'XIAO LIA ZWIYA .F'
Arga mengangkat tinggi name tag yang sekarang berada di tangannya sembari berteriak "ini punya saha oy!".
Alih-alih berharap mendapat respon, dirinya malah dicueki oleh orang-orang yang berlalu lalang.
"budek semua anying".
Alhasil Arga mengantongi benda pipih dengan jarum itu di sakunya dan akan memberikannya ke kantor untuk dipanggil pemiliknya.
——
"coba cek sela-sela tas lo deh, zi" ujar Rana yang juga ikut khawatir dengan temannya itu.
Zi menghela nafas kesal "ga ada! padahal tadi gue taro disini ish!". Gadis itu kembali mengobrak abrik isi tasnya berharap apa yang dia cari akan segera ditemukannya.
"zi!" panggil Leon. Gadis itu menoleh dan mendapati Leon berdiri di ambang pintu kelas sebelum akhirnya berjalan ke mejanya sembari berkata "dipanggil Miss Velvi tuh di kantor".
Jantung Zwiya berdegup 300 ribu kali lebih kencang ketakutan. Hanya karna satu benda kecil membuatnya kewalahan seperti ini. Nametag sialan! gumamnya.
——
"Xiao Zwiyaa--".
Zii menunduk bingung harus berkata apa. "apakah kamu tidak mendengar apa yang saya ucapkan barusan?".
Zii memejamkan matanya gugup, tangannya di genggam erat. "Zwiya?" panggil Miss Velvi dengan suara menekannya.
"a-anu miss. i-itu-- emm".
huft.
"hari ini saya bebaskan kamu, tapi besok saya gak mau ada alasan lagi tentang naskah drama yang akan dipentaskan dua minggu lagi. Ingat, naskah ini sangat penting untuk sekolah kita dan kamu harus bisa membanggakan sekolah kita. Mengerti?".
Zii menghela nafas lega "iya miss, saya akan usahakan malam ini selesai dan naskahnya menarik".
"kamu sudah sering mengikuti lomba membuat naskah drama kan? Semua guru percaya padamu begitu juga saya".
Zii melempar senyum pada Miss Velvi dan mengucapkan terima kasih lalu izin untuk kembali ke kelas. Baru 5 kali melangkah dari meja Miss Velvi, guru itu kembali memanggilnya. "Xiao Zwiya-".
Zii berbalik dengan senyum sumringah setelah lega diberi waktu melanjutkan naskahnya "iya miss, ada apa?".
Miss Velvi sedikit berdehem dan memperbaiki kacamatanya lalu menatap Zwiya dengan tatapan fokus kepada bagian atas kantong seragamnya "saya mau bertanya sedikit lagi, diperbolehkan?".
Zii mengangguk, "silahkan, miss" senyumnya masih mengembang.
"okey. Dimana Name Tag mu? Xiao Zwiya?".
Huh. Jantungnya berdegup 1 juta ribu kali kencangnya.
——
Toilet menyambut Zii dengan aroma yang sangat tidak bersahabat. Rasanya dia ingin pergi dari neraka ini. Dia sering bertanya-tanya kenapa Cleaning Service di sekolahnya bisa tahan menghadapi ini setiap saat.
Belum lagi anak-anak nakal yang buang hajat tidak disiram. Beginikah kualitas sekolah swasta? Begitu yang dipikirkannya sejak dia didaftarkan sekolah disini.
"tenang aja, zi. Kita bikin name tag baru aja buat lo daripada ntar masalah lagi" ceplos Rana berusaha membuat wajah kesal Zii hilang. Tetap saja gadis itu merasa malas-malasan karena dihukum hanya karna benda kecil.
"sudahlah, gue lelah. huhu" ucapnya dengan berlagak drama. "bacot sih, males banget gue liat lo melas gitu".
Zii nyengir dan menjitak kepala Rana membuat sahabatnya itu terlonjak dan kepalanya terhantup pintu toilet yang dibersihkan Zii.
"bangke! Ini mah udah jatuh tertimpa tangga pula! Sakit bat pala gue anying!" Zii tertawa melihat sahabatnya tersebut.
——
Alih-alih mengantar name tag tersebut, Arga malah pergi nongkrong dengan sahabatnya yang ya bisa dibilang ga ada bedanya sama dia. Sama-sama bengal, usil tapi tetap type cogan di sekolah ini.
"eh iya, gegara lo pada gue lupa nganterin ini nih" ujar Arga sambil memperlihatkan name tag yang ia temui di lantai koridor sekolah.
Fajar membelalakkan matanya tak percaya "GILA LO SOB!" teriaknya lantang membuat seisi kantin melirik ke arah mereka.
"apaansih jar, name tag doang" sewot Anca. Fajar mendelik, menarik name tag itu dari tangan Arga dan memperlihatkannya ke depan wajah Anca
"LO BACA GOBLOK! ZWIYA! ZWIYAAAA GILAAA!! CEWE CANTIK SEANTERO SEKOLAH NGALAHIN CABE-CABEAN KELAS 12! KOBISA LO DAPETIN NAME TAG DIA? LO SANTET DIA APA GIMANA GA? WAHH GAK NYANGKA GUE LO BEGINI, GILA GILA!"
Arga tetap santai meminum jus jeruknya. "biasa aja dah"
Anca dan Fajar membelalakan mata tidak percaya dengan temannya yang satu ini. Selain bego, ternyata temannya juga buta. "emang siapa sih?" tanya Arga polos membuat sahabatnya pusing sendiri dan memilih berdiri dari kursi untuk membayar seblak mereka masing-masing.
Memilih meninggalkan Arga yang masih berkutik dengan jusnya karena tidak mau gila akibat kelakuan sahabat mereka.
Ganteng sih tapi goblok dan tingkat ketidak pekaannya ga ditakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Kisah Kasih Zwiya
Teen FictionBagaimana jadinya cewe China yang agak tengil tapi kalem pacaran sama orang Bandung yang usilnya bukan main? Ya gini nih