Sepuluh tahun memperingati kematian Dave Malik, aku kembali ke Amerika. Neptune mengizinkanku mengambil cuti sebelum upacara pernikahan yang akan diadakan di New York. Aku ingin sekali mengucapkan terima kasih pada Dave. Bahkan setelah kepergiannya, aku masih merasakan semangat dan cintanya. Setiap aku merasa buruk, Dave selalu datang menghangatkan hatiku. Dia seperti ayah yang tak pernah kumiliki.
Adam sudah menjelaskan bahwa pemakaman keluarga Syailendra tertutup untuk umum. Aku harus menelepon untuk meminta izin masuk dulu. Pencurian barang-barang pemakaman orang kaya sering terjadi dan membuat pusing keluarga. Pasak emas pada peti mati Zeus Rockwood dicuri orang sesaat sebelum misa. Adam mengamuk pada semua orang saat itu. Noah memeluknya selama satu jam penuh untuk menenangkannya. Yah, kadang anak sombong itu ada gunanya juga.
Sebenarnya, aku baru ingin minta izin pada keluarga Dave untuk berkunjung ke makamnya. Tapi, saat aku lewat makam itu, banyak sekali orang di sana. Aku memarkir mobil sewaanku dan turun untuk melihat.
Ada banyak sekali anak kecil dan remaja. Ada yang berwajah Asia dan kaukasia. Kurasa, beberapa dari mereka dari ras campuran. Kelihatannya mereka sudah selesai dengan kunjungan makam. Mereka duduk di bawah pohon sambil bercakap-cakap atau berdiri bergerombol. Apa mereka semua anggota keluarga Syailendra?
"Cy! Tolong jangan berlarian. Ini makam, Sayang. Kamu tidak boleh berlarian di makam," kata gadis berambut pirang yang kelihatannya sedang hamil. Kalau kutebak, usianya tidak lebih dari dua puluh lima. Wajahnya cantik sekali saat tersenyum padaku saat menggelung rambutnya asal-asalan di puncak kepala. Sepertinya, aku juga sangat mengenalnya. Kuperhatikan terus wajahnya.
"Hai," sapanya ramah. "Ingin mengunjungi makan Dave juga?"
Aku mengangguk. "Aku... eh... teman lama. Aku mengagumi Dave Malik hingga hari ini," kataku jujur sambil menjabat tangannya. "Freesia Rockwood."
"Claire," katanya singkat sebelum berteriak lagi pada dua anak lelaki kembar yang berlarian. "Aku akan ngadu pada Dad. Dengar Cy? Ri! AKU BENAR-BENAR AKAN MENGADUKAN KALIAN"
Dua anak itu langsung berhenti. Mereka menatap Claire kesal. "Kami juga ngadu ke Mom kamu marah-marah terus," kata mereka berbarengan sebelum berbalik dan berjalan marah ke arah limosin hitam.
Claire memutar mata. "KITA TIDAK AKAN KE TOKO ES KRIM KALAU KALIAN TIDAK TENANG. Bagaimana aku bisa menghindari stres kalau harus terus kesal dengan mereka?" keluhnya sambil mengusap perut buncitnya beberapa kali. Dia terlihat baru sadar kalau aku masih berdiri di dekatnya terus.
Ah, aku ingat sekarang. Dia Claire Johansson, anak adopsi Syailendra. Caranya mengomel masih sama. Aku jadi bertanya-tanya siapa lelaki yang berhasil menaklukkannya. Setahuku, dia mudah sekali marah.
"Maaf," katanya merasa tidak enak. "Silakan! Aku tidak akan menghalangimu. Kami semua menyayangi Dave dan teman-temannya. Kamu sepupu Mike?"
"Sebenarnya, aku bibi mereka. Aku anak Peter Rockwood, adik Zeus Rockwood yang meninggal saat aku lahir," kataku mengulang kebohongan yang sejak dulu menjadi kedokku. Kuputuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Tailored Coat (Complete)
Teen FictionDitinggalkan orangtua begitu saja di jalanan bukan hal yang diinginkan Joanna. Gadis kecil itu sendirian berusaha untuk tetap hidup. Dengan keberaniannya, Joanna menumpang kereta api bawah tanah hingga sampai ke New York. Sayang, musim dingin New Yo...