Happy reading, jangan lupa tekan bintang dipojok kiri, hehe.
BAGIAN DUA - MALU MALUIN [Keping Memori]
---
Gawat!
Jam tujuh kurang lima belas menit tandanya gerbang sekolah akan segera ditutup.
Dengan kecepatan flash dia melompat dari kasur dan mandi kucing lalu memakai seragamnya yang terlihat kusut karena buru-buru memakainya.
Tak ada yang menyambutnya untuk mengucapkan selamat tinggal setiap hari ia berangkat sekolah. Mungkin Ayah, namun pria itu sudah berangkat bekerja sejak subuh tadi. Ibu, dia pasti mengantarkan anak kesayangannya ke sekolah.
Gisha menghembuskan napas perlahan, Erlan sudah berangkat otomatis dia pun harus naik angkot, Gisha terus merecoki abang supirnya supaya segera berangkat.
Setelah melewati berbagai rintangan seperti kejedot pintu angkot, menabrak beberapa anak di koridor sampai kepeleset kain pel Mang Ujang--cleaning service sekolahnya. Akhirnya Gisha tiba di pintu kelas XII IPA 3.
Semua mata langsung tertuju padanya, karena napas Gisha yang ngos-ngosan terdengar seperti suara ASMR, juga penampilan cewek itu yang sangat berantakan.
"Habis dikejar hantu, Gi?"
"Gisha abis marathon dari bunderan HI kayaknya.''
"Bu Inggrit nggak masuk kok hari ini, anaknya sakit."
Celetukan itu berasal dari teman temannya yang masih kaget karena melihat Gisha yang sudah seperti bertemu setan sepagi ini. Namun kalimat terakhir yang ia dengar membuatnya tercengang hebat.
Dia dua kali panik karena hari ini ada ulangan Kimia dari guru killer itu.
"Gila! Gue lari-lari kayak orang gila dari turun angkot tadi, gue pikir Bu Inggrit dah masuk." Gisha berdecak sebal sembari menaruh tasnya di samping kursi Erlan.
"Lo kan emang gila." kata Aneu--bendahara kelasnya.
''Sial." Gisha memutar bola matanya. "Btw mana Erlan?" dia menunjuk tas cowok itu.
Aneu balas menunjuk pintu luar dengan dagunya. ''Tuh belahan jiwa lo ada di koridor."
Gisha nyengir dan segera melenggang keluar kelasnya, rasa haus masih menggerogotinya karena habis lari dadakan tadi.
Cewek itu menemukan Erlan yang sedang duduk, bersama 3 makhluk lainnya yang membuat Gisha kesel sendiri, salah satunya si planet ngeselin.
Gisha langsung menghampiri mereka dan mengambil botol mineral yang isinya tinggal setengah, botol itu ada disamping Erlan, pasti minuman ini punya dia.
Gisha meneguknya sampai habis tak tersisa. "Minta." katanya setelah menaruh botol itu di tempat semula.
"Buset, udah abis baru bilang minta." celetuk Matthew.
Gisha memandangnya acuh dan menaikan bahu. "Terserah gue lah, Slamet!"
Cowok ber-tahi lalat dibawah bibir itu mengerucutkan bibirnya bak bebek cemberut. "Nama gue Matthew! Enak aja nama bagus-bagus dipanggil Slamet!" protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah
RandomTiba-tiba saja ia teringat pada gadis itu. Gadis biasa dengan segala hal luar biasa dalam dirinya. Kejadian Selasa sore berputar kembali di kepalanya. Dimana gadis itu menggerutu, mencebikkan bibir, memeluk erat-erat tubuh mungilnya. Mengapa dia me...