Scarla -tujuh-

1.7K 160 24
                                    

Scarla tahu kalau Oscar tidak begitu senang menemaninya pergi menemui neneknya. Oscar sedang dipusingkan dengan pekerjaannya, itu sudah terlihat jelas dari kerutan di dahinya dan tablet yang selalu ada di genggaman Oscar. Pria itu menjanjikan mereka pergi pagi hari namun kenyataannya Oscar tertahan di kantornya hingga jam makan malam. Scarla tebak, Oscar lebih senang jika pria itu istirahat malam ini tetapi pria itu sudah bersikap terhormat dengan menepati janjinya kepada Scarla, meskipun harus melewatkan makan malamnya sendiri.

Scarla akan dengan senang hati mengatakan kalau ia tidak perlu ditemani, tetapi Scarla tahu, Oscar tidak akan mengubah keputusannya hanya karena Scarla ingin. Tidak perduli bagaimanapun Scarla memohon, pria itu tidak akan mengabulkannya. Oscar duduk diam di sampingnya di dalam mobil, sesekali mengecek emailnya melalui tabletnya dan mengetikkan sesuatu disana. Scarla tidak mau menggangu Oscar dengan mengajaknya mengobrol.. Scarla sudah cukup bahagia ketika membayangkan bahwa sebentar lagi ia akan bertemu dengan neneknya, satu-satunya keluarga yang tersisa.

Mobil mereka berhenti ditempat yang sudah sangat Scarla rindukan. Scarla mengenali setiap inchi tempat itu. Rumah yang begitu hangat untuknya, tempat ia tumbuh besar. Rumah yang menyimpan seluruh kedukaan dan kebahagiaannya. Scarla nyaris melompat turun dari dalam mobil ketika tangannya ditahan oleh Oscar. Scarla menoleh, mempertanyaan sikap Oscar melalui matanya.

"Sebentar. Orang-orangku akan memeriksa sekeliling dulu, memastikan situasinya aman.", Oscar menjelaskan kemudian memberikan anggukan kepada dua orang di kursi depan mobil mereka untuk turun dan memeriksa sekeliling rumah Scarla.

Scarla menunggu dengan sabar dan tanpa protes walaupun Scarla tahu tindakan ini sungguh konyol. Tidak ada yang tahu tujuan mereka malam ini, kecurigaan Oscar sudah agak berlebihan rupanya. Ketika dua orang pria bertubuh besar dengan kaus hitam masuk lagi ke dalam mobil dan memberi isyarat kalau semua aman, barulah Oscar mengajak Scarla turun.

Scarla masuk ke pekarangan rumahnya. Taman mungil di halaman itu sudah tidak terawat, biasanya dulu ibunya dan Scarla menyirami beberapa bunga disana. Dengan kondisi neneknya yang sakit-sakitan, Scarla maklum kalau taman itu sudah tidak berbentuk lagi. Scarla menaiki anak tangga menuju pintu depan rumahnya dan mengetuk beberapa kali. Seorang wanita belia dengan pakaian perawat muncul dari dalam.

"Scarla, ini Diana. Dia yang merawat nenekmu.", jelas Oscar.

Diana mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Scarla, "Bagaimana keadaan nenekku?", hanya itu yang ingin ditanyakan Scarla.

"Dia baik-baik saja, nyonya. Nenek anda tidur sejak sore tadi setelah minum obat tetapi aku yakin sebentar lagi dia akan bangun, dia belum makan malam."

"Apa penyakitnya sering kambuh akhir-akhir ini?"

"Selain tekanan darahnya yang tinggi, nenek anda baik-baik saja. Terkadang dia mengeluhkan sakit di kepalanya tetapi setelah diberi obat, kondisinya membaik lagi."

Scarla cukup puas mendengar jawaban Diana. Masalah kesehatan utama neneknya adalah tekanan darah tinggi. Jika penyakitnya sudah kambuh, neneknya akan merasakan sakit kepala yang tidak tertahankan. Selain itu sudah tiga tahun terakhir neneknya mengalami masalah pada matanya dan membuat wanita tua itu kesulitan melihat.

"Kau boleh beristirahat sebentar, Diana. Aku akan menemui nenekku.", pinta Scarla.

"Baiklah. Makan malamnya sudah ada di kamar, anda bisa memanggil saya jika butuh bantuan.", jelas Diana.

Scarla mengangguk lalu menoleh ke arah Oscar, "Kau bisa beristirahat juga, Oscar. Kamarku ada di lantai atas. Aku tahu kau lelah."

Oscar mengangkat sebelah alisnya, "Kau memerintahku?"

(don't) Go Away (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang