Part 17

4.2K 189 60
                                    

Enjoy the story...!!!

Guang an pov

Aku terbangun saat putraku menangis kencang. Aku segera menggendong dan menyusui bayiku.
Aku melihatnya.
Ya kaisar wang.
Pria tampan itu tertidur di sebuah kursi santai.
Ia terlihat sangat kelelahan.
Padahal akulah yang baru saja melahirkan bayi tapi justru ia lah yang terlihat sangat lelah.
Ia bahkan tak terganggu dengan suara tangis bayi kami.
Kadang kala keningnya berkerut.
Ia sepertinya sedang bermimpi buruk.
Dan tak lama kemudian,

"jangaan...!"
Kaisar wang langsung terbangun. Matanya terbuka lebar.
Keringat memenuhi dahinya.

"ada apa yang mulia..
Anda bermimpi buruk?"

"astaga.. Kau bangun dan menyusui bayi kita sendirian?"
Dia pandai sekali menyembunyikan segalanya dariku dengan mengalihkan perhatianku.
Aku tau ia tak ingin membebani pikiranku. Tapi lihatlah dia tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya dariku.
Terlihat sangat jelas sekali.

"katakan apa yang anda baru saja impikan, yang mulia..
Kau terlihat sangat...
Eum... Cemas dan khawatir..?"
Aku melihat salah satu alisnya tertarik ke atas.
Lalu tersenyum manis ke arahku.
Ia diam tak menjawab pertanyaan yang ku ajukan.
Aku menidurkan kembali putra mahkota yang telah kekenyangan meminum asi ku.

Aku melihat jubah kaisar wang berada di tubuh bagian bawahku. Aku perlahan turun dari ranjang kecil itu dan mengambil jubah kebesaran kaisar wang.
Saat melihatku hendak berdiri kaisar wang ikut berdiri dari kursinya.
Ia berjalan mendekatiku.
Ia tau kalau tubuhku masih sedikit lemas dan bagian intimku juga masih terasa nyeri saat digunakan berjalan.

"ini jubah kaisar haocun, aku tak bisa mengenakannya..."
Aku memakaikan jubah kebesaran itu di pundak kaisar wang saat ia berada tepat di hadapanku.

"Aku memakaikan jubah kebesaran itu di pundak kaisar wang saat ia berada tepat di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"anda sangat gagah saat menggunakan jubah ini.."
Kaisar wang tersenyum ke arahku.
Padahal dulu seingatku ia sangat dingin dan irit bicara.
Tapi setelah aku mengenalnya lebih dalam. Ia seperti itu karena ia kesepian dan dipenuhi dendam pada sosok yang telah menghabisi kedua orang tuanya.

"kau harus kembali beristirahat istriku...!"
Tiba tiba kaisar wang menggendongku ala bridal style.

"aah.. Yang mulia.."
Aku terkejut hingga memekik dan tak sadar mengalungkan tanganku di leher kaisar wang.
Ia kembali memberingkanku di ranjang mungil itu. Tepat disamping bayi putra mahkota.

Cup,
Kaisar wang mencium keningku lama.
Aku memejamkan mata menikmati kemesraan diantara kami.

"tidurlah..!
Besok kita akan melanjutkan perjalanan kembali..."
Aku senang sekali mendapatkan perhatian darinya. Aku mengangguk dan memejamkan mataku kembali.

Sang surya mulai menampakkan diri di balik pepohonan. Sinarnya dengan lihai memasuki celah jendela tempat kami bertiga bermalam.
Aku melihat ke arah dua orang yang paling berharga dalam hidupku.
Kaisar wang dan juga putra mahkota.
Dua orang yang rela kukorbankan nyawa hanya untuk mereka.
Wajah keduanya sangat mirip.
Bahkan bentuk hidung dan rahang bayi putra mahkota sudah terlihat mirip dengan ayahandanya.
Aku selalu terkesan akan kesempurnaan ciptaan tuhan ini.
Sangat.

I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang