Reva meringis, dan menggaruk tengkuknya sendiri.
Nindy membulatkan matanya terkejut. Ia menelan ludah, menatap Reva khawatir. Bingung apa yang harus dilakukan.
"Rev?" panggil Lintang.
"Apa?" balas Reva.
"Ngapain ngintip-ngintip?"
"Hehe," Reva tertawa garing, "Maaf."
Lintang melambaikan tangannya, memerintah Reva untuk duduk di sebelahnya. Reva pun berjalan mendekat dan duduk di sebelah Nindy.
"Lo nguping darimana?" tanya Lintang.
"Dari awal."
Lintang menggeleng-gelengkan kepalanya. Reva hanya bisa nyengir.
Nindy menggigit bibirnya, bingung apa yang harus ia lakukan. Ekpresi Reva sungguh tak bisa dibaca. Ia tidak tahu apakah gadis ini memang biasa-biasa saja atau hanya pura-pura.
"Emangnyaㅡ"
"Maaf," potong Nindy. Ia menatap Reva lekat-lekat.
Reva hanya terdiam, menatap balik Nindy.
"Untuk apa?" tanya Reva sembari menaikkan satu alisnya, bingung.
"Kamu kan udah denger semuanya tadi."
Reva kemudian beralih menatap Lintang, dan mereka berdua tertawa. Nindy menatap Reva dan Lintang bergantian.
"Ih, kok malah pada ketawa?"
"Justru karena aku denger semuanya, aku jadi paham sekarang. Selama ini cuma bisa denger cerita dari temen-temennya Kak Lintang, belum pernah denger langsung karena dia enggak mau cerita.
"Tenang, Nin. Aku enggak bisa benci sama kamu. Kita udah sahabatan empat tahun. Kamu udah kayak keluarga kedua aku selama di Malang. Aku nguping cuma biar tahu aja, cerita sebenernya kayak gimana," ujar Reva panjang lebar.
Nindy menatap Reva lagi, mukanya berubah sedih.
"Jangan nangis!!!"
"Ye, siapa yang mau nangis?" balas Nindy, ekspresinya berubah.
Reva tertawa kecil. Nindy menatap Reva, lagi-lagi air mukanya berubah sedih, "Tapi seriusan, Rev. Kamu pasti ada rasa kesel sama aku, jadi aku mau minta maaf."
Reva pura-pura berpikir, ia meletakkan jari telunjuk di dagu, "Yaah, dulu banget, waktu aku belum tahu kalau ceweknya itu kamu, aku emang kesel. Pas tahu kalau ternyata kamu mantannya Kak Lintang, aku susah buat kesel karena itu kamu, Nin. Temen aku."
"Jadi terharu," celetuk Lintang.
"Apaan, sih," ucap Reva malas, "Gara-gara lo nih, Kak."
"Lah? Kok gue?" tanya Lintang tak terima, "Siapa suruh kalian temenan?"
"Kalo kita enggak temenan, kalian enggak bakal ketemu lagi! Lo harusnya berterimakasih sama gue."
"Iya, adikku sayang," ujar Lintang.
"Idih," Reva berkata jijik.
"Rev," panggil Nindy.
"Apalagi?" balas Reva.
"Maafin aku, ya."
Reva mendengus malas, "Kenapa anak ini minta maaf terus sih, Kak?"
Lintang mengangkat kedua bahunya.
"Bilang iya dulu, baru aku berhenti."
"Iya, iya. Aku maafin kamu, Nin," ujar Reva akhirnya, "Udah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reva & Refa [COMPLETED]
Storie d'amore"Kenapa lo manggil gue Va? Orang lain biasanya manggil gue Rev," tanya Reva. "Soalnya gue juga dipanggil Ref. Aneh aja, kayak manggil diri sendiri," jawab Refa. "Tapi kan gue pake V, lo pake F. Beda, lah." Refa menatap Reva selama lima detik, kemudi...