BAB 7: Part 4 "In Danger!"

138 4 0
                                    

"Hyung, itu ... itu seragam sekolah kita kan," ujar Jungkook yang memperhatikan Hyeri.

Taehyung kemudian ikut menoleh, jantungnya terasa mau lepas. Kini Hyeri mantap ikut disandera oleh musuhnya. Semuanya semakin rumit dan di luar rencananya, terlebih jumlah lawan terlalu banyak dari bayangan. Ia hanya menyanggupi permintaan Un Soohyun untuk menyelamatkan salah satu teman gengnya, dan Hyeri bukanlah siapa-siapa baginya, bisa saja ia langsung pergi dan mengacuhkan gadis itu, tapi hatinya tak mau setuju.

"Lepaskan tanganmu, lepaskan. Aishh!" Ronta Hyeri.

"Tak bisa segampang itu manis. Kau sudah ada di sini dan di tanganku, kenapa tak ikut bermain saja," bisik lelaki bertampang menyeramkan itu.

Hyeri meringis dan menutup matanya ketakutan. Ini kali pertamanya seorang pria menindas dirinya. Perasaannya jauh berbeda di banding ketika Yoojung ataupun Jiyeon yang melakukannya.

Taehyung mendengus kesal. "Lepaskan dia. Dia tidak ada urusannya denganku, jangan melibatkan orang lain terlebih seorang perempuan!" bentaknya.

Laki-laki itu menyeringai.

"Oh, jika kau ingin dia pergi, berarti dia memang berharga untukmu. Hey man, orang sepertimu tak mengenal laki-laki atau perempuan dalam situasi ini," ejek Un Soohyun yang merupakan musuh Taehyung.

"Apa maksudmu, aku hanya berkelahi dengan laki-laki saja," sangkal Taehyung.

"Hey, apa kau sangat meremehkanku? Kau pikir aku menantangmu tanpa rencana? Lagi pula aku sudah memata-mataimu sejak lama dan kabar baru kau sedang mengincar seorang perempuan. Apa dia orangnya?"

Taehyung mengepal tangannya kuat. "Aku bilang lepaskan dia, aku tak mengenalnya."

"Lepaskan dia!" suruh Soohyun.

Lalu lelaki besar yang mencegat Hyeri mendengarkan, ia kemudian mendorongnya kuat hingga tubuh kecil milik Hyeri membentur tembok keras. Ia meringis karena pergelangan kaki serta lengannya terasa sakit.

Soohyun tertawa.

"Apa yang kau lakukan huh?" bentak Taehyung.

"Dia tidak berarti untukmu 'kan? Kenapa aku harus melepaskannya, lagi pula dia cantik. Dia milikku saat ini, kau abaikan saja apa yang akan terjadi pada gadis itu," jelas Soohyun.

"Apa, memangnya aku barang. Aish, lelaki kurang ajar," geram Hyeri kesal.

Lalu menahan segala nyeri yang dirasa, Hyeri memaksakan untuk berdiri. Semuanya memandangnya heran juga khawatir. Baiklah jika Taehyung tak mau menolongnya, Hyeri yakin bisa melindungi dirinya sendiri.

"Hey, berandalan sialan, kau pikir kalian siapa huh berani menyakitiku? Kalian pikir aku lemah! Heh, aku ... aku tidak akan membiarkan siapa pun dari kalian menyakitiku." Hyeri telah berdiri tegap dan memasang kuda-kuda, meski rasanya amat sakit Hyeri harus berpura-pura terlihat baik-baik saja. Kemudian matanya mulai menyelidik ke setiap tempat.

"Jangan bertingkah bodoh!" teriak Taehyung.

"Awas di belakangmu." Hyeri mendapati seseorang mencoba memukul Taehyung dengan sebuah kayu dari belakang. Tanpa pikir panjang Hyeri lalu membuka sepatu converse miliknya dan melemparkannya.

Tsuing... buuk

"Yes, tepat sasaran," ujar Hyeri girang. Taehyung hanya tersenyum.

"Aishh, sialan kau." Kesal Soohyun lalu kemudian memukul Taehyung.

"Ayo serang!!" teriak Jungkook.

Beberapa saat kemudian perkelahian tidak dapat dihindari lagi. Hyeri hanya dapat terduduk lemas dipenuhi rasa ketakutan. Ia bahkan tak bisa melihat apa yang terjadi di depannya saat ini, matanya terpejam kuat. Ia tak sanggup untuk melihat kekerasan, terlebih saling memukul satu sama lainnya itu sangat mengerikan. Ia selalu saja bertemu dengan Taehyung dalam keadaan yang kurang tepat, harapnanya adalah jika kupu-kupu itu akan membawanya ke sebuah tempat yang indah dipenuhi ladang bunga. Bukan tempat perkelahian seperti saat ini.

Ngiung... ngiung... ngiung

Perkelahian terhenti sejenak, mereka fokus untuk mendengarkan suara yang datang, karena suara itu jelas tak asing di kuping mereka. Berikutnya mereka saling menatap satu sama lainnya.

"Aish sialan, siapa yang memanggil polisi." Kesal Soohyun.

"Hyung, ayo kabur ada polisi," ajak Jungkook

"Aku tahu, kau bawa Sungjae yang terluka." Perintah Taehyung, dan Jungkook pun menurutinya.

Jungkook membopong Sungjae yang terluka dan dibantu oleh teman-teman yang lainnya. Semuanya berlarian ketika mendengar suara sirine itu semakin berdering kencang. Hyeri ingin ikut kabur tapi kakinya terasa sakit akibat terkilir, belum lagi ia masih ketakutan jadi tak dapat menguasai dirinya sendiri. Jika pun harus di tangkap biarkan saja, ia merasa tak terlibat akan semua perkelahian.

"Bangun lah, apa yang kau lakukan di sini cepat pergi," suruh Taehyung kasar sambil melengos dan meninggalkan Hyeri.

Hyeri menghela napasnya berat. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Huuh, a-apa yang harus kulakukan? Uuuh, aku tahu aku tidak terlibat tapi aku tidak mau bertemu polisi," gumam Hyeri yang kini menangis. "Ibu..."

Taehyung sudah berada jauh dari Hyeri, tapi ia masih bisa melihatnya jelas. Ia kesal karena Hyeri masih saja diam dan tak beranjak sedikitnpun. Lalu akhirnya ia membalikan badan dan berlari kembali menghampiri Hyeri.

"Aishh, apa yang kau lakukan. Cepat pergi," omel Taehyung seraya ia mengulurkan tangannya pada Hyeri.

Hyeri menggeleng pelan.

"Ada apa?" bentak Taehyung.

"Aku, aku tidak bisa berjalan, kakiku sakit, tanganku sakit, air mataku juga tak bisa berhenti menetes," jelas Hyeri panjang.

"Aishh." Taehyung mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Kau merepotkan."

"Jangan tinggalkan aku," mohon Hyeri.

Lalu Taehyung berjongkok di depan Hyeri, tangannya menepuk-nepuk punggungnya memberi isyarat pada Hyeri untuk segera menaikinya. Sayang Hyeri tak mengerti.

"Kau itu otak udang, masa yang begini saja tidak mengerti! Aku akan menggendongmu, cepat naik. Kalau tidak aku akan meninggalkanmu dan membiarkanmu ditangkap polisi."

"Aku mengerti."

Taehyung berlari dengan menggendong Hyeri untuk menghindari kejaran polisi, Sebenarnya Hyeri sangat ragu berada dalam gengongan lelaki menyeramkan seperti Taehyung, tapi ia tak punya pilihan yang lainnya, keadaan begitu memaksa. Taehyung pun terus berlari tak perduli ke mana arahnya. Pun suasana jadi canggung bagi keduanya. Dan setelah berlari cukup jauh Taehyung bisa menghindari kejaran polisi.

"Gomawo," ujar Hyeri pelan.

"Apa, aku tidak mendengarnya!" Goda Taehyung.

"Gomawo," teriak Hyeri.

"Kau harus membayarnya." Taehyung menyeringai.

"Berapa, katakan saja berapa uang yang harus kubayarkan, kalau bisa kau juga kirimkan nomor rekeningnya," jawab Hyeri santai.

"Bukan itu maksudku bodoh."

"Kau selalu memanggilku bodoh," protes Hyeri.

"Sudah diam jangan bicara, kau itu berat sekali," keluh Taehyung.

Hyeri begitu malu saat Taehyung menyebutnya berat.

"Se-serius?" tanya Hyeri ragu. "Ah, aku harus diet lagi," gumamnya pelan.

"Aku bilang diam, mau kau kujatuhkan." Ancam Taehyung.

"Baiklah aku akan diam." Turut Hyeri.

Taehyung kembali tersenyum tanpa sepengetahuan Hyeri.

"Pegangan yang kuat agar tidak terjatuh. Aku tidak akan membantumu lagi jika kau jatuh."

Hyeri menelan ludahnya getir, Taehyung sungguh menyebalkan. Kalau saja dia tidak membutuhkan bantuan sudah ia gigit telinganya dari tadi. Tapi hanya untuk kali ini saja, Hyeri tak mempunyai pilihan lain.

"Baiklah." Turut Hyeri ragu, lalu melingkarkan tangannya pada Taehyung, ia bersandar di bahu Taehyung hingga tak sadar tertidur.

***

My Lovely Brother and Boyfriend - KTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang