Sekali saja

34 6 0
                                    

“ Sayang gue gapunya banyak waktu malam ini. Selamat tinggal. ” namja itu segera keluar dari ruangan sebelum perawat atau pun dokter mengetahui keberadaannya

Seunghwan terus meronta-ronta berusaha melepaskan infus. Dia sudah benar-benar putus asa sampai tiba-tiba dia punya ide untuk menghalau racun itu masuk ke peredaran darahnya lebih jauh. Mungkin beresiko tapi itu lebih baik daripada dia mati secara tiba-tiba

Dia mengangkat tangan yang diinfus membuat darahnya mengalir seperti tersedot ke infus, dia membiarkan posisinya seperti itu terus sampai jumlah cairan infus itu berjumlah seperti semula yang kini didominasi darahnya

Lalu seunghwan langsung menghentakkan tangannya cepat membuat infus itu terlepas dengan darah yang mengucut deras dari infus

“ AARRGGHHH ” teriak kesakitan seunghwan sebelum akhirnya jatuh pingsan

***

Jinsung berusaha membuka matanya yang terasa berat

“ Arrghhh... ” erang jinsung ketika merasakan kepalanya yang sangat sakit

“ Incung ada dimana? ” gumam jinsung, menatap sekitar bingung, ini bukan kamarnya

Dia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum dia ada di ruangan ini

Flashback  on

Jinsung berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumahnya. Ia baru saja membeli camilan dan pisang susu kesukaannya di supermarket terdekat

Sesekali disenandungkannya lagu kesukaannya,

“ Nae pittan nun mul... ”

Srek.

Jinsung berhenti bernyanyi. Menatap sekelilingnya awas. Tapi begitu dia lengah, tiba-tiba ada yang membekapnya dengan sapu tangan berbau aneh yang membuat jinsung kehilangan kesadarannya

Sebelum kesadarannya benar-benar hilang, dia sempat melihat siapa yang membekapnya

‘ Jay ’  jinsung nggak percaya kalau itu jay, tapi ia lebih dulu kehilangan kesadarannya sebelum sempat berpikir banyak

Flashback off

Jinsung memegang kepalanya yang terasa pusing, dia masih memikirkan alasan kenapa dia bisa ada disini. Kenapa Jay membawanya kemari? Atau lebih tepatnya kenapa jay menculiknya?

Sekitarnya gelap, hanya ada satu sumber cahaya. Jendela. Jinsung menatap jendela itu lalu bergumam pelan.

“ Tinggi banget, gimana caranya bisa keluar kalo disini ga ada tangga buat naik kesana? ”

Saat lagi berpikir keras, tiba-tiba pintu dibuka secara paksa

BRAK.

Jay. Dia berjalan ke arah jinsung sambil menyeringai. Diangkatnya dagu jinsung supaya menatapnya

“ Andai kamu lebih milih aku dari pada si brengsek itu. Jadi aku ga perlu susah-susah nyulik kamu dan bawa kamu ke tempat ini, ” Jay tersenyum miring

“ Kalo dari awal kamu milih aku, aku bakal ngasih apa pun yang kamu mau, hm ”

Cuih
“ Gue ga akan pernah mau sama cowo macem lo, ” jinsung meludah tepat di wajah jay

Plak.

“ PUNYA APA LO SAMPE BERANI NGELUDAHIN GUE?! Inget ya, lo sekarang ada disini sama gue dan jauh dari orang-orang brengsek itu. ”

“ Lo tau? Seunghwan uda mati, haha ” jinsung ngeri mendengar tawa jay, bulu kuduknya berdiri

“ Lo apain Seunghwan?! Salah apa dia sampe lo tega banget ngebunuh dia?! ” jinsung kalap membayangkan gimana keadaan seunghwan sekarang. Air matanya mengalir deras

Magic Of Love {Seoyum} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang