Part 4

27 3 0
                                    

"Bukan karena takut ingin bertemu dengannya, tetapi karena memang ini belum saatnya........"
-arbi-

Riana memang menepati apa yang ia ucapkan waktu dinasehati oleh abahnya, dia bangun lebih pagi daripada kemarin. Setelah sarapan yang disiapkan oleh Rini, ia langsung berangkat untuk menuju ke sekolah. Dan sampailah ia di sekolah pada pukul 6.40, memang cukup pagi ia datang di sekolah, ia seperti berusaha memecahkan rekor untuk dirinya sendiri dengan cara berangkat sekolah lebih pagi.

Lima menit kemudian, Vania yang lagi-lagi terkejut ketika sudah ada Riana yang duduk di dalam kelas. Tapi kali ini Vania terkejut karena Riana datang lebih pagi daripada biasanya.

"Lo dapat wejangan apa? Kok berangkat pagi banget" Ucap Vania sembari menepuk bahu Riana

"Berisik Lo, gue berangkat pagi salah, berangkat telat salah"

"Ya bukannya salah sih Na, gue jadi kagum aja gitu sama Lo. Oh iya masalah kemarin, Lo manjat pagar sekolah terus dibantuin sama Arbi?"
Perkataan Vania langsung membuat Riana terkejut dan langsung menengok ke arahnya dengan sedikit memelototinya matanya kepada Vania.

"Biasa aja dong Na liatin gue nya"

"Lo itu tau dari siapa?" Tanya Riana

"Gue kan emang kenal kali sama Arbi dkk, tepatnya gue kan emang kenal Deket tuh sama Zaky, jadinya ya Zaky bilang ke gue kalau Arbi yang ngebantuin Lo manjat pagar" Vania tersenyum dengan sedikit meledek

"Terus masalahnya apaan? Nggak penting amat sih"

"Kalau emang nggak jadi masalah terus kenapa Lo tadi kaget ketika gue ngomong?"

Riana hanya terdiam mencoba mengabaikan ucapan Vania yang bagi dirinya sangatlah mengganggu ketika membahas hal semacam itu.

∆∆∆

Pada jam istirahat, saat Riana akan pergi ke kantin bersama Vania dan teman-teman lainnya, tiba-tiba ada seorang siswi cewek dari kelas lain datang untuk memanggil Riana ke ruang BK (Bimbingan & Konseling).

"Kak, yang namanya Riana ya?" Tanya siswi cewek yang disuruh oleh guru BK

"Iya ada apa?" Jawab Riana dengan pertanyaan

"Dipanggil sama Bu Silfi di ruang BK"
Riana dan Vania bertatap-tatapan sejenak dengan bertanya-tanya. Dan Riana pun segera pergi ke ruang BK yang sudah ditunggu oleh Bu Silfi.

"Riana, ayok sini duduk" Ujar Bu Silfi

"Ada apa Bu?"

"Kemarin kamu telat kan? Sudah berapa kali kamu sering telat? Sebenernya ini saatnya saya mengatakan semuanya kepada orang tua kamu"

"Aduhhh jangan dong Bu, jangan saya mohon.... Banget sama ibu. Saya janji deh saya nggak bakalan telat lagi, buktinya aja hari ini saya berangkat pagi banget Bu"

"Kamu yakin?"

"Yakin dong Bu, saya juga nggak bakalan ngelakuin hal-hal yang aneh lagi deh, yang penting ibu jangan kasih tahu ke orang tua saya ya"

"Ya sudah, saya pegang janji kamu, kalau misalkan kamu melanggar atau melakukan hal-hal yang aneh di sekolah ini, kamu akan saya laporkan ke orang tua kamu" Ucap Bu Silfi yang mencoba mengancam Riana dengan cukup tegas

"Iya Bu saya janji, terima kasih ya Bu"
Riana pun keluar dari ruang BK dan menuju ke kelasnya. Saat di dalam kelas, dia mendapatkan surat dari seseorang yang dititipkan kepada Vania.

"Nih Lo dapat surat dari seseorang yang spesial" Ucap Vania meledek dan mengulurkan surat tersebut

"Njirr, dari siapa nih surat? Masih jaman kayak ginian? Emang dari siapa Van?"

"Hahaha, Mungkin bagi orang yang ngasih surat ini ya masih jaman. Gue nggak tahu ini dari siapa, tadi yang ngasih sih cewek"

"Cewek naksir gue? Najis amat, gue normal kali"

"Hahaha, udah ih coba aja dibuka"
Riana mencoba membuka surat tersebut yang entah dari siapa yang memberikannya. Surat tersebut tertuliskan "Gimana hari ini? Telat lagi atau nggak? kalau nggak telat, syukur deh, hehehe. Maaf ya mungkin ini kurang sopan ngasih surat ini buat kamu. Arbi" Riana langsung meremas kertas surat yang ia terima, dia merasa kesal karena tidak menyukai hal yang seperti ini. Vania langsung menatap Riana dengan heran.

"Dari siapa? Kok Lo kesel gitu?"

"Dari orang gila!" Jawab Riana mendengus yang seperti sudah siap melahap orang yang memberinya surat jika ada dihadapannya.
Riana keluar kelas dengan jalan yang cepat untuk menuju ke kelas Arbi, dia tidak tahu pasti Arbi berada di kelas apa, yang jelas, Riana pernah tidak sengaja melihat Arbi masuk ke dalam kelas yang ia akan tuju. Sesampainya disana, ada Arbi yang sedang duduk di kursi bersama teman-temannya, dan Riana pun langsung melempar kertas surat tepat di wajahnya Arbi. Teman-teman sekelasnya langsung terbelalak kaget ketika melihat hal tersebut.

"Lo yang ngasih surat ini? Lo tahu norak nggak sih? Atau Lo emang ngerasa ini masih dijaman kirim-kiriman surat? Basi!" Celoteh Riana yang begitu emosi

"Yana sabar dong malu ih diliatin banyak orang gini" Ucap Vania yang setelah berlari menyusul Riana

"Diem Lo Van, gue mau ngasih pelajaran buat orang yang norak kaya dia" Sembari menunjuk Arbi dengan jari telunjuknya

"Riana...." Ucap Vania yang sangat tidak enak dengan banyaknya orang yang melihat keributan yang dilakukan oleh Riana

"Gue peringatkan ke Lo ya, awas aja kalau Lo ngasih surat nggak jelas kayak gini lagi" Ucap Riana langsung berbalik arah untuk keluar dari kelasnya Arbi. Vania juga mengimbangi langkah Riana yang berjalan cukup cepat.

Ketika Riana berkata dengan emosinya yang begitu melonjak karena benar-benar tidak menyukai cara Arbi yang Norak , Arbi hanya terdiam dan hanya melihat Riana yang marah-marah kepadanya. Teman-temannya juga seperti Zaky dan Fajar hanya melongo melihat pertama kalinya Arbi dilabrak oleh seorang cewek. Seolah-olah Riana adalah satu-satunya cewek yang memecahkan rekor untuk Arbi.

*Jangan Lupa, Vote, Komen, Share and follow ya

Lebih Baik (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang