Entah kenapa dari pagi langit tidak pernah cerah, yang dimana biasanya terik berubah mendung karena tutupan awan, saga seperti biasa pergi tuk bekerja di salah satu kafe terkenal. Saga adalah seorang barista, dia memiliki ketertarikan yang sangat kuat terhadap kopi. Matahari mulai tenggelam "wshhhhshhhhhhwshh" angin berhembus menandakan waktu mulai malam, saga mulai bergegas pulang. Ia lupa tuk singgah tuk membeli makan malam sendiri, tanpa ia sadari dia terus berjalan tuk pulang kerumah.
"tuk..tok...tuk...tok" bunyi kaki menaiki anak tangga, saga mengintip keluar tuk melihat siapa yang datang. Tenyata, seorang pengantar pizza yang tidak lain adalah teman saga sendiri, namanya adalah veno. Kedua tinggal bersama dikarenakan mereka adalah perantau yang datang untuk bekerja di kota, veno kelihatan sangat kelelahan.. "kamu dari mana saja no?" Tanya saga kepada veno... "seharian ini aku pergi mengantar pizza lebih dari 20 titik" jawab veno. Saga pun menyuruh veno tuk istirahat lebih awal. Ketika malam sudah larut, saga teringat belum makan malam, dia pun pergi keluar tuk pergi ke minimarket tuk membeli fastfood. Dan setelah itu ia pulang dan istirahat.
Keesokan paginya, veno bangun lebih awal dan langsung pergi bekerja tuk mengantarkan pizza. Saga yang baru bangun dari tidur pun tidak langsung pergi, karena pada hari itu ia mendapat shift siang. Karena memiliki waktu kosong di pagi itu, ia sempatkan tuk pergi lari pagi di sekitar taman dekat dengan tempat tinggalnya. Namun herannya cuaca tidak pernah berubah, yang terus menerus mendung. Tetapi saga tidak menghiraukan itu. Setelah lari pagi, ia singgah sarapan di salah satu kedai dan membeli secangkir kopi. Setiap mengawali kegiatan pada hari itu ia pasti memulainya dengan segelah kopi. Sudah menjadi kebiasaan dan keterkaitan yang kuat antara saga dan kopi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 pagi, waktunya saga tuk berangkat bekerja, saga sangat menyukai profesinya sebagai barista, dia tidak pernah menyesali pekerjaannya itu. "kring...trsssss..." bunyi mesin kopi. Saga tiba di kafe tempat nya bekerja, dia mulai membuat gelas demi gelas kopi.... "shshhhhhh..." suara tuangan kopi. Waktu makan siang tiba, penggan mulai berdatangan. Saga melayani dan membuat gelas demi gelas dengan senang hati.
"treeeetttt.....tooootttttt" bunyi kelakson mobil, menandakan ramainya kota, veno mulai mengantarkan pesanan demi pesanan. Sama halnya dengan saga, veno juga sangat menikmati pekerjaannya sebagai pengantar pizza. Seluruh penjuruh kota dia tuju tuk mengantarkan pizza, dengan motor matic dan box tempat pizza. Veno sudah terkenal sebagai pengantar pizza. Dia orangnya ramah dan murah senyum.
Di sore hari mereka menyempatkan tuk pulang bersama, veno menjemput saja dengan motor matic nya. Mereka pergi mengintari indahnya kota di sore hari. Setelah itu mereka pergi ke supermarket tuk membeli belanja bulanan, karena habis gajian. Setelah itu mereka pun pulang kerumah dan beristirahat.
Keesokan harinya, saga mendapatkan libur satu hari, ia tidak mengisi hari liburnya dengan bersenang-senang, ia pergi bersama veno untuk membantunya mengantarkan pizza. Saga rela tuk menyia-nyiakan hari liburnya hanya untuk membantu dan mempermudah pekerjaan temannya veno, akhirnya mereka pun pergi tuk mengantarkan pizza, mereka membagi titik pengantaran agar mengefisienkan waktu.
Setelah setengah hari bekerja, saga memutuskan tuk beristirahat sejenak, ia singgah bersama veno di warung kopi, untuk membalas budi dari saga, veno meraktir kopi saga. Veno juga tahu kalau saga sangat menyukai kopi, setelah beristirahat mereka lanjut lagi untuk mengantarkan pizza. Namun tidak berjalan lama akhirnya pizza yang harus diantarkan itu telah habis. Waktu yang digunakan untuk mengantar pizza menjadi efisien dan singkat. Dan mereka pun bisa bersantai sambil menikmati sisa hari libur.
Disore hari, mereka pergi ke pantai untuk menikmati matahari terbenam (sunset). Disana mereka berbagi canda dan tawa sambil mengabiskan hari. Ketika malam hari mereka pun pulang kerumah, dirumah mereka tidak lansung beristirahat, mereka menyempatkan untuk memasak tuk makan malam, setelah itu beristirahat.
Dipagi hari, kegiatan menjadi normal kembali seperti biasanya. Saga pergi ke kafe tuk menjadi barista, dan veno mengantarkan pizza keseluruh penjuru kota. Namun ketika jam makan siang saga melihat pelanggan yang membuatnya tertarik, ketika gelas kopi itu diberi nama tulisan yang tertera di gelas itu "hana". Entah apa yang menjadi daya tarik, tetapi saga ketika melihatnya langsung tertarik. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama. Setelah itu, saga melanjutkan pekerjaannya sebagai barista. Lain halnya dengan veno mulai dari pagi veno mendapatkan hal yang kurang menyenangkan, pagi tadi veno kena tilang dengan polisi karena memarkir kendaraan sembarangan, lalu ia mengantar pizza di alamat yang tidak sesuai. Tetapi veno tidak mempermasalahkan itu, semua ia hadapi dengan senyuman dan kesabaran. Setelah itu veno melanjutkan pekerjaan dengan normal lagi, mengantarkan pizza ke seluruh kota.
Setelah itu, di sore hari pekerjaan mereka di hari itu sudah selesai. Mereka diperbolehkan untuk pulang, namun saga tidak langsung pulang kerumah. Dia singgah untuk mengirim paket untuk keluarganya di kampung. Sedangkan veno langsung pulang kerumah. Dirumah veno melihat bahwa rumput-rumput taman belakang sudah tinggi dan harus dipotong, ia pun memangkas rumput-rumput itu. Setelah mengirim paket, saga pun pulang kerumah. Ia melihat rumah sudah bersih dan taman belakang telah di pangkas rumputnya. Mereka pun beristrahat untuk melanjutkan hari esok.
Keesokan harinya, langit sangat cerah tidak seperti biasanya. Yang biasanya mendung menjadi cerah, saga dan veno berangkat ketempat kerjanya lebih awal. Saga pergi ke kafe tempatnya bekerja menggunakan angkutan umum. Sedangkan veno seperti biasa pergi mengunakan motor maticnya. "tretttttt.....tettttttt......tretttttt" bunyi ramainya klakson kendaraan di pagi hari. Setelah sampai di tempat kerja, mereka pun melanjutkan pekerjaan masing- masing.
Setelah mengantarkan pesanan pertama, setelah itu dia pergi mengantarkan pizza ke suatu rumah. Ternyata rumah itu dihuni oleh seorang perempuan, didalam struk tertera nama "hana" secara langsung membuat veno juga tertark padanya. Ia pun sempatkan bertanya untuk bertanya siapanya nama peremupa itu. "permisi mba.. kalo boleh tau namanya siapa?" ... "hana". Ia pun pergi dengan perasaan bahagia. Sedangkan saga masih melakukan pekerjaan seperti biasa.
Ketika jam makan siang, kafe tempat saga bekerja pun banyak kedatangan pelanggan salah satunya adalah hana, perempuan yang membuat saga tertarik. Saga pun memberanikan diri untuk bertanya nama perempuan "permisi kak... kalau boleh tahu namanya siapa? Tanya saga, "hana..mas..." jawab perempuan itu. Lalu hana pun pergi karena pesanan kopinya telah jadi. Saga sangat gembira, saga menyukai hana. Sama halnya dengan veno dia juga suka kepada orang yang sama, namun mereka belum memberitahu satu sama lain.