Chapter 2

4.8K 489 19
                                    


"Xiao Zhan, antarkan pesanan ini ke meja nomer sepuluh."

"Baik."

Xiao Zhan mengambil nampan dengan sepiring sandwich dan segelas jus jeruk di atasnya. Dengan hati-hati Xiao Zhan melangkah menuju meja bernomor sepuluh.

"Ini pesanannya." ujar Xiao Zhan seraya meletakkan pesanan itu ke atas meja sambil tersenyum ramah. "Selamat menikmati."

Xiao Zhan kemudian kembali ke meja pemesanan untuk mengambil pesanan berikutnya. Setelah mengambil nampan berisi pesanan, Xiao Zhan kembali mengantarkan pesanan tersebut ke meja pelanggan. Namun saat dia hendak menuju meja yang dimaksud, seorang pelanggan tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. Dan akhirnya Xiao Zhan bertabrakan dengan orang tersebut, nampan yang dipegang Xiao Zhan pun tumpah mengenai pakaian orang itu.

"Maaf, aku tidak sengaja..."

"Apa-apaan ini?!" teriak orang itu marah. "Ini baju yang bermerek mahal! Kau buat kotor seperti ini! Harga baju ini seharga lima bulan gaji mu!"

"Maaf, aku benar-benar tidak sengaja."

Xiao Zhan menundukkan kepalanya tak berani menatap orang itu, sementara tangannya memeluk nampan di dadanya.

Orang itu memandang ke arah Xiao Zhan. Untuk beberapa saat dia menatap wajah Xiao Zhan yang menundukkan wajahnya namun masih bisa dia lihat. Tiba-tiba terbersit keinginan pada orang itu untuk menggoda pemuda berwajah manis itu.

"Jangan tegang begitu." ujar orang itu, nada suaranya tiba-tiba berubah menjadi lembut. "Kau tidak perlu menggantinya. Bagaimana kalau kau membantuku membersihkan bajuku ini? Bagaimana?"

Orang itu meraih tangan Xiao Zhan dan menempelkan tangan Xiao Zhan di dadanya. Secara reflek Xiao Zhan menarik tangannya. Orang itu kembali mencoba meraih tangan pemuda manis itu. Namun seseorang datang dan berdiri di antara dirinya dan Xiao Zhan.

"Mari kubantu membersihkan," ujar Alen, tangannya mencekal tangan orang yang hendak menyentuh Xiao Zhan. "Tapi bajumu ini tidak menyerap air. Bahannya juga biasa saja. Jadi tidak perlu biaya mahal untuk melaundry kannya."

Alen menatap orang itu dengan tatapan tajam. Orang itu bergidik takut melihat tatapan mata Alen yang seolah ingin mencincang-cincang dirinya.

"Dasar anak tidak sopan!" gerutu orang itu tidak senang. "Bukan urusanmu!"

Orang itu pun segera pergi meninggalkan Xiao Zhan dan Alen sambil terus menggerutu. Sementara itu Alen mengalihkan perhatiannya pada Xiao Zhan yang masih menundukkan wajahnya. Dengan lembut Alen memegang bahu Xiao Zhan, kemudian menatap Xiao Zhan sambil tersenyum.

"Kau baik-baik saja, Xiao Zhan?"

Xiao Zhan terkejut saat orang di depannya mengetahui namanya. Dia mengangkat kepalanya, dilihatnya seorang pemuda tampan tengah tersenyum padanya. Betapa terkejutnya saat mengetahui siapa orang yang sudah menolongnya.

"Tuan Muda Alen?"

"Panggil saja Alen."

"Terima kasih sudah menolongku tadi."

"Tidak perlu sungkan," ujar Alen. "Tapi kenapa kau bisa bekerja disini?"

"Oh itu...."

Sebelum Xiao Zhan sempat menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara seseorang memanggilnya. Rupanya itu adalah suara dari manager tempatnya bekerja yang rupanya menyuruhnya untuk segera kembali bekerja.

"Ah, maaf Alen. Aku harus segera kembali bekerja."

"Tunggu dulu," cegah Alen meraih tangan Xiao Zhan. "Jam berapa kau selesai kerja?"

Kaulah Belahan Jiwa KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang