chapter 2

13 2 0
                                    

Bippp.. bippp.. bippp...
Alarm ku berbunyi menunjukan tepat pukul 5 pagi. Aku beranjak dari kasur dan mencabut iphone 10 ku yang telah ku isi dari semalam. Aku sangat bersemangat hari ini, ini adalah awal dari semua nya. Aku mandi dan memutuskan untuk tidak membasahi rambutku. Setelah mandi aku melihat ke arah baju yang sudah ku gantung semalaman dan siap untuk ku pakai. "No more bully, no more tears" ucapku dalam hati. Aku memakai baju itu dan melihat ke arah cermin. Dan memikirkan seharusnya aku melakukan ini dari dulu. Badanku terlihat bagus. Aku memutuskan untuk menggunakan softlens dari pada kacamata hitam yang super tebal itu lagi. Alis ku cukup tebal dan aku memutuskan untuk tidak melakukan apa apa dengan itu. Memakai sedikit liptint dan parfum vanila baru ku.

06.00 waktunya untuk ku berangkat, mangambil jansport hitam dan roti isi yang bibi ku buat. Aku berlari ke mobil setelah mengucapkan selamat tinggal padanya. Mobil baru, penampilan baru, aku akan memiliki teman setelah ini, pikir ku. Perjalanan dari rumah cukup jauh sekitar 20 menit. Aku biasa menggunakan sepedah sebelum nya yang membuat aku harus jalan lebih pagi agar tidak telat.

   SMA Swasta 01 tempat ku bersekolah aku memarkir mobil ku agak jauh dari pintu masuk sekolah, ketika aku keluar dari mobil ku, aku merasa semua pandangan tertuju kepada ku. Benar gadis cupu berubah jadi gadis remaja yang cantik dan menarik perhatian. Aku berjalan ke arah kelasku menelusuri lorong loker dimana semua anak mengambil barang yang mereka butuh kan untuk pelajaran, Hingga mata ku bertemu dengan zidan.

   Anak nakal yang mencuri perhatian ku sejak di bangku kelas 10. Aku melihat beberapa luka memar di pipi nya yang kuyakini ia telah bertarung dengan gang lain. Zidan melihat ke arah ku dan aku menundukan kepala ku karena aku sangat bingung mau berbuat apa lagi. Semua temannya memperhatikan ku, dan aku pun tersadar bahwa salah satu dari mereka adalah aril. Aril? Sedang apa dia di sini? Mengapa dia bersama mereka?. "Amelia" ku mendengar namaku di panggil oleh aril. Aku menoleh ke arahnya dan menghentikan langkah ku. Zidan seperti kebingungan dari mana aril tau nama ku. Aril mengucapkan sampai jumpa di kelas ke zidan dan yang lainnya, dia berjalan ke arah ku. "Lah lu sekolah disini juga ? Kelas berapa lu mel?" Tanya nya, dia melihat ku dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kelas 3 b ril, lu kelas berapa ?" Tanya ku sambil menatap matanya. "Loh bareng gua sama zidan dong, ayo bareng ke kelas zidan udah duluan." Ucap nya. Hah? Aril satu kelas sama aku? Aduh abis deh, kalo dia tau kalo aku dulunya kutu buku yang sering di bully.

   Aku masuk ke dalam kelas bersama aril. Zidan duduk bersama Bayu, anak motor yang suka party dia seorang playboy banyak orang yang bilang dia seperti itu karena patah hati sama cinta pertamanya. Andi melambaikan tangan nya menandakan Aril untuk duduk di sampingnya. Andi salah satu artis sekolah yang terkenal karena youtube yang dia miliki bersama pacarnya yaitu Lilia. Di samping meja mereka ber-4 ada Lilia yang duduk di sebrang kursi Andi bersama Dinta. Yup.. Dinta. Kapten cheer yang selalu nge bully aku dari kelas 10. Dia juga naksir Zidan sejak kelas 10. " Lu duduk di mana mel?" Ucap Aril yang membangunkan ku dari semua pikiran ku. "Gue duduk di sana ril" menunjuk ke arah bangku paling belakang yang tidak ada orang di sampingnya. Aku selalu duduk sendiri  sejak kelas 10, yang lain tidak begitu benci padaku, sesekali mereka berbincang dengan ku. Namun tidak ada satupun dari mereka yang mau duduk dengan ku dengan alasan takut ikut di bully.

   Pak guru datang, dan aku berjalan ke meja ku. Karena pagi ini gerimis seperti biasanya sekolah memutuskan untuk tidak mengadakan upacara hari ini, yang berarti aku bisa pulang lebih awal.

   Waktu terasa begitu cepat, sampai di jam terakhir pelajaran. Aku tidak mau berbohong bahwa makan siang ku terasa begitu sepi, tidak ada yang berubah aku tetap duduk sendiri dan melihat segerombolan anak populer yang duduk bersama, salah satu dari mereka adalah Aril. Cowo yang kupikir baik ternyata bergabung dengan gang itu. 15 menit sebelum bel pulang Dinta bangun dari kursinya, kelas sangat berisik karena tidak ada guru yang masuk, mereka mungkin sedang mengadakan rapat awal tahun. "Kayanya ada yang mau caper nih sampe sampe ngerubah penampilan!". Ucap Dinta yang membuat semua orang melihat ke arahku. "Heh cupu mau lo gimana in juga lo tetep cupu!" Tambahnya. Semua orang tertawa, Aril hanya melihat ku dengan menaikan alisnya, dia tampak kebingungan. Zidan tampak tidak perduli dengan omong kosong yang di ucapkan Dinta kepada ku. Aku hanya ingin cepat pulang.

   Kringgg... Kringgg... Tuhan menjawab doa ku dalam hati. Aku bergegas memasukan semua buku kedalam tas ku, aku melihat bangku zidan sudah kosong dan Aril? Ikut pergi dengan mereka. Kursi Dinta pun sudah kosong. Aku berjalan menuju parkiran untuk cepat pergi dari sini. Namun pandangan ku seolah menarikku ke ban mobilku. Ban ku kempes!. Pasti ulah Dinta!. Pikirku.
Aku melihat Dinta tersenyum dan pergi dengan mobilnya. Aku menelfon derek mobil agar mobilku di angkut, dan ini memaksa ku untuk pulang berjalan kaki. Di kota ku tidak ada angkot jauh seperti kota terpencil yang dipenuhi pohon.

Falling For A Bad Boy [•EDITING•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang