebut. Ekspresi wajah datar itu, sama sekali belum pernah muncul di wajah yang selalu terlihat menyebalkan saat tersenyum menurutnya, dan suasana kantin yang selalu ramai. siang itu seketika menjadi hening, dan seluruh pasang mata langsung tertuju pada satu meja disudut ruangan yang sudah tidak berbentuk yang di tempati oleh dua orang siswa terkenal di sekolah. Woo Jiho, pewaris tunggal Woo Grup dan Park Chanyeol, murid pindahan dari luar negeri yang berasal dari keluarga Park. Pemilik Park Enterprises.

.

.

.

"Akh!!! Bisakah kau pelan-pelan sedikit, eoh?!" Pekik Chanyeol dengan keras sukses membuat dirinya, dan seorang pria bermata sipit yang duduk disampingnya membuat beberapa orang yang melintas menoleh kearah kearah mereka duduk saat ini. Meja kecil dengan dua buah kursi yang didepan sebuah minimarket kecil.

"Diam!" Perintah pria bermata sipit didepannya yang saat ini memegang dagunya cukup kuat saat ia kembali berusaha menghindar saat merasakan perih di bibirnya saat bersentuhan dengan kapas putih yang si mata sipit itu pegang.

"Kau seharusnya bersyukur! Aku masih mau menolongmu lagi" lanjut pria didepannya mencibir kesal, tetapi tangan pria itu masih bergerak menyusuri kulit wajahnya, dan jangan lupakan tatapan serius bercampur khawatir itu.

"Baekhyun" panggilnya mengalihkan perhatian pria didepannya, dan dia dapat merasakan hal itu lagi. Jantungnya, jantungnya berdetak berkali-kali lebih kencang setiap kali tatapan mereka. Bagaimana saat mata bulat besarnya tidak bisa berpaling sedikitpun dari mata sipit yang berubah warna menjadi coklat gelap saat terkena cahaya, dan senyum kecilnya muncul saat melihat kegugupan pria yang lebih pendek darinya.

"Mianhae" ujar Chanyeol tiba-tiba dengan lirih.

"Untuk?" Kerutan kecil terlihat di dahi pria bernama Baekhyun itu yang tidak mengerti kenapa pria tinggi didepannya, Park Chanyeol tiba-tiba saja meminta maaf.

"Kau jadi terlibat masalahku dengan Zico." Hening. Tidak ada reaksi apapun yang Baekhyun berikan. Lelaki bermata sipit itu justru beralih membereskan sampah-sampah diatas meja yang mereka tempati.

Grep...

"Baekhyun,kau mau kemana?" Tanya Chanyeol cepat meraih tangan pria yang lebih pendek dari saat hendak melangkah.

I Need You (Chanbaek)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang