16. Baru

585 50 9
                                    

Selamat membaca...

Aroma lezat menguar diseluruh ruangan, sehingga membangunkan anak bertubuh putih polos mengintip dari bawah selimut tebal. Semakin ditolak perutnya semakin meronta dan menyerah pada siperut yang kosong. Dengan mata setengah terpejam membawa diri ke aroma tersebut.

"aromanya lezat, aku kelaparan" anak kecil itu duduk dikursi begitu saja merebahkan kepalanya diatas meja dengan berbantal lengannya.

Laki-laki lain yang didapur itu berbalik tersenyum padanya berjalan kelemari mengambil baju bersih dan menyerahkannya pada anak imut itu

"kau selalu tidur nyenyak" ucapnya

"hm...aku kelelahan" adu Plan langsung menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh P Terth, kesukaannya.

Sikap yang menggemaskan, tangannya meluncur begitu saja mengusap kepala Plan dengan lembut "jorok..hmm..sana cuci muka dulu" Plan tidak pergi melainkan melingkarkan tangannya dipinggang P Terth menempelkan wajahnya didada itu detak dan kehangatan yang sama juga usapan yang tidak lupa

"sudah...sana cuci muka sekalian mandi, P antar kekantor"

"kekantor?" Plan terkejut beberapa hari bersama P' Terth membuat ia lupa jika dirinya masih memiliki kewajiban lain.

"iya, P akan mengantar anak kecil ini kekantor" Plan menatap sinis kemudian cemberut

"aku bukan anak kecil!"

"baiklah, anak penurut...segera bersiap-siap...waktu berjalan" P' Terth menunjukkan jam ditangannya

"baiklah"

Setelah dari villa kemarin Terth membawa Plan ke sebuah apartement elit yang sengaja ia sewa untuk mereka tinggal. Supaya leluasa mereka beraktivitas juga Terth ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama Plan membayar semua waktu yang terbuang salama ini terlebih ingin membayar janji pada Plan. Anak yang pendiam, anak yang menyimpan sakitnya sendiri.

"P yakin akan mengantarku ke kantor?" Plan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Mereka belum banyak bicara Plan takut jika mereka bicara ke arah yang labih serius itu akan membuat mereka merasa tidak nyaman tapi jika terus seperti ini hubungan mereka akan jalan ditempat walaupun Plan tau P Terth memiliki tanggungjawab lain.

"P.."

P Terth yang tahu keraguan Plan mengambil tangan itu menggenggamnya erat "jangan terlalu banyak berfikir sekarang ada P bersamamu"

"aku senang bisa bersama P tapi...aku ingin tahu bagaiamana keadaan P selama ini" itu adalah kejanggalan yang harus Plan tau semejak mereka berpisah Plan tidak lagi mendengar kabar P Terth

"P baik-baik saja...P tinggal diluar negeri dan bekerja dikantor, P disini karena reuni Gank pria tampan dan saat ini disini bersamamu. Itu yang ingin Plan tau?"

Plan mengangguk "lalu bagaimana dengan.." kalimat itu menggantung diudara kerongkongan yang serak

"dia tinggal bersama P diluar negeri. Tidak ada yang spesial kami dijodohkan, menikah tanpa cinta tidak akan berhasil" mendengar itu Plan kembali mengangguk. "jangan banyak berfikir" P Terth kembali mengusap kepala Plan dengan lembut memahami apa yang anak itu fikirkan.

P Terth sampai kelobi kantor sesuai arahan Plan dan meninggalkan pria kecil itu untuk bekerja "jika sudah pulang hubungi P, P akan menjemptut" ucap P Terth memperingati Plan dan ia jawab dengan anggukan

Plan menarik nafas sebelum melangkah masuk ruangan tujuannya adalah ruangan Mean beberapa hari tidak berkomunikasi dengan bosnya itu mungkin tensinya sudah naik tapi ruangan sedang kosong tapi ada Chiba disana ditemani oleh sekretaris Mean. Chiba terlihat gagah dengan stelan resminya sangat mirip dengan seseorang.

"Chiba..halo" Plan menarik perhatian Chiba langsung berhambur kearahnya

"P!" anak itu berteriak riang

"sedang apa disini?"

"bermain"

"tuan dan Nyonya sedang rapat" jelas wanita itu

"baiklah biar aku yang menjaganya" ucap Plan dan dijawab anggukan oleh wanita itu

Plan membawa Chiba bermain ditaman kantor tempat dengan rumput hijau dan beberapa tanaman hidup untuk mempercantik pemandangan. Chiba terlihat sangat senang dengan seseorang yang bermain dengannya mengerti apa yang ia inginkan mimpi yang tidak pernah ia bayangkan akan terwujud bersama orang lain.

"Chiba tidak bersama papa?" Plan bertanya karena beberapa kali bertemu tidak melihat papa dari anak ini

Chiba menggeleng memain bolanya. Seperti kesukaan anak laki-laki pada umumnya.

Plan mengerti raut itu dan merasa bersalah "hmm...bagaimana kalau kita makan es krim" ajak Plan terlihat anak itu girang tapi kembali bersedih

"kenapa?"

"mama tidak membiarkanku memakan es krim"

"bagaimana kalau sedikit" Plan membuat perumpamaan dengan tangannya "itu tidak akan apa-apa" Chiba mulai berfikir dan mengangguk dan mengangkat kedua tangannya

Mereka seperti ayah dan anak. Dikedai es krim mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung begitupun pelayan toko yang menatapnya memuja

"pa es cream!!" Plan ikut terkejut dengan Chiba yang berteriak ditelinganya bukan itu poinnya tapi adalah panggilan dari anak itu

"rasa stroberi untuk anak saya" agar lebih cepat Plan memesan dan setelah membayar segera membawa Chiba ketempat duduk dan meletakkan anak itu dikursi

"kau memanggil p apa tadi?"

"pa"

Kata itu membuat Plan mengerutkann kening mereka tidak seakrab itu sehingga Chiba bisa melakukannya. Mereka hanya bertemu singkat tidak lebih banyak tahu satu sama lain. Yang Plan tahu adalah Chiba anak dari kakak Mean bosnya perihal papa dari anak yang didepannya saat ini Plan tidak tahu sama sekali.

"Chiba!!"

Plan dan Chiba menatap sumber suara disana ada Merry juga Mean. Merry berjalan kearah meja dan siap memarahi anak yang mencuri makan es cream tapi bersembunyi dibalik punggung Plan dengan ketakutan dan menangis disana. Plan menenangkan Chiba dengan menggendongnya mengusuk punggung anak ini perlahan dan memberi syarat pada Merry untuk tidak marah. Chiba hanya seorang anak kecil yang lagi gemar melakukan semaunya. Hanya memakan es cream tidak akan membahayakan.

"tidak menjelaskan?"

"apa?" Plan tidak mengerti. Mean menahannya disini setelah Merry membawa Chiba pergi

"oo aku ingin tahu siapa papa Chiba? Aku tidak pernah melihatnya"

Mean menatap tajam membuang nafas kasar "apa yang ingin kau lakukan?"

"aku? Melakukan apa?"

Mean berdiri dan pergi setelah mengutuk Plan

"aku melakukan apa?" Plan bertanya pada dirinya sendiri dan menatap kepergian Mean



Hayooo....Plan ngapain sampe Mean marah gitu...?

Follow my instagram : @busamvung_id

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang