Chari-Tea

3.1K 284 35
                                    

Waktu itu Senin malam, mereka sedang makan di kedai mie dekat kampus. Beam berkali melirik wajah pacarnya. Forth sudah hapal yang begini...

"Kenapa?"

Beam menaruh garpu di atas mangkuk "Sabtu ini gue ada reuni sekalian Baksos... Reuni SMA."

Forth agak heran, jarang Beam ijin hanya untuk hal begini "Bareng Pha, Kit?"

Beam menggeleng "Gue lulusan nggak sekelas mereka..."

"Terus?"

"Kenal Boston? Anak hukum?"

Forth mengangguk "Oh dia, iya. Dulu jadi Moons dari fakultas Hukum kan."

"Sama... Kao juga." Pelan ucapan Beam. Ia tahu pacarnya 'kurang suka' dengan temannya itu.

Buktinya, Forth butuh waktu untuk mengkondisikan raut kecewa di wajah. "Okay..."

"Nggak apa-apa kan?"

Inginnya, Forth menjawab 'Nggak apa-apa ' diikuti dengan segudang 'asal...'

Tapi melihat wajah Beam di depannya dan pemikiran bahwa Beam sudah mempertimbangkan untuk meminta ijin ikut acara ini, Forth hanya bisa menjawab "Nggak apa-apa lah..."

Beam minta ijin pun, sudah bisa dianggap kemajuan besar.
.
.
.

Beam minta ijin pun, sudah bisa dianggap kemajuan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu malam ketika mereka baru masuk condo...

Forth melihat Beam tidak langsung menaruh tas, masih berkutat dengan ponsel. Calon dokter itu sibuk membalas pesan di ponsel, Forth mendadak kesal. Ya jelas, pesannya dari Kao.

"Aku ikut boleh nggak sih?" Forth berdiri di depan Beam.

Beam akhirnya mendongak "Serius? Bukannya ada Technical visit gitu?"

Forth menghela napas, Beam benar. Sabtu ini ia juga ada Technical visit dan sama sekali tidak bisa ditinggal, apalagi untuk sekedar memenangkan ego.

"Kalo nggak ada?" Forth bertanya balik.

Beam berkedip "Serius nggak ada?"

Forth tidak menjawab.

"Ya tetep nggak boleh sih..." ucap Beam kemudian. Ia menaruh tas di sofa, lalu duduk "Katanya kemaren nggak masalah..."

Forth bergedik "Ya... nggak masalah. Cuma pengin ikut aja." Ia menyusul Beam duduk di sofa.

Beam berdecak "Bilang aja jeles..."

Forth merangkul bahu pacarnya "Terus kalo aku jeles, obatnya apa?"

Beam malah menjadikan lengan kekar pacarnya sebagai sandaran "Jumat malem gue nginep tempat lu, deh..."

Satu kecupan di pipi Beam "Janji?"

"Iyaaa..."

.
.
.

Bazaar || ForthbeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang