⚠ TW: Suicide, a little blood scene
Joseon Dynasty, 1430Bocah sepuluh tahun itu selesai mengumpulkan jerami-jerami kering. Kulit pucatnya memerah diterpa sengatan mentari.
Baru saja berbahagia karena sebentar lagi bisa pulang kerumah. Kini, sang bocah menatap nanar jerih payahnya seharian yang terbuang sia-sia. Tatkala sesosok tubuh terjerembab di tumpukan jeraminya.
Ia hendak mengeluarkan amarah, namun segera diurungkannya niat itu. Gadis kecil dihadapannya mengenakan hanbok yang terlewat mewah. Begitu pula dengan sepatu dan aksesorinya.
Bocah lelaki itu segera menunduk dalam begitu mengenali gadis ini adalah putri Yuri, anak dari raja Sejong.
“Maafkan kelancangan hamba sudah menatap wajah yang Mulia. Hamba mohon maaf tidak segera mengenali yang Mulia Wangjabi..”
Gadis kecil itu terkekeh.
“Jangan begitu, tak apa. Siapa namamu?” tanyanya sambil berjongkok. Mencoba mengintip wajah yang lebih tua.
“S-Seungyoun yang Mulia..” jawabnya terbata. Mencoba memalingkan muka. Tapi Yuri terus mengikuti kemana wajahnya bersembunyi.
“Seungyounie oppa, tadi aku tersesat saat mencari kodok. Boleh antar aku kembali ke istana?”
Begitulah awal pertemuan mereka.
Tiga tahun terlewati. Sesekali ketika Seungyoun membantu ayahnya di istal istana, Yuri kecil akan menyelinap mengajaknya bermain. Putri kecil itu kehilangan sisi femininnya karena lingkungan kerajaan yang didominasi oleh lelaki.
“Seungyounie, aku tak suka namaku. Terdengar seperti perempuan. Beri aku nama lain,” suatu ketika Yuri berujar dari atas pohon yang mereka panjat.Seungyoun terlihat berfikir keras. Ia tak mampu memikirkan nama lain. Yuri adalah Yuri. Nama itu cantik, seperti orangnya.
“Gyullie..”
“Hah?”
“Gyullie.. Cocok untukmu.”
Yuri mencibir. “Tidak mau, seperti bocah.”
“Hei, kau ini memang bocah.” Ejeknya pada gadis sepuluh tahun itu.
“Yang sopan padaku!” Yuri menepuk kepala Seungyoun geram.
Namanya juga Seungyoun. Ia hanya akan terus menggoda Yuri tanpa ampun.
Seperti hari-hari yang biasa mereka lewati sejak tiga tahun yang lalu,
ataupun tujuh tahun kemudian..
“Seungyounie..”Kini mereka berada di puncak bukit belakang istana. Malam ke sekian saling menyelinap dari tempat tidur masing-masing untuk berjumpa.
Sekedar melepas rindu, juga bercerita.
Saling memastikan, orang yang dicintai diam-diam masih baik saja.
“Kau terlihat lebih kurus dari minggu lalu. Sakit?” Yuri menatap pria 20 tahun disampingnya.
“Mungkin aku bekerja terlalu keras.. Anak keduaku akan segera lahir,”
Hening.
Hampir Yuri lupa, dua tahun lalu Seungyoun menikah. Memang tradisi masyarakat mereka.
“Gyullie, ada apa? Kita baru bertemu beberapa hari lalu. Kenapa memanggilku lagi hmm?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Books [X1]
FanfictionCompilation of Oneshot or more from X1 ships • BxB • Cross update from my writeas & twitter • Written in Bahasa