chapter 6

8 0 0
                                    

   Hari ini seperti biasa, senin yang mendung dan memaksa kami untuk tidak melakukan upacara. Bisa di bilang sekolah di kota kami hampir tidak pernah melakukan upacara karena cuacahnya yang selalu mendung.

   Kringgg.. kringgg...
Bel istirahat makan siang berbunyi. Aku memutuskan untuk meminta Zidan mengajariku lagi sebelum ulangan yang di adakan pada hari jumat. Aku menghampiri meja kantin tempat nya makan siang bersama gangnya, aku takut untuk melakukannya. Namun untuk apa yang terjadi di antara kami kemarin aku yakin Zidan mulai membuka hatinya untuk ku, jadi aku memberanikan niat ku untuk berbicara padanya.

   "Dan besok bisa ajarin lagi ga? Ada yang masih gua ga ngerti." Tanya ku yang membuat seluruh gang nya melihat kepadaku. "Gabisa" jawabnya dingin. Apa secepat itu mood nya berubah ?. Aku hanya menganggukan kepalaku dan berniat untuk pergi. "Gabung sini aja dari pada sendirian!" Ucap nya. Aku terkaget dengan ucapannya itu, begitu juga gangnya. Mereka melihat ke arah Zidan dengan kebingungan, namun tidak ada semenit mereka memahami apa yang Zidan katakan.

  Saat aku hendak duduk bersama mereka seseorang menarik pundak ku dari belakang yang membuat ku terjatuh dengan semua makan siangku.

   "Cupu di larang duduk sini" ucap dinta. Ahh tidak lagi, aku sangat muak terhadapnya. Aku melihat ke arah Zidan yang siap berdiri namun Bayu menarik tangannya untuk menyuruh nya tidak ikut campur.

   Aku tidak tau harus berbuat apa, perasaan kesal, malu, semua bercampur dan membuat aku tidak bisa menahan air mata ku lebih lama lagi. Aku berlari ke luar kantin menuju toilet, membersihkan bajuku.

   Bel berbunyi menunjukan pelajaran selanjut nya akan di mulai aku berjalan ke arah kelas ku dengan menahan semuanya. "Maaf ya gua ga ngapa ngapain lagi pas lu di gituin" ucap Aril sambil menyodorkan sebuah coklat ke hadapan ku. Mengapa dia diam saja jika dia peduli padaku?. "Anak gang ga ngebolehin ada yang ikut campur kalo urusan cewe" jelasnya masih memegang coklat itu.

   Aku memutuskan untuk memaafkannya dan mengambil coklat itu. Setidaknya dia sudah berusahakan?. Aku balik ke kelas bersama nya, aku melihat Zidan tampak sedikit cemburu melihatku bersama Aril. Aril memang baik, namun aku tidak merasakan apa apa seperti yang ku rasakan dengan Zidan.

   Pelajaran bejalan dengan aman tanpa bully, bersyukur untuk itu. Bel pulang berbunyi keras di ikuti sorakan anak kelas yang sangat siap untuk pulang, aku juga siap untuk pulang. Hari ini aku akan menenjenguk adik ku di rumah sakit seperti biasa. Kami memiliki pembantu yang mengurus adik ku setiap hari, dia menjaga nya di rumah sakit dan ayah ku menggaji nya cukup besar untuk itu.

   Aku berjalan ke arah parkiran untuk mengambil mobilku, sampai mataku bertemu dengan segerombolan anak gang di samping mobil ku. Ternyata aku parkir tepat di sebelah mobil Zidan, mobil sport hitam yang sangat bagus dan aku tebak itu sangat mahal.
   Tidak heran karena ayahnya mempunyai perusahan besar yang memaksanya untuk menjalan kan perusahaan itu setelah lulus SMA.

   Aku mengabaikan mereka dan berjalan ke arah mobilku, sampai seseorang memegang tangan ku. "Hari rabu jam 7 ya" ucap Zidan. Aku meng iyakan ajakan nya itu, Zidan pergi yang diikut teman temannya menggunakan almet timur. Hampir semua murid menggunakan almet hari ini, tapi tidak denganku. Almet biru dongker yang bertuliskan 'timur' namun gang Zidan memiliki warna yang berbeda dari murid lain. Almetnya berwarna hitam, yang menandakan dia anak gang.

   Semua itu mengingat kan ku tentang buku Zidan yang tertinggal di rumah ku. Yaudah deh balikin besok aja, pikirku sambil masuk kedalam mobilku.

  Aku melihat adik perempuan ku terbaring di kamar rumah sakit. Sudah hampir 2 bulan dia koma, aku hanya berharap dia cepat bangun dan hidupku kembali seperti semula.
   Ayah dan ibu sibuk bekerja untuk mencari uang yang banyak agar adikku bisa tetap mendapat penanganan yang terbaik, dan menggaji kedua pembantu yang bekerja pada kami, belum lagi di tambah biaya sekolah ku dan hal lainnya.

   Sudah pukul 8 malam, dan bibi ku sudah kembali untuk menjaga adikku lagi. Aku biasa menjenguk adikku sampai jam 7 dan membiarkan bibi ku untuk istirahat sebentar, namun kali ini dia sedikit terlambat dan aku memakluminya.

   Aku pulang dan menyiapkan semua yang kubutuhkan untuk sekolah besok.

Falling For A Bad Boy [•EDITING•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang