4. OBSESSION

535 79 50
                                    

Taxi itu berhenti di depan gedung Apartement sesuai dengan alamat yang tertera di kertas yang pria tadi beri. Seorang pria yang terlihat tua itu keluar dari mobil dengan raut kebingungan. Dia berjalan ke pintu belakang mobilnya guna melihat gadis yang masih terlelap itu.

"Astaga! Ini sangat merepotkan," dengusnya pelan.

Pria itu melihat sekitar, siapa tau ada orang yang mengenal gadis ini dan membantunya membawa ke Apartement milik gadis itu seperti yang di katakan pria asing yang memberinya banyak uang.

Suara ponsel berdering, si supir segera mengecek ponselnya tapi tak ada yang menghubunginya dan dering ponsel itu masih berbunyi.

Dia melongok masuk ke dalam mobilnya setelah tau jika ponsel itu milih sang gadis yang masih belum menampakan kesadarannya.

"Maafkan saya, siapa tau ini bisa membantu," ucap nya pelan saat mengambil ponsel gadis itu dari tas yang berada di sisi tubuh gadis itu.

"Shiren! Lo dimana sih? Gue dah di depan tapi tetep di kunci. Lo ada di dalem apa nggak sih?"

Suara perempuan menyambut Pak supir itu setelah menekan tombol hijau.

"Maaf neng, bisa turun ke bawah saya bersama neng Shiren," ujar supir itu.

Nada sambungan terputus sepihak, rupanya Joy si pelakunya. Selang beberapa menit terlihat Joy menghampiri Pak supir yang bername tag Agung itu dengan khawatir.

"Astaga, kok bisa gini sih?" Joy tak habis pikir saat telponnya di angkat oleh bapak-bapak lalu menyuruhnya untuk ke bawah. Padahal niatnya disini untuk menginap di Apartement Shiren tapi siapa sangka hal di luar dugaan terjadi.

Dan tak lama dari itu ia melihat Shiren yang pingsan di jok belakang mobil.

"Saya dapet amanat buat anterin neng Shiren, tapi saya bingung gimana bawainnya."

Joy menatap Pak Agung heran, amanat? Amanat apa?

"Maksudnya?"

"Gak tau atuh, tadi ada cowok yang ganteng banget nyuruh bawain si neng ke alamat ini," ujar Pak Agung dengan logak sundanya yang kental seraya menampilkan secarik kertas yang membawanya ke tempat ini.

Joy mengangguk mengerti, meski dalam benaknya bertanya-tanya penyebab dari semua ini karena dia hanya mendengar sepenggel cerita saja. Joy harus menuntut Shiren agar menceritakan semuanya. Pikirnya.

"Emm Pak, bantu saya ya angkat dia ke atas hehe."

♡♡♡♡

Di sebuah kamar yang bernuansa ungu dengan gaya nya yang khas mencerminkan orang yang teliti dan bersih. Segala perabotan di kamar ini tertata rapih, bahkan wangi parfume si pemilik begitu memanjakan indra siapapun yang masuk ke kamarnya.

Di atas kasur, terdapat seorang gadis yang tertidur nyenyak. Tak lama kemudian gadis itu membuka matanya saat dirasa sinar matahari menyorot tepat pada tubuhnya membuat ia terbangun dari mimpi indahnya.

Shiren melenguh pelan dia menghalau sinar matahari itu dengan tangannya seraya meringis saat merasakan kepalanya yang pening dan terasa sakit, bahkan badannya terasa pegal-pegal dan linu. Dia ingat betul saat semalam tubuhnya menghantam kerasnya jalanan, dan Shiren baru tau jika akan sesakit ini.

Ia mengedarkan kedua matanya yang sayu, dengan ingatan yang tertuju saat malam tadi.

Shiren terduduk kaget begitu menyadari suatu hal.

"Astaga!" pekiknya pelan dengan membekap mulutnya sendiri.

"Apa Pak Arsen yang anterin gue ya? Terus dia juga yang ganti baju gue?!" Shiren bermonolog sendiri dengan tampang konyolnya ia menepuk-nepuk pipinya yang tiba-tiba terasa panas akibat pikirannya barusan.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang