2

471 68 10
                                    

Happy Reading!

dahyun tengah duduk di depan meja riasnya menatap wajah pucatnya yang perlahan mulai mengurus. menyisir rambut hitam panjangnya perlahan. helaian-helaian rambut mulai rontok si empunya menatapnya dengan nanar. rambut panjangnya yang dulu amat lebat kini perlahan mulai menipis sejak ia melewati serangkaian kemoterapi.

tanpa sadar air matanya mulai jatuh perlahan. lama kelamaan mulai terdengar isakan dari bibirnya. tak apa kan bila dahyun menangis?

ia kini tengah sendirian didalam kamar tak ada kakak maupun orangtuanya yang melihatnya menangis. ia tak ingin terlihat begitu menyedihkan di hadapan orang-orang tersayangnya.

ia harus menjadi gadis yang kuat dan penuh dengan senyum. hingga suatu hari nanti jika ia tiada ia ingin di ingiat oleh orang-orang terdekatnya. dahyun gadis yang ceria.

" aku tau ini pasti tidak akan sembuh"ucapnya menatap pantulan dirinya nanar di cermin

"setidaknya aku harus menikmati sisa hidupku dengan baik hingga suatu hari nanti Tuhan memanggilku kesisinya aku di penuhi kebahagiaan karena dapat menghabiskan sisa umurku bersama mereka" makin deras air mata dahyun kini

dahyun benar-benar berfikir bahwa suatu hari nanti Tuhan pasti akan memanggilnya karena penyakit ini.

dahyun juga mendengar bahwa kankernya sudah memasuki stadium 2.

dahyun selalu ingin melakukan yang terbaik sampai ia tak akan bisa lagi melakukannya nanti.

"Tuhan beri aku kesempatan hidup yang lebih panjang, aku ingin membuat semua orang bangga karena pernah memilikiku di hidup mereka"

tanpa dahyun sadari ketiga kakaknya mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup dengan rapat. menangis tanpa suara melihat adik tersayang mereka yang begitu tegar menjalani cobaan hidup.

"ayo hapus airmata kalian kita harus lebih tergar dari dahyun"ucap chanyeol selaku kakak tertua "jangan sampai dia melihat kita habis menangis"

buru-buru kai dan sehun menghapus air matanya. chanyeol segera mengetuk pintu kamar dahyun. membuat dahyun yang tengah menangis terkesiap buru-buru menghapus airmatanya.

"kakak" chanyeol segera memeluk erat tubuh ringkih dahyun "ada apa? kenapa menangis?" air mata chanyeol tak dapat di bendung lagi ia kini terisak di pelukan adiknya.

"maaf ya kakak tidak bisa mengantarmu kerumah sakit" chanyeol berucap dengan suara parau

"kakak, hanya kerumah sakit kenapa kau harus menangis karena tak mengantarku"dahyun terkekeh mendengar penyataan yang membuat chanyeol menangis "kalau misal nanti kau tak mengantarkan ku keperistirahatan terakhir aku baru marah"

"jangan pernah berbicara seperti itu dahyunie"chanyeol semkin erat mendekap tubuh mungil dahyun dan menangis terisak begitu juga dengan kai dan sehun

"kakak yakin kau akan sembuh dahyunie" kai mengelus kepala adiknya sembari terisak

"kami akan selalu berada disisimu hyunie, jadi jangan pernah merasa khawatir" sehun berucap dengan lembut.

"kalian memang kakak terbaik yang Tuhan berikan untuk melindungiku" dahyun kini ikut menangis melihat betapa manisnya ketiga kakak tersayangnya ini.

ia jadi sedikit berat jika nanti ia pergi melepas kakak tersayangnya ini. dahyun tak dapat membayangkan bagaimana hari itu terjadi nanti.

"oh iya kak chan tadi hyunie bertemu seorang pria di rumah sakit" sehun memulai pembicaraan untuk menghilangkan kesedihan mereka.

"siapa namanya hyunie?"tanya chanyeol

"namanya Jeon Jungkook kak, aku baru berkenalan dengannya tadi" gumam dahyun

BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang