10

9.7K 1.2K 104
                                    

"Tidak, jangan menyentuhnya lagi. Akan sia-sia kau mandi"

Namjoon langsung menarik Seokjin dan membawanya ke belakangnya. Seokjin yang sudah mandi dan ganti baju sesuai permintaan Namjoon.

"Aku tidak tahu dan tidak perduli kalian mendapatkan anak itu darimana, yang penting jauhkan dariku" lanjutnya.

Seokjin hanya memutar bola matanya malas. Sempat terbahak saat melihat foto yang diabadikan sang mertua ketika ia mandi tadi. Foto dimana seorang ayah dengan konyolnya menutup hidung, berdiri dengan wajah sangarnya di atas sofa, bersama anaknya yang tertawa-tawa di bawahnya. Sungguh. Jika bisa, Seokjin ingin melihatnya secara langsung tadi.

"Dia adikmu, Namjoon" cuit si Nyonya rumah.

"Dan Eomma pikir aku akan percaya begitu saja? Tapi sekali lagi, aku juga tidak ingin tahu asal usul dan kenapa ia bisa berada disini. Yang penting-"

"Ahahaha"

"Sepertinya Jimin menyukaimu"

"Jinseok!"

Padahal baru juga Seokjin ditarik ke belakang tubuh besarnya, kini si manis itu dengan patuhnya diseret ke depan oleh sosok yang lebih besar darinya.

"Aku bukan tameng, Namjoon" desisnya.

"Mertuamu yang memulai duluan"

Ya, saat ini si bayi yang dihindari oleh Namjoon itu tengah disodorkan ke depan oleh sang Nyonya rumah tanpa rasa bersalahnya. Seperti tengah menggoda sang anak dengan sengaja.

"Lebih baik kita cepat pulang, Jinseok"

"Kau yang mengulurku dan menyuruhku mandi dulu tadi"

"Yang penting kita pulang sekarang"

Seokjin hanya kembali pasrah saat tubuhnya kembali ditarik paksa untuk keluar dari rumah besar itu.

Brak~

Bahkan tanpa pamit dan langsung menutup keras pintu besar yang untungnya sangat kuat.

"Mimi!"

Terlalu cepat hingga si kecil terlambat bereaksi dan baru sadar jika sosok yang ia tertawakan telah membawa kabur Ibunya.

"Papihmu memang tidak jelas" sahut Nyonya Kim seraya membawa bayi itu ke dapur.

Sangat mudah membuat bayi itu melupakan Ibunya. Memberinya susu atau makanan. Seperti tengah menyogoknya.

-*123*-

"Aku membelikanmu pancake yang biasanya"

"Aku sedang tidak ingin pancake, Namjoon"

Seokjin kini meringkuk di sofa ruang tengah. Saat tiba di apartemen, ia langsung mengambil selimut dan bonekanya, membawa ke ruang tengah dan membuat tempat ternyaman untuknya.

"Ya sudah, aku yang makan"

Seokjin memejamkan kedua matanya, meredam emosinya yang tiba-tiba naik dan membuat kepalanya berdenyut. Pasti pusing di kepalanya karena lelah menghadapi sang suami yang tidak peka dan menyusahkannya ini.

"Namjoon! Kenapa kau meninggalkanku dan makan sendiri?!"

Sungguh. Bukankah tadi Namjoon menyuruhnya pulang karena pria itu akan menemaninya di apartemen? Kenapa sekarang ia justru enak-enakan makan di ruang makan?!

Dengan tampang tanpa dosanya, pria itu kembali. Kini lengkap dengan sepiring pancake menggiurkannya.

Meletakkannya di meja depan Seokjin, duduk di lantai dan mulai menikmati kudapannya.

My Baby [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang