Mereka salah. Mereka tidak boleh begitu. Mereka tidak boleh membuang permenku. Cuma itu yang kusuka. Cuma itu yang hal baik yang kupunya sekarang.
Aku marah. Aku menendang dan memukul apa saja. Aku ingin mengatakan pada mereka kalau perbuatan mereka salah. Aku meminta permenku lagi. Aku mau mereka mengembalikannya. Aku bisa minum air toilet itu jika terpaksa. Tapi, June memegangiku. Dia menarikku dari toilet.
"Joanna! Joanna! Tidak, Joanna!"
Itu yang kudengar dari June. Aku tidak mendengar sisanya. Aku terus mengamuk saat Jones membawaku. Dia meneriakkan perintah-perintah dengan nada menakutkan. Aku tidak takut. Aku akan memukuli orang yang mengambil permenku.
Jones memasukkanku ke mobil. June duduk di sebelahku. Kesempatan bagus. Aku mencakar June. Aku menendang kursi Jones. Aku melakukan apa saja agar mereka mendengarkanku. Mereka tidak tahu. Mereka tidak tahu apa-apa.
June memelukku. Aku heran bagaimana dia bisa memiliki pelukan sekuat itu?
"Tenang, Sayang. Tenang. Semua akan baik-baik saja. Aku berjanji kita akan melewati ini semua dengan baik." June berbisik di antara raunganku.
"Kita bisa memberinya penenang? Peluru bius mungkin?" tanya Jones sambil menyetir.
"Akan kubunuh siapa saja yang mendekatinya bahkan jika itu kamu, Sir," kata June dengan suara tegas.
Saat itu aku sudah lelah mengamuk. Tapi, dadaku masih panas. Aku ingin membakar apa saja dengan api yang ada di dadaku. Di dalam kepalaku ada banyak umpatan dan makian dari semua orang yang pernah kudengar sampai hari ini. Dari tadi, umpatan itu kukeluarkan. Walau sebagian besar tidak kuketahui artinya, paling tidak aku senang mengatakannya. Aku ingin membuat mereka marah. Aku ingin menyakiti mereka.
"Joanna! Kumohon tenanglah sebentar, Sayang. Dokter Candles akan menolongmu."
June ini bicara apa? Aku tidak butuh dokter. Aku butuh permen. Aku sangat menginginkan permen itu. Aku ingin tidur. Aku ingin rasa sakit ini berkurang. Aku ingin Pedro. Dia mengerti aku. Dia menyayangi aku. Dia memberiku permen enak terus. Dia tidak pernah melarangku melakukan yang kumau.
"Pedro. Aku mau Pedro. Bawa aku kepadanya," rengekku pada June.
Wajaj June terlihat sedih. Dia membelai wajahku pelan, menghapus keringat dengan telapak tangannya. "Sayang, dia jahat. Dia membunuh orang yang menyayangimu. Aku bahkan sangat khawatir dia akan membunuh Dave-mu kalau tahu kamu bersamanya. Kami akan membawamu ke klinik untuk membersihkan tubuhmu dari pengaruh permen jahat itu. Kami akan menyembunyikanmu di tempat aman."
"Aman? Punya ide?" tanya Jones.
"Pacar sepupuku bekerja di Rockwood foundation. Gedung itu merawat ratusan anak terlantar. Mereka bekerja sama dengan Detech, perusahaan sistem keamanan yang--"
"Aku tahu Detech, June. Aku pernah menguji Detech. Mereka memang sangat kuat."
"Syailendra tidak main-main dalam teknologi keamanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Tailored Coat (Complete)
Teen FictionDitinggalkan orangtua begitu saja di jalanan bukan hal yang diinginkan Joanna. Gadis kecil itu sendirian berusaha untuk tetap hidup. Dengan keberaniannya, Joanna menumpang kereta api bawah tanah hingga sampai ke New York. Sayang, musim dingin New Yo...