Menikmati Senja

24 4 8
                                    

Cara menutupi duka yang paling aman adalah dengan tersenyum

***

Hari ini hari aku wisudah,  aku nampak memperhatikan sekeliling dimana semua nampak bahagia tertawa dan bersama keluarga mereka,pasangan mereka dan teman mereka.  Namun aku?  Aku hanya tersenyum miris di hari seperti ini harusnya orang tuaku juga ikut hadir menyaksikan hari ini ia harus tau jika aku juga berprestasi.

Namun kenyataan aku disini sendirian, bi Ina tidak bisa hadir karena sedang sakit jadinya aku benar-benar sendirian disini.  Selepas acara selesai aku ingin pulang saja selepas berfoto bersama teman-teman.

Aku kembali memperhatikan sekitarku aku merasa sendiri disini, merasa asing karena tidak ada siapa-siapa menemani. 

"key mau kemana? "

"mau balik" ucapku pada Lara

"sendiri?  Keluarga kamu? "

"iya sendiri,  mereka sibuk. Aku diluan yah" kataku sambil tersenyum meninggalkan mereka

Aku hanya bisa tersenyum walau ada duka di hati namun aku hatus terlihat baik-baik saja di hadapan mereka walau kenyataannya Tidak. Karena cara terbaik menutupi duka adalah tersenyum

Baru saja kulangkahkan kaki  untuk meninggalkan tempat ini,  tiba-tiba ada seseorang memanggilku.

"Key..  Keyla?.. "

Aku pun menatap lurus mencari pemilik suara itu

"Arka? " kataku ketika menemukannya tersenyum lembut kearahku

Diapun berjalan menghampiriku

"kamu datang? "tanyaku

"iya akukan udah janji,  maaf yah telat abis ban motor aku tadik bocor jadi harus kutambal dulu"

"iya gapapa yang jelas kamu datang,  makasih yah"

"ini buat kamu" katanya sambil menykdorkan bucket bunga dan satu boneka beruang dengan toga diatas kepalanya.

"wahh..  Makasih yah"

"udah gak usah terimakasih terus,  kamu jangan sedih yah"

"aku gak sedih"

"kamu bohong"

"yaudah ayo"

"kemana? "tanyaku

"pulang, ganti baju terus kita cari senja"

"serius? "

"iya biar kamu gak sedih lagi"

"yaudah ayo"...

Aku dan Arkha pun pulang kerumah terlebih dahulu untuk mengganti pakaianku

***

Setelah sampai,  di tempat dimana sering kukunjungi aku memperhatikan Arkha yang jalan lebih dulu di depanku.

Tertawa melihatnya membawa beberapa kantong krresek yang berisi Tali dan juga makanan.

"Key..  Sini"

Akupun berjalan kearahnya.

"bentar aku manjat dulu, nanti kamu lempar tali itu yah" katanya sebelum naik kepohon untuk mengikat tali untuk membuat ayunan

"hati-hati Ka..  Entar jatuh"

"kalau aku jatuh kan ada kamu yang nimang aku haha"

"bisa penyok aku"

"yaidah lempar talinya"

Akupun melempar tali sesuai isyaratnya

"Gimana? "

"lebih tinggi dikit ka"

"oke"

"nah tali satunya lagi Key.. "

aku kembali melemparkan tali padanya

"gimana? "

"oke.. " kataku

Arkapun turun dari pohon setelah membuat ayunan

"coba naik! "serunya

Akupun naik diatas ayunan

"aku tarik yah"

Aku hanya mengagguk sambil menikmati suasana di atas ayunan dengan arka disebelah ayunanku terduduk dan tak lupa meminum kopi dan sebatang rokok

"maaf ya aku ngerokok"

"ok gapapa"

Aku mengambil buku kecil dari tas selempang yang ku gunakan

Jemariku kembali menari diatas kertas dengan pikiran yang menata kata sesekali memandang senja.

Pilu yang membiru, senja yang hangat
Tangis tak terbendung, tawa yang riang
Pergimu mungkin menyisihkan luka
Tanpa kata, tanpa temu
Aku benci
Namun aku cinta
Tidakkah ingin pulang?  Menemuiku?
Aku merindukanmu :"

"Tulis apa?"

"Gak"

"coba kulihat"

Ini, kataku sambil menyodorkan buku ku

"Bagus, pantas saja kamu kuliah jurusan sastra ternyata suka menulis yah"

"Aku tidak suka berbicara, semua sedihku kutuliskan saja pada buku"

"lantas bahagiamu? "

"aku tidak pernah bahagi."

"jangan ngaco kamu"

"iya, aku pernah bahagia tapi kebahagianku pergi dan aku kembali pada dukaku"

"kalau aku buat kamu bahagia gimana?"

"caranya?..."

"dengan selalu bersamamu dan membuatmu tertawa"

***

Perempuan, Kopi dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang