chapter 3

10 1 0
                                    

Aku memutuskan untuk memotong jalan melewati hutan agar cepat sampai di rumah sebelum matahari terbenam yang membuat jalanan sepi dan gelap. Aku tercengang saat melihat kumpulan orang menggunakan almet bertuliskan "barat" yang berarti dia adalah anak SMA Prima. Sekolah kami memiliki almet yang bertuliskan "timur". Dan bodohnya aku memakai almet itu sekarang. Aku melepaskan nya perlahan agar tidak terlihat oleh mereka, dan cepat memasukannya kedalam tas ku. Aku berjalan dengan perlahan samapai orang menepuk pundaku dari belakang. "Wah.. anak timur lu ya ikut gua sini!." Ucap lelaki tinggi dengan rambut gondrong. Dia menarikku ke tengah perkumpulan itu. Mataku bertemu dengan mata coklat alis tebal yang kuyakini adalah ketua dari gang barat.

  Austin si ketua gang barat yang terkenal itu. Tidak jarang sekolah ku bertarung dengan sekolah nya. Dia manatap ke arahku lalu berpaling ke salah satu temannya. Lelaki itu membawaku ke tempat yang berbeda dia mengikatku di kursi, aku sudah mencoba melawan tapi dia terlalu kuat untuk ku. Aku seharusnya berada di rumah sakit sekarang, hari mulai gelap aku ketakutan. Setelah beberapa menit berlalu Austin datang dengan membawa tas dan almet ku, dia pasti membuka tas ku untuk mendapatkan almet itu. Dia duduk di depanku menatap wajahku dengan mata indahnya. "Kamu anak timur?" Tanya nya dengan lembut. Aku terheran lelaki yang di takuti karena seorang ketua gang bisa berbicara dengan selembut itu. "Iya.. aku ga nguping apa apa ko, cuma mau motong jalan aja takut kemaleman" ucap ku dengan cepat. "Iya gua percaya, tadi lagi ada meeting sama anak gang jadi dikira lu nguping" jelasnya sambil melepaskan ikatan di tanganku.

   "Gua anter pulang ya" tambahnya. Aku tidak mau membiarkan orang asing tau rumahku. Lagi pula aku baru bertemu dengannya, tapi ini sudah larut malah. Aku melihat ke arah handphone ku yang ternyata sudah pukul 6 sore. Aku sudah berada di sini 3 jam!. Aku tidak mempunyai pilihan lain selain ikut dengannya, jadi aku meng-iyakan ajakannya.
"Naik motor?" Tanyaku. Aku belum pernah naik motor sebelumnya, ditambah ayahku tidak membolehkannya. Tapi ayahku tidak perlu mengetahuinya. "Iya ayo naik keburu malem, besok gua sekolah" suruhnya. Aku pun naik dan langsung berpegangan padanya aku memeluknya, bukan karena aku ingin. Ini motor ninja yang tinggi itu dia tidak memiliki gagang di belakang untuku berpegangan, jadi aku memutuskan untuk memeluknya.

   Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam dan tidak berbicara apa apa. Sesampainya di depan rumah ku, aku melepaskan peganganku, dan turun.
"Makasih ya, maaf ngerepotin dan ganggu meeting nya. Besok besok ga perlu ngiket orang di kursi! Bikin takut tau ga!". Ucapku agak marah.
"Iya maaf ya, btw boleh minta nomer hp lu ga ?" Tanya nya. Dia terlihat ramah dan tidak berbahaya, dan juga dia mengantarku sampai rumah jadi aku memberikan nomer ku padanya. Dia bahkan belum mengenalkan namanya padaku. Setelah memberikan nomorku aku berjalan menuju pintu rumahku. "Ehh.." ucapnya. "Apalagi ? Udah malem gaenak sama tetangga!" Ucapku agak sedikit kesal. Dia mungkin akan bertanya tentang namaku atau sosial media yang ku punya. "Helm gua mau di bawa pulang?" Tanya nya. Aku sangat malu aku merasakan pipiku mulai memerah sekarang. Aku berjalan dan mengembalikannya kepadanya. "Besok gua anter ya" ucapnya. Sebelum aku menjawab dia sudah pergi dengan motornya itu.

  Aku membersihkan diriku dan mengganti pakaianku. Bibi telah mengambil baju yang ku taruh di tukang jahit kemarin. Hari ini melelahkan, semua yang kupikirkan ternyata salah. Aku tetap di bully.
*Gzzgzzz..*

Unknow : gua austin save ya :)

Me : yang tadi nganter?

Unknow : iya, mel

Me : ko tau nama aku?

Unknow : buku lu ada namannya.

Aku teringat bahwa dia membuka tas ku tadi. Setidaknya aku mempunyai teman sekarang, walau hanya satu setidaknya dia baik kepada ku.

Austin 😎 : goodnight mel :)

Aku memutuskan untuk tidak membalasnya.
Bippp...bippp...
Alarm ku berbunyi aku memutuskan untuk meng curly rambutku hari ini aku harus berangkat lebih pagi, karena mobil ku sedang di bengkel aku akan mengambilnya sepulang sekolah 05.45 aku harus berangkat sekarang dengan  sepedah lama ku.

Austin 😎 : aku di depan ya :)

   Mata ku terdiam saat melihat sms dari austin. Dia benar benar mau mengantarku ? Ke daerah timur ?. Bukan kan itu berbahaya untuk nya ?. Aku berlari keluar rumah dan melihat Austin dengan motor ninjanya, dia tidak sendiri dia mengajak 2 orang temannya yang masing masing membawa motor ninja dan memakai almet barat. Sekarang pukul 6 dan aku akan terlambat jika menggunakan sepedah tua itu. Jadi aku memutuskan untuk pergi bersama Austin, kami mengobrol sedikit di perjalanan. Dia orang yang ramah dan sedikit humoris.
Sampai di deoan gerbangku semua murid melihat kearahku dengan tatapan kaget, mungkin dia bertanya apa yang aku lakukan dengan anak barat?. Namun aku tidak perduli, selama mereka baik kepada ku aku tidak memandang dari mana dia berasal. Sampai Zidan melihat ke arah ku dengan tatapan marah dan kecewa? Apa aku salah menilai?. Aku mengucapkan selamat tinggal kepada Austin dan meraka pun pergi meninggalkan ku di sekolah yang gila ini.

  Aku berjalan ke arah loker ku dan tidak memberikan rasa peduli ku terhadap Zidan dan temannya.
"Ameliaa" panggil seseorang dari belakangku.

Falling For A Bad Boy [•EDITING•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang