Pertemuan

2 2 0
                                    

Pagi ini bus kota sangat ramai. Biasanya pun ramai tapi tak seramai pagi ini. Sedang jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Kondisi bus yang ramai membuatku terpaksa harus menggantungkan tanganku ke handle bus.

Suasana seperti ini mengingatkanku padanya. Setidaknya kalaupun aku harus berdiri, aku jadi tidak lelah dan bosan. Ia selalu mencairkan suasana hati pagiku yang seringkali belum bisa bersahabat dengan dunia. Yaa dia bisa mencairkan suasana, terdengar berlebihan tapi memang begitu adanya.

"Kak, silahkan duduk. Saya yang berdiri." kata seorang siswa SMA.

Kalau dilihat dari seragamnya, ia bukanlah siswa dari SMA yang sama denganku.

"......."
"Sebentar lagi saya akan sampai di tujuan kok"tambahnya

"Oke, terimakasih"

"Kembali kasih"

Sudah sekitar 15 menit, tapi siswa ini belum juga turun dari bus, ia masih berdiri berpegangan ke handle bus sambil memandangi jendela bus.

"Katanya sudah dekat?"

"Ehhh—sebenarnya masih 20 menit lagi"
"Kau saya tidak bilang gitu, nanti takutnya kakak nggak mau duduk hehe"
"Oh ya, salam kenal ya, Kak Adhista. Saya Rain"

"Loh kamu kenal saya?"

"Belum kenal sih, hanya tahu. Tapi ini mau mencoba, boleh?"

"Hahaha lucu ya kamu. Saya Adhista Suma Wirya, siswi kelas tiga SMA Atmajaya."

"Saya Rain Janu Sagara, siswa cupu kelas dua SMA Harapan Nusa."

"Kok cupu?"

"Nanti saya kasih tau kak, tapi nanti biar penasaran hehe"

"Saya mau turun. Terimakasih ya, Rain!"

Rain cukup membuat ku bertanya-tanya. Kenapa dia bisa tahu namaku, sedang akupun tidak memakai badge nama. Seterkenal itukah aku? ah tidak mungkin. Di sekolahku saja mungkin hanya murid yang satu kelas saja yang kenal denganku. Ah sudahlah, tidak penting.

•••

"Adhista"

"Ehh—ya?" sahutku dengan sedikit gelagapan

"Gue Gavin, temannya Mikha"

"Oh yaaa. Ada apa?"

"Gak ada apa-apa, cuma mau kenalan sama jalan bareng sampai kelas. Boleh?"

"Sekarang sudah kenal, kan? gue harus ke ruang guru dulu, ngumpulin tugas. Bye"

"Gue ikut, Dhis"

Gavin mengikutiku sampai ke ruang guru. sungguh aku merasa tidak nyaman dengan orang ini. Aneh. Aku tidak membuka obrolan terlebih dulu dengannya, hanya jadi responden seadanya. Ia terus bertanya ini itu padaku. Huh.. senin pagi memang selalu menyebalkan.

•••

Jam perlajaran sekolah hari ini telah berakhir, aku bergegas pulang karena harus membeli bunga dan kue tart untuk ibuku yang hari ini sedang berulangtahun. Sampai di Pintu kelas, Gavin tiba-tiba muncul di hadapanku. Lagi-lagi dibuat terkejut dan emosi. Kalau sudah begini, Adhista yang jahat akan muncul ke permukaan bumi.

"Bisa gak gausah ngagetin orang?!"

"Sorry, Dhis. Oh ya, mau pulang bareng ga?

"Gabisa. Ada urusan"

"Yahh.. gaboleh ikut nih, Dhis? Gue siap bantu kok"

"Nggak. Gue bisa sendiri kok, makasih" pangkasku sambil meninggalkannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang