BAB 64

1.7K 72 12
                                    

Jason terbangun. Matahari telah menyinarinya di balik jendela. Seseorang membuka gorden putih dijendela itu. Jason meringis.

"Tuan, maafkan saya mengganggu tidur Anda. Matahari pagi baik untuk tubuh. Anda tidak boleh lewatkannya," suara akrab seseorang itu Jason kenal. Seorang Perawat. Jason tidak salah, suara itu adalah suara perawat yang sering bersama Dokter yang menangani Jason untuk pulih.

Jason membuka mata, mengadaptasikan pandangan dari beberapa objek di sekitar.

"Trims. Aku akan mengingatnya."

"Apakah Anda ingin mandi? Dokter akan datang memeriksa kondisi Anda sore nanti."

"Aku akan mandi. Rasa perihnya lagi pula sudah tidak terasa."

"Perkembangan Anda semakin membaik saja. Bolehkah saya minta izin sebelum Anda keluar dari rumah sakit ini, saya ingin meminta foto bersama?" Perawat itu mengatakan dengan berani, lalu wajahnya tersipu.

"Dengan senang hati. Bahkan perawat-perawat selainmu bisa berfoto denganku. Anggaplah kenang-kenangan dariku."

"Anda sangat baik hati. Baiklah saya akan memberitahu tentang foto yang kita bicarakan tadi kepada teman-teman perawat. Saya pamit dan trims."

Jason mengangguk dan tersenyum lembut. Perawat itu telah beranjak pergi dari kamar Jason.

Bagi orang sakit, bagian anggota tubuh yang terluka sangat menyakitkan adalah rasa perih dan meringis, seakan ada pisau sedang membedah daging pada tubuh dan darah merah seperti kental pada susu mengalir keluar.

Dua puluh menit Jason telah selesai mandi dan wangi tentunya. Meksi begitu, bau obat dan alkohol rumah sakit masih mengelilingi tubuhnya.

Jason berjalan pelan-pelan keluar dari kamar.

"Duduk saja, Mattew," kata Jason seraya mendorong tiang infus yang melekat pada tangan.

Mattew cepat bereaksi bangkit dari tempat duduk di seberang.

"Tuan kenapa keluar?" tanya Mattew.

"Aku bosan. Hanya ada aku di dalam dan aku tidak ingin memandang terus dinding ataupun melihat berita di TV. Aku sungguh ingin cepat-cepat pulang dan bekerja."

"Tuan pasti akan segera pulang."

Jason mengambil duduk di sebelah Mattew.

"Omong-omong bagaimana perkembangan di perusahaan? Para kakek kolot di perusahaan akan memarahiku. Cutiku sudah lama." Jason menghela napas gusar.

"Kemarin saya bertemu dengan Lisa di salah satu restoran siap saji. Lisa membicarakan perkembangan perusahaan-tiga hari paska Tuan kecelakaan, di perusahaan terjadi kekacauan. Salah satu-"

"Tunggu. Jadi memang benar telah terjadi kekacauan di perusahaan?" Jason memotong ucapan Mattew.

Mattew mengangguk. "Data-data internal dalam server kita diretas. Untung di perusahaan ada Rink dan Gin yang bisa mengatasi peretasan itu. Lisa kacau dengan masalah tersebut. Server perusahaan sudah mulai stabil. Rink dan Gin sudah meningkatkan keamanan server database perusahaan. Tuan, tenang dan jangan khawatir."

"Apakah sudah ditemukan siapa yang meretas server di perusahaan? Setidaknya rekam jejak alamat IP yang membobol server pasti tertinggal."

"Kalau tentang satu itu, Lisa bilang pada saya bahwa yang meretas dari server Amerika. Apakah Tuan mencurigai seseorang?" Mattew diam-diam memerhatikan reaksi Jason.

Jason mengangguk. "Ada satu orang aku curigai. Orang-orang di Amerika memang pintar meretas server-server organisasi. Aku tak tahu apakah demi kesenangan atau memang ada sesuatu yang mereka dendam." Jason tersenyum miring. "Aku pernah mengalami betapa senangnya meretas server orang."

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang