"Katakan padaku?"
"Ketua kelompok dari Hunggeok menantangmu. Dia telah menyandra Sungjae Hyung sekarang, apa yang harus kami lakukan?" tanya Jungkook resah.
"Bukankah kau sudah menjadi ketua kelompok sekarang, kau adalah tangan kanan dari V dalam hal ini. Kenapa kau masih bertanya, kau harusnya mengurus semua ini," Komentar Jimin lagi.
"Hey, kenapa jadi kau yang marah-marah, huh?"
"Kan memang benar, dia sudah kau angkat sebagai ketua Geng angkatan Junior sekarang, memang tugasnya memecahkan masalah sendiri. Kalau ujung-ungnya masih bergantung padamu, ya percuma." Jimin semakin pedas mengkritik.
"Sudahlah Chim, biarkan saja. Lagi pula hari ini rasanya tanganku kaku sekali. Ah, aku butuh olahraga." Taehyung memandang Jimin, lalu mengedipkan sebelah matanya.
Jimin merasa mual.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Katakan padaku di mana tempatnya. Siapa nama orang itu?"
"Un Soohyun," jawab Jungkook.
"Ah, dia punya nyali juga menantangku. Ayo kita pergi."
Senyum merekah di wajah tampan Taehyung. Ia begitu bersemangat, bahkan mengabaikan semua protes yang dilontarkan oleh Jimin. Ia baru keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu, jadi tubuhnya terasa kaku, mungkin yang dibutuhkan adalah sebuah pemanasan. Lagi pula kali ini bukan dia yang menyebabkan kekacauan, tujuannya adalah untuk menyelamatkan temannya.
"Hey, Kim Taehyung jangan pergi, kau tahu akibatnya 'kan?"
"Kau mengkhawatirkanku Chimchim? Kalau begitu kenapa tidak ikut saja."
"Aa ... ah." Jimin gelagapan menjawab.
"Diamlah kalau begitu, aku tahu kau membenci perkelahian. Tsk, menyebalkan sekali aku mempunyai teman sepertimu takut pada perkelahian. Apa kau benar-benar seorang lelaki huh?" Ledek Taehyung.
Jimin menarik napasnya berat, ia sudah terbiasa atas segala perlakuan Taehyung. Di pukul ataupun dihina, itu sudah menjadi makanan sehari-hari yang mengenyangkan. Tapi anehnya, ia tetap saja mau mengikuti langkah Taehyung.
"Kau menghinaku, tak lihat ABS yang aku punya. Aish, aku bukan benci berkelahi, aku hanya tidak suka dengan darah saja. Lagi pula aku bukan mengkhawatirkanmu. Aku malah lebih mengkhawatirkan yang jadi lawanmu." Jimin menatap Taehyung dari bawah kaki hingga ujung kepalanya, lalu menggeleng-gelengkan kepala.
"Apa?" tanya Taehyung curiga.
"Kau sangat bersemangat hari ini. Moodmu sangat bagus untuk berkelahi, ah berapa lama dia akan dirawat di rumah sakit, 1 bulan, 2 bulan, tiga bulan atau 1 tahun? Apa yang akan kau patahkan kali ini," tutur Jimin entah bercanda atau benar-benar membayangkan Taehyung melakukannya.
"Khawatirkan dirimu saja."
"Aku serius, kau hanya akan membuat Ayahmu semakin marah saja. Kau tahu itu."
"Jangan pernah menyebutnya sebagai Ayahku atau kau ingin berakhir seperti orang yang ada di rumah sakit itu." Ancam Taehyung.
"Baiklah, aku memang tidak bisa melawanmu. Pergilah." Pasrah Jimin.
Taehyung kemudian berlari bersama dengan Jungkook dan disusul yang lainnya kecuali Jimin. Wajahnya terlihat begitu khawatir. Bukan dengan perkelahian yang akan terjadi, tapi Jimin lebih khawatir dengan apa yang akan terjadi pada Taehyung nantinya. Hubungan antara Taehyung dengan ayahnya tidak baik, ayahnya selalu memiliki banyak cara untuk membuat Taehyung tersakiti, entah apa yang akan terjadi jika ayahnya sampai mengetahui hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]
أدب الهواةLee Hyeri harus merelakan cinta pertamanya yang berakhir menyedihkan. Ia pun pindah ke seoul untuk memulai hidup baru dengan Ayah serta kakak tirinya. Namun, sang kakak sangat sulit ditemukan. Berbagai kejadian berlangsung di sekolah barunya. Ia sec...