Gue dan Yola yang baru aja turun, ngeliat Haechan sama Lucas yang lagi sarapan di ruang tamu.
Dapur gue gak ada fungsinya buat mereka (:
"Meja makan gue segedek itu gak ada gunanya buat lo berdua?" ucap gue dengan berkacak pinggang di depan mereka.
Haechan langsung berdiri dihadapan gue,"kayak gini yang mau di jadiin istri? Bisa-bisa ntar suami lo berdua numpang sarapan di rumah tetangga," bukannya jawab pertanyaan gue, Haechan malah bahas topik lain.
"Dari kemaren pembahasan lo suami-istri mulu, udah kebelet nikah?" tanya gue.
"Lagian kita bangun siang juga gara-gara si Moura yang gak bisa tidur. Dia nangis terus gara-gara tuh film," balas Yola.
"Ouuu itu suara Moura," ucap Haechan–Lucas bersamaan.
"Lo berdua ngira kalo itu suara mbak kunti?" tanya gue yang di balas anggukan mereka.
"BEEEHAAHAHAHAHAHA," tawa gue dan Yola barengan.
"Udah ah yuk berangkat ntar telat. Moura biar pesan ojol aja," ucapan Lucas buat kita berhenti ketawa dan kita semua bergegas mau berangkat.
"Gak sarapan Wir?" tanya Yola ketika liat gue cuma minum susu doang.
"Dikantin aja,"
"Udah makan roti aja yang penting terisi perutnya. Hari ini pelajaran penjas pengambilan nilai ujian basket ," ucap Lucas.
"Gue kalo udah rapi gini terus makan ntar bawaannya pengen pup aja," balas gue.
"Tap–"
"Kalo lo semua ngomong mulu yang ada kita gak berangkat-berangkat dan gue gak jadi ke kantin," ucap gue kesel.
Dan mereka bertiga cuma pasrah doang.
"Siapkan pertahanan!" perintah gue dan mereka langsung nutup kedua telinganya.
"MOURAAAAAA KITA PERGI LUAN YAAAA... NTAR KUNCI RUMAH TARUH AJA DI BAWAH KESET... ASSALAMUALAIKUM,"
"IYAAAAA KAK... SALAM LO GAUSAH GUE JAWAB YAA GUE LAGI BOKER," balas Moura.
"Waalaikumussallam," gue ngeliat ke arah mereka bertiga.
"Jawab salam wajib kan?" tanya Haechan yang cuma gue balas anggukan doang.
Setelah itu kita langsung berangkat ke sekolah.
💚💚💚
"Gue luan ya," ucap gue ke mereka pas udah sampai di parkiran.
Setelah mendapat anggukan dari mereka, gue langsung lari ke kelas buat naruh tas lalu ke kantin.
Di kelas udah lumayan ramai.
"ASSALAMUALAIKUM WAHAI AHLI KUBUR!!" ucap gue yang berhasil buat mereka yang di kelas pada natap gue terutama Renjun.
"Waalaikumussallam penduduk alam barzah," balas Jaemin dan Soobin.
"Ntar kalo udah mati jangan sombong-sombong sama gue ya," ucap gue sambil nepuk pundak mereka.
"Tenang, gue gentayangi lo tiap malam," gue cuma dengus doang nanggepi omongan Jaemin dan jalan ke bangku gue.
"Yola mana?" tanya Hilda ketika gue sampai di bangku gue.
"Masih di parkiran sama Haechan, Lucas. Gue mau ke kantin makanya gue duluan," yang cuma di balas 'Oh'.
"Lo mau ikut?" tanya gue ke Hilda.
Hilda gelengin kepalanya,"mager,"
"Idddihh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Daren » Huang Renjun
Fiksi Penggemar❝ Tidak ada yang abadi bahkan duka dan bahagia. Tidak ada duka tanpa adanya kebahagiaan, dan tidak ada bahagia tanpa diiringi duka.❞ ══════════ ✥.❖.✥ ══════════ ❝ Oh iya, diminum tuh jangan ngeliatin gue mulu. Yah gue tau gue ganteng, tapi gue gak m...