part 7 (®)

9 1 0
                                    

Pagi pun tiba, seorang lelaki yang kini tengah mengawali harinya dengan hanya berdiri memandang lurus dengan tatapan kosong dan sendu kearah luar jendala kamarnya memancarkan aura kesedihan bagi siapapun yang melihatnya.
"Hyung" taehyung merasa senang saat hyunjin memanggilnya seperti itu namun entah kenapa perasaan nya juga di campuri dengan rasa sakit.
"Ibu sakit" sebenarnya hati taehyung juga merasa cemas saat mendengar sang ibu jatuh sakit tapi taehyung tudak bisa mengalahkan egonya untuk tidak kembali ke rumah ayah hyunjin
"Dia terus menyebut namamu" air mata mulai menetes keluar dari manik mata indah taehyung.
"Pulanglah" ya taehyung ingin pulang sebenarnya dan melihat keadaan ibunya tapi dia takut, taehyung takut lukanya akan kembali saat dia melihat ayah hyunjin.

Jimin pun masuk tanpa di sadari oleh taehyung, jimin tau taehyung tengah bersedih saat ini karna sedari tadi jimin mengetuk pintu dan memanggil taehyung taehyung tidak menjawab sama sekali bahkan sampai jimin masuk pun taehyung masih asyik dengan dunia nya sendiri, dunia yang di penuhi dengan kesedihan. Andai saja jika taehyung bisa menerima semua keadaan nya mungkin dia tidak akan seterpuruk saat ini namun sayang sekali bukan taehyung namanya jika dia mudah memaafkan apa yang telah terjadi pada ayahnya.

Jimin mendekat kearah taehyung berdiri di sampingnya namun taehyung masih belum menyadarinya, jimin melihat sendu ke arah taehyung merasa iba akan keadaan teman nya ini. Perlahan tangan jimin terangkat menyentuh pundak taehyung sehingga membuat taehyung sedikit kaget, buru buru taehyung menghilangkan jejak air mata yang ada di pipinya saat dia menyadari ada jimin bersamanya.

"Menangis lah, tak apa jangan menyembunyikan kesedihan mu dari ku."ucap jimin meneouk punggung taehyung.

"Aku tidak tau harus bersikap seperti apa pada ibu dan hyunjin" ucap taehyung menyibakan rambutnya kebelakang dengan kasar karna merasa frustasi atas masalah yang meinmpa nya.

"Aku tau kau akan menemukan jawaban nya secara perlahan."balas jimin

"Hyunjin waktu kecil aku sangat menyayanginya layaknya adik ku sendiri dan ibuku dia adalah segalanya bagi ku tapi kenapa hatiku masih tidak rela andai saja hyunjin bukan anak dari orang itu dan andai saja ibuku tidak menikahinya semua pasti tidak serumit ini"

Jimin tau ini tidak mudah bagi taehyung, apalagi taehyung adalah tipe orang yang keras kepala dia tidak akan mudah menerima semuanya begitu saja, sebagai teman jimin hanya bisa menemani taehyung dan mendengar semua cerita maupun keluh kesah taehyung

********************************************

Di sinilah reina sekarang memenuhi kewajiban nya sebagai pegawai, dia harus bekerja dengan sangat giat karna minggu depan reina berencana mendaftar kuliah. Dia berharap bisa memiliki uang yang cukup agar keinginan nya untuk lanjut kuliah terwujud, mau bagai mana lagi reina bukanlah anak dari seorang pengusaha besar yang bisa meminta uang dengan mudah nya pada orang tua kenyataan nya reina yatim
Piatu sekarang jadi mau tidak mau dia harus membiayai apapun sendiri.

"Bagusnya" ucap reina tak sadar saat dia melihat salah satu baju yang ada di toko

"Ah tidak itu terlalu bagus untuku"sadar akan keuangan nya reina menggelengkan kepalanya mengingatkan untuk tidak membelinya.

Skip

Reina berjalan menyusuri trotoar, dia hendak berangkat ke minimarket. Dia kaget saat mendapati seola yang ada fi sana memang benar jika minimarket bisa di datangi siapa saja termasuk seola sahabatnya namun, reina terkaget karna seola berada di tempat kasir bukan sebagai pembeli melainkan seola menjadi penjaga kasir.

"Seola kenapa kau di sini" ucap reina bingung akan seola

"Kau tidak lihat?, Tentu saja aku sedang menjadi pagawai di sini."

My ❤️ Is my IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang