I'll go looking for you to Neverland by following Tinkerbell
🌻
Happy Reading
🌻Edelweiss, Mark dan Jeno sampai di sekolah. Jeno berlari duluan untuk menyelesaikan PR-nya di kelas yang belum selesai-- tidak, menyontek lebih tepatnya. Sementara Edelweiss dan Mark berjalan santai di belakang.
"Katanya bakalan ada demo Ekskul?" tanya Edelweiss.
"Iya, minggu depan kalo nggak salah."
"Rapat OSIS dong?"
"Iyaa, tapi sebelum itu, kita perlu minta beberapa Ekskul yang bakal diusulkan sama siswa-siswi nanti, trus kita bahas deh di Rapat."
"Aku gugup ...."
Mark terkekeh lalu menahan pundak Edelweiss. Mereka berhadapan dan saling tatap.
"Kalo aku pergi, kamu marah nggak?" tanya Mark.
"Kenapa kamu harus pergi?"
"Hmm semisalnya aja gitu ...."
"Emang kamu punya alasan buat pergi?"
Mark diam. Edelweiss merapikan rambut Mark yang berantakan, lalu berjinjit dan mengecup pipi Mark sekilas.
"Kalo kamu pergi, aku nggak marah. Aku cuman sedih, karena kalau aku sedih, artinya aku marah, takut, benci dan kecewa."
"Karena itu, jangan tinggalin aku. Jangan pergi. Sekalipun harus, kamu nggak akan bisa pergi. Kamu selalu ada di hati aku," lanjutnya.
"Makasih, Edelweiss. Makasih udah bikin aku jadi cowok paling bahagia di dunia ini karena bisa kenal kamu dan punya kamu."
Edelweiss tersenyum. Menggenggam tangan Mark dan membawanya berjalan ke kelas. Jujur, hatinya gelisah. Apa yang diucapkan Mark membuatnya takut. Dia takut Mark benar benar akan pergi.
...🌱...
"Guanlin?" Pak Shindong mengabsen nama siswa.
"Hadir pak," jawab Guanlin.
"Haechan?"
"Izin, Pak," sahut Jaemin.
"Izin kenapa? Ada surat?"
"Ada urusan keluarga katanya, Pak. Suratnya di dalam laci."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...