Chapter 16

918 20 9
                                    


"Dewi Tinggi Bai Qian, kami diperintahkan oleh Kaisar Langit untuk mengambil tubuh Pangeran Yehua." Beberapa Dewa datang untuk mengambil tubuh Yehua. Si Yin tetap memeluk tubuh Yehua.

"Biarkanlah Bai Qian tetap seperti itu untuk beberapa waktu." Aku memerintahkan para Dewa yang datang, mereka hanya mengangguk mengerti dan mundur untuk menunggu Si Yin merelakan Yehua.

Aku mendatangi Si Yin dan melihat tubuh adikku yang sudah tidak bernyawa. Si Yin tidak menatapku dan tetap memeluk Yehua selama beberapa waktu. Air matanya tidak lagi mengalir, dia hanya menatap kejauhan dengan mata kosong seakan sedang memandang masa lalunya dengan Yehua. Langit tiba-tiba menunjukkan tanda akan turunnya hujan. Aku berbisik pada Si Yin.

"Langit sebentar lagi akan hujan, kita bawa tubuh Yehua ke gua rubahmu yang terdekat." Si Yin mengangguk dan memasrahkan dirinya untuk kupapah.

Aku memerintahkan para Dewa yang sebelumnya datang atas perintah Kaisar Langit untuk membantuku membawa Yehua ke Gua Rubah milik Si Yin. Mereka dengan terpaksa membawanya menuju ketempat yang kuperintahkan dan bukannya langsung membawanya ke Istana Langit seperti yang diperintahkan oleh Kaisar Langit.

Setibanya di Gua Rubah, Si Yin meminta para Dewa untuk meletakkan tubuh Yehua di kamar yang dulunya sering digunakan Yehua untuk menginap disana.

"Guru, maukah Guru menunggu diluar dan meninggalkanku berdua dengan Yehua?" Permintaan Si Yin ini, aku dapat mengerti. Hubungan yang sudah putus bukan berarti mereka sudah tidak memiliki perasaan terhadap satu dengan yang lain. Aku meminta semua Dewa yang lain untuk keluar ruangan dan memandu mereka berjalan ke aula. Zhe Yan dan Bai Zhen berada di kamar lain untuk merawat Bai Feng Jiu. Donghua Dijun tidak bisa memisahkan dirinya dari Bai Feng Jiu, wajahnya pucat pasi dan tangannya terus menggenggam tangan Bai Feng Jiu. Mi Gu berusaha sebaik mungkin melayani semua Dewa yang berada disana dan menawarkan teh hangat pada siapapun yang ada disana. Aku hanya diam didepan kamar tempat Si Yin dan Yehua setelah mengantarkan Dewa yang lain untuk duduk di aula. 

Setelah beberapa jam, Si Yin keluar. Dia sudah membersihkan dirinya dan mengenakan pakaian putih.

"Aku sudah membersihkan tubuh Yehua dan mengenakan pakaian yang biasanya dia kenakan disini padanya. Aku yakin dia lebih senang tidur dengan mengenakan pakaian yang nyaman daripada pakaian resminya." Segera setelah Si Yin memerintahkan Dewa yang lain, dia berjalan dan berhenti disampingku. Wajah dan tubuhnya menunjukkan ketabahan.

"Guru, apakah Guru membutuhkan waktu untuk bersama dengan Yehua?" tanyanya padaku. Aku mengangguk dan menyentuh atas kepalanya, kebiasaan yang sepertinya tercipta sejak perasaan kami menyatu. Dewa yang lain duduk kembali dan meminum tehnya, memberikanku waktu untuk berpamitan dengan Yehua.

Aku berjalan menuju kedalam kamar dan melihat Yehua yang seakan sedang tidur pulas. Wajahnya bersih dan rambutnya diurai rapi diatas ranjang. Pakaian sutra warna hitamnya terlihat cocok dan elegan di tubuh Yehua. Aku duduk di samping ranjang dan melihatnya dengan seksama. Perasaan sedih tiba-tiba menghinggapiku. Pria yang terbaring disini, dengan wajah yang nyaris identik denganku ini adalah adikku. Aku memang tidak terlalu mengenalnya, tapi aku sudah menunggu kehadirannya selama ratusan ribu tahun. Airmata menetes tanpa kusadari. Aku menyentuh tangannya dan membungkuk untuk mencium keningnya. Dari dalam baju Yehua aku dapat melihat giok Jiwa. Si Yin ingin mengawetkan tubuh Yehua dan berharap dia akan hidup kembali. 

Ketika aku keluar, aku dapat melihat Pangeran Yang Cuo dan istrinya serta Donghua Dijun dan Liansong menunggu di depan kamar bersama Dewa-Dewa yang sebelumnya duduk di aula. Sepertinya kondisi Bai Feng Jiu juga sedah sangat membaik karena Dijun sudah bisa terlihat santai seperti biasanya.

The Forgotten One:  Fanfiction of Ten Miles Peach BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang