"Karena terlalu nyaman, aku lupa bahwa kita hanya sebatas teman."
-Unknown••{2}••
Dengan lelah So Eun melangkahkan kakinya menuju sofa diruang tengah. Tepat pukul 10 malam dirinya baru bisa pulang ke unitnya, meskipun proses syuting ditunda bukan berarti pekerjaannya bisa selesai lebih awal, justru karena adanya penundaan So Eun dan para anggota staf terpaksa merancang ulang keperluan yang ada.
Tubuh yang lelah ditambah dengan demam membuat So Eun malas beranjak dari tempatnya, padahal pagi tadi tubuhnya baik-baik saja. Kali ini pening mulai melandanya membuat So Eun memijat kepalanya sesekali.
"Ehem." So Eun merasa kerongkongannya begitu kering, rasanya perlu sesuatu untuk membasahinya. Perlahan menuju dapur So Eun berniat menuangkan air dan diwaktu yang bersamaan suara sandi pintu yang ditekan terdengar.
"Bukannya dia bilang mau menginap dirumah temannya? Apa tidak jadi?" So Eun yang belum sempat meneguk minumannya beranjak dari tempatnya, berniat memastikan bahwa yang datang itu adalah adiknya— Kim Soo Bin.
"Soo Bin, bukannya kau bilang mau menginap?" tanya So Eun, namun ternyata yang datang adalah Kim Bum, beserta kantong kresek ditangan kananya.
Selain menjadi sahabatnya selama 10 tahun, rekan kerjanya selama 5 tahun, Kim Bum juga adalah tetangganya selama 4 tahun. Bahkan pria dengan tatapan sinisnya itu juga mengetahui sandi unit milik So Eun. Oleh sebab itu Kim Bum bisa masuk tanpa perlu So Eun membukakan pintu untuknya.
"Kau tidak menghubungiku?"
So Eun memutar bola matanya malas, Kim Bum mulai lagi. "Jangan kekanakan, aku tidak menghubungimu karena ponselku mati."
"Tapi kau kan, bisa pinjam ponsel temanmu."
So Eun kembali menuju dapurnya untuk melanjutkan kegiatannya yang tertunda, diikuti Kim Bum dibelakangnya.
"Sudahlah lagipula aku sudah dirumah, jangan dipermasalahkan lagi."
Kim Bum yang kala itu duduk di pantry menyodorkan kantong bawaannya. "Dasar keras kepala. Ini aku bawakan obat untukmu."
"Terimakasih. Maaf membuatmu khawatir, tapi aku juga tidak mau merepotkanmu. Kau juga punya kesibukanmu sendiri." So Eun berusaha meraih kantong yang Kim Bum berikan dan melihat berbagai macam obat didalam sana, membuat So Eun tanpa sadar tersenyum geli.
"Jangan tertawa, aku sengaja beli semuanya untuk persediaan. Aku juga belikan vitamin untukmu." jelas Kim Bum yang disambut dengan senyuman dari sahabatnya tersebut.
"Sekali lagi terimakasih, Kim Bum."
Sesaat pintu terbuka, dengan perasaan lelah So Eun mengganti sepatunya dengan selop yang senagaja disimpan didekat pintu masuk. Ruangan yang gelap beberapa waktu lalu mulai tampak terang saat So Eun menyalakan lampu diruang tengah. Sepertinya Soo Bin sudah tidur di kamar nya, terlebih hari sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.
Dengan langkahnya yang lesu So Eun menyimpan tas bahunya di dekat sofa dan kembali melangkah menuju dapur, berniat membasahi kerongkongannya. Entah mengapa akhir-akhir ini keadaannya semakin memburuk; staminanya yang menurun menghambat kegiatannya hari ini, hingga membuatnya tidak berniat melakukan apapun, tetapi pekerjaannya selalu menuntut profesionalisme darinya. Ini tidak mudah.
Duduk seraya memangku kepalanya, So Eun merasakan sedikit pening disana. Tidak! Ia tidak boleh sakit, apalagi sekarang sedang ada proyek baru artisnya yang sedang mereka garap, jangan sampai So Eun absen dan mengecewakan banyak orang.
Sekali lagi, So Eun kembali meneguk air mineralnya. Tidak beberapa lama setelah itu terdengar suara dari pintu apartemennya, suara pintu yang terbuka dan tidak salah lagi kalau itu pasti Kim Bum. Seperti janjinya pria itu datang dengan membawa obat yang dibeli nya di apotik terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakable Secret ||BUMSSO
Fanfiction[RE-UPLOAD] [Revisi Total] Mitosnya mereka hanya bersahabat! Namun, faktanya persahabatan yang terjadi antara pria dan wanita adalah jalur yang paling berbahaya, penuh cobaan dan perlu kesabaran. Jadi, mungkinkah sahabat sampai akhir itu hanya akan...