6.CEMBURU

1.7K 95 4
                                    


"Sepandai-pandainya kita berlari dari kenyataan tetaplah takdir yang akan menghadang"

***

Al & Ar

       "LO kekamar mandi apa bikin air Nay,"seloroh Riri melihat Naya baru masuk kelas.

Naya tidak menanggapi dia malah duduk di kursinya.

"Kekamar mandi sampe satu jam pelajaran,wahhhh dapet rekor muri lo Nay,"tambah Diana menepuk bahu Naya dari belakang.

Tapi Naya tetap diam dengan wajah tegangnya.

Marcell yang sedang mengutak-atik handphone Segaf melirik sekilas,merasa ada yang tidak beres dengan Naya.

Riri dan Diana saling tatap,Naya kenapa?

Mendengar bel istirahat Marcell menarik tangan Naya keluar kelas dan berhenti dikantin tepat dimeja paling pojok yang masih sepi.

"Jelasin sama gue,ada apa?"tanya Marcell khawatir.

Naya melepaskan tangan Marcell lalu duduk memangku wajahnya.

Zou yang memang melihat Marcell menarik tangan Naya paksa akhirnya tergugah mengikuti mereka demi rasa penasarannya terhadap gadis itu,bahkan dia mengabaikan panggilan ketiga temannya yang mengajak kerooftop karena mereka kurang suka jika harus berdesak-desakan dikantin jadi akan menunggu agak sepi dulu.

Zou duduk di bangku belakang tepat dimana Marcell dan Naya duduk.

"Nay,"panggil Marcell lembut.

Naya menghela nafas panjang,"gue dari ruang BK,"ujar Naya berat.

"HAHH kok bisa? Kenapa?"

"Lo inget kan surat yang lo kasih kemaren?"

"Iya."

"Dan gue nggak baca apa isinya.Ternyata itu surat buat gue kenapa orang tua gue nggak pernah sekalipun dateng kesekolah,"jelas Naya.

Zou masih tidak mengerti.

"Terus lo bilang apa?"tanya Marcell.

"Ya gue bilang lagu sibuk,apa lagi cobak,"tukas Naya mulai sebal.

"Bohong dong."

Bohong? Maksudnya?

"Yakali gue bilang yang sejujurnya bisa dihakimi seharian kali gue Cell."

Marcell menyeruput ice coffe yang baru diantar,"gue liat kemaren om Arya dirumah, kenapa nggak lo suru dateng."

"Lupa gue gara-gara berantem sama mama."

Berantem sama mama? tanya Zou dalam hati.

"Parahnya lagi gue disana bareng Zou."

Reflek Marcell menyemburkan minumannya,untung tidak terkena Naya.

Naya memicingkan mata heran lalu mengelap meja yang kotor.

"Biasa aja kali,"ujar Naya lagi.

"Ngapain lagi sih lo deket-deket dia,"geram Marcell mengetukan jarinya kemeja.

Naya mengerling melihat teman-temannya yang mulai berdatangan tapi dia tidak melihat Zou dan ketiga temannya.

"Kadang gue mikir gimana sih rasanya pas orang tua sendiri dateng kesekolah."

Mendengar penuturan Naya membuat Zou berbalik badan melihat Marcell yang sedang mengusap punggung gadis itu, tanpa sadar Zou menajamkan pandangan tidak suka dengan perlakuan Marcell.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang