Diary 66 -Minyoon-.

940 104 2
                                    

🐥🐱.

.

.

.

Park Jimin,saat ini sedang berdiri dengan pandangan kosong. berdiri tepat di atas sebuah kayu pembatas jembatan yang sepi dan juga dingin. berdiri sendirian dengan hanya ditemani suara cicitan burung dari kejauhan dan seliweran angin dingin yang dapat membuat tubuh mengigil hingga sakit.

ya,jimin ingin bunuh diri. menghempaskan dan menerjunkan tubuhnya secara bebas ke jurang dibawah sana.. berharap seluruh tubuhnya dapat remuk dan hancur seperti hati dan jiwanya yang sudah lebih hancur semenjak kepergian sang kekasih yang meninggalkan dirinya untuk selamanya.

"k-kook ah.. hiks.. tunggu aku ne.. sebentar lagi aku akan kesana.. menemanimu agar tidak sendirian lagi".lirih jimin entah pada siapapun yang berniat sekedar mendengarkan raungan perihnya.

tepat saat jimin sudah memejamkan mata dan bersiap untuk terjun.. sebuah suara menghentikannya.

"hei".panggil suara seorang bocah laki-laki.

jimin sontak menengok ke arah sumber suara dan hampir beneran jatuh karena terkejut melihat tubuh transparan seorang bocah laki-laki sedang berbicara dengannya.

"k-kau siapa?".tanya jimin sedikit takut juga.

"cih,ngeliat aku aja takut tapi sok mau bunuh diri".ujar si roh bocah laki-laki itu.

jimin mendengus.

"kenapa mau bunuh diri".tanya si roh.

"bukan urusanmu".ketus jimin.

"idih judes banget. pasti tidak ada yang mau denganmu karena kau judes makanya kau mau bunuh diri ya kan?".celetuk setan itu.

sontak jimin kembali berubah sendu. wajahnya kembali muram dan terlihat menyedihkan.

"uh.. apa aku salah bicara?".cicit sang setan.

jimin menggeleng kecil. bikin si setan jadi ngerasa bersalah uda ngomong sembarangan.

kemudian suasana kembali sunyi dan hening.

"hei,namaku min hoseok".ujar si roh memperkenalkan diri.

jimin masih terdiam,tidak memerdulikan suara hoseok disampingnya.

hoseok tidak kehabisan akal,mencoba untuk mengajak jimin kembali berbicara.

"hei tuan tampan tapi bantet".panggil hoseok.

"apa kau bilang? bantet?". dan sukses. jimin nyaut dengan wajah garangnya.

hoseok langsung nyengir,"maaf. habis aku tidak tau gimana lagi cara untuk mengajakmu berbicara".

"kenapa juga aku harus berbicara dengan roh seperti mu?".tanya jimin jengkel.

"karena kita sama-sama kesepian. jadi.. tidak ada salahnya kan kita bicara? dan ya aku cukup senang karena akhirnya menemukan seorang manusia bisa mendengarku".

jimin cuma rotasiin bola matanya malas.

"kenapa kau mau bunuh diri?".tanya hoseok lagi.

"ck,kan sudah ku jawab. bukan urusanmu".

"hii,padahal aku saja ingin bisa hidup lagi. tapi kau malah ingin mati".

"kau bocah mana mengerti sih masalah ku?".jengkel jimin.

"enak saja bocah. aku ini jika masih hidup umurku sudah hampir 24 tahun!".garang hoseok.

oke,jimin agak terkejut juga dan tiba-tiba merasa bersalah pada hoseok. jika dilihat dari ukuran bentuk tubuh hoseok yang masih kecil.. berarti roh bocah didepannya ini sudah meninggal untuk waktu yang sangat lama sekali.

× 𝑫𝒊𝒂𝒓𝒚 × | ʙᴛꜱ x ʏᴏᴏɴɢɪ [𝐆𝐒!].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang