chapter 1

23 2 0
                                    

Pagi hari ini seperti hari biasanya, kota yang sepi ini hampir setiap hari di rundu hujan kadang lebat kadang tidak.

  Mataku masih sangat mengantuk seperti remaja normal yang bangun siang di hari liburnya, besok aku memulai hari pertama di kelas 3 sma yang berarti aku menjadi senior di sekolahku. Memikirkan tentang bully
Yangku dapat sejak kelas 10 karena baju gombrong kacamata tebal dan rambut kepang yang selalu melekat padaku. Aku memikirkan untung berubah 360° untuk tahun terakhirku di sma ini.

   Siapa peduli? Lagi pula aku mempunya tubuh indah dan rambut lurus yang panjang. Memikirkannya membuat ku pusing dan mual. Aku turun dari kamarku untung mencari makan di dapur, bibi selalu membuatkan ku roti isi yang berbeda setiap hari nya. Rumah ini cukup besar untuk di tinggali 2 orang, bibi adalah orang yang pertama tempatku berbagi cerita selain adikku.

   "Aduh non, masa perawan bangun jam segini" kata bibi. Bibiku bekerja untuk mengurusku dan membersihkan rumah, datang jam 5 pagi dan selesai jam 2 petang, yang berarti aku hampir setiap hari tidur sendirian di rumah yang cukup besar ini. "Iyanih bi cape banget, biasa deh abis nonton drakor kesayangan hehehe" ujar ku sambil melahap roti isi buatan bibi. Terlintas di pikiranku tentang merubah total penampilanku yang seperti kutu buku ini. Gimana ya kalo aku pake baju ketat dan rok sempit kaya remaja sma lain. Kali aja kalo aku berubah Zidan bakal suka sama aku. Tapi masa iya sih aku beneran suka sama anak nakal yang suka nya berantem itu.

   "Ayo mikirin apa?" Ucap bibi yang membuatku tersadar dari semua pikiran aneh itu. "Kalo aku ngerubah penampilan kaya anak sma yang lain gimana ya bi? Masih di bully ga ya ?" Tanyaku. Bibi berfikir sejenak dan bilang bahwa ideku boleh di coba. Dengan pendapat bibi itu, aku langsung berlari ke kamar sambil mengucapkan " makasih ya bi". Aku membuka dan menyocokan baju sekolahku di depan kaca. Kaya nya bagus nih kalo baju nya di kecilin segini rok nya juga. Aku memutuskan untuk memotong baju ku sepinggang dan mengecilkannya, namun untuk rok aku tidak mengecilkannya karena akan terlalu membentuk bokongku dan aku tidak percaya diri untuk itu, jadi aku memutuskan untuk menendekannya saja. sebetis? Tidak tidak. Terlalu pendek. Dengen beribu argumen yang ada pada otaku aku memutuskan untuk memotongnya hanya di atas mata kakiku.

   Tukang jahit terdekat berada 8 blok dari rumah ku artinya akan memakan waktu jika berjalan kaki, lagi pula ini sedikit gerimis aku tidak mau sakit di hari pertama sekolah besok, jadi aku memutuskan untuk membawa mobil baru yanh ku dapat di ulang tahun ke 17 ku 3 bulan lalu. Baru 3 blok dari rumah aku melihat ada tetangga baru yang pindah dan seorang anak laki laki yang tampan badan nya bagus seperti atlet dan dia menyondongkan jempol ke arah mobil ku yang berarti dia meminta tumpangan? Apa aku salah liat ?. Aku pun berhenti di depannya dan membuka kaca mobil ku. Apa yang dia lakukan di luar hujan hujanan?.

   "Boleh nebeng sampe depan ga ?" Ucap nya sambil menutup atas kepala nya dengan sebuah buku agar tidak terkena hujan. "Eh iyaiya boleh masuk aja" ucapku. Apa yang aku lakukan? Membiarkan orang asing masuk kedalam mobilku. Nama nya saja aku tidak tahu. " Aril" ujarnya sambil menawarkan tangan nya untuk berjabatan. "Amelia" ucapku yang memutuskan untuk menjabat tangannya. "Gue baru di sini baru banget pindah, eh di suruh nyokap ke toko buat beli telor " ucap nya sambil tersenyum lebar. Dari wajah itu aku tau kalo dia orang nya baik dan ramah entah mengapa aku sangat yakin. Aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu. Sampai mobil nya ku hentikan karena sudah di depan toko.
"Makasih ya sorry ngerepotin" ucap nya dan mengambil buku yang dia bawa untuk menutupi kepala nya lagi.
"Iya sama sama santai aja" ucapku. Dengan itu dia membuka pintu mobil dan berlari kedalam toko. Aku pun melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di sana aku pun memberitahu kepada tukang jahit langgananku apa yang ku mau. Dia bilang tidak bisa selesai besok karena terlalu banyak, "yaudah deh pa yang ini aja duluin besok di pake sisanya aku ambil selasa ya" ucapku sambil menunjukan baju putih dan rok putihku. Aku membayar setengah dan setengahnya lagi ku bayar kalo sudah selesai semua. Aku pun balik kerumah dan menceritakan kepada bibi ku apa yang terjadi tadi, bibi hanya tersenyum mendengarnya.

  Siapa ya cowo tadi manis banget ramah lagi kaya nya seumuran deh, atau lebih tua ya?. Semua itu berada di dalam pikiran ku sekarang. Sejenak melupakan tentang anak nakal yang ku taksir sejak 2 tahun lalu. Nanti malam aku harus kembali ke tukang jahit untuk mengambil baju ku, jadi aku memutuskan untuk mengecek instagram ku yang mempunyai 20 pengikut  129 mengikuti 3 post dengan 1 like di masing masing foto. Hanya ada foto ku menggunakan baju kotak kotak dengan kacamata hitam, dan dua lainnya hanya foto idol yang ku suka. Mata ku berhenti saat melihat @dintadr 1.320 pengikut dan 396 mengikuti dan 20 post dengan like yang banyak. Kenapa juga aku nge follow dia, aduhh.

Falling For A Bad Boy [•EDITING•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang