Part Sixteen

2K 147 58
                                    

Malam semakin larut, Yuki perlahan menggeser tangan Al yang bertengger di tubuhnya. Tanpa ingin membuat suara, dia bangkit dari tempat tidur.  Tersenyum menatap Salma yang tertidur pulas di sisi Al, ya... setelah lama bergulat memperebutkan posisi tidur di dekat Yuki, akhirnya mereka kelelahan, gadis kecil itu akhirnya tidur dengan kepala tersandar di lengan Al. Al sendiri berada di tengah antara Yuki dan Salma tetap memeluk erat Yuki dalam tidurnya. Yuki seketika mengusap perutnya, mendadak merasa tidak sabar menunggu kelahiran anak mereka.

Yuki merapikan pakaiannya sebelum kemudian keluar dari kamar pelan-pelan, saat membuka pintu kebetulan sekali Kate sedang berjalan ke arahnya. Yuki pun terkesiap menutup pintu, tak bermaksud membanting pintu itu, tapi suara yang ditimbulkan persis begitu.

”Yuki? Kamu kenapa?” Terlihat Kate yang khawatir, dan berjalan semakin cepat mengarah padanya.

”Oh tidak, aku hanya ingin memastikan anak-anak sudah tidur. Salma juga sedang tidur.”

Yuki terlihat kaku, berusaha membelakangi pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat. Tapi Kate sama sekali tidak berpikir Yuki menyembunyikan sesuatu. Hanya saja.... kreeeekkkk..... pintu itu terbuka. Dan Al muncul dari kamar Yuki dengan tampang tanpa dosa, memperhatikan Yuki dan Kate bergantian.

”Hai?” tersenyum ceria tanpa mengerti situasi.

Mulut Kate langsung terbuka, ingin berkata tapi karena kagetnya dia jadi lupa mau bilang apa. Sementara wajah Yuki mendadak merona merah, tertunduk merasa bersalah.

”Yuki?” Panggilnya pelan, dia sebenarnya sama sekali tidak mempermasalahkan siapa Al sebenarnya, hanya saja dia tidak mengerti kenapa Yuki tidak jujur saja.

”Ada apa?”

Tanpa ada yang menjawab sapaan Al, tiba-tiba suara teriakan mengalihkan seluruh perhatian ketiganya.

”YUKI.........”

Seorang pria bule berwajah tampan dengan semangat berlari ke arah mereka, tepatnya menuju pada Yuki. Dia tersenyum lebar memamerkan deret gigi yang berbaris sempurna, sorot matanya yang berwarna sangat cokelat berbinar. Begitu tiba disana,
pria itu langsung memeluk Yuki erat. Terlalu erat dan Al yang melihat langsung terbelalak menatap aksi si bule yang menurutnya ekstrim.

”Apa kabar?” Sapa pria bule itu.

Sesaat pria bernama Peter itu melepas pelukannya dan menatap Yuki dengan takjub, tangannya berada di kedua pundak Yuki yang juga mulai tersenyum antusias padanya.

”Pete? Kamu juga datang?” Nadanya tak percaya, terlihat sangat senang.

”Tentu saja, akhirnya kita bertemu lagi. Kamu sama sekali tidak berubah,  selalu cantik seperti ini. Aku merindukanmu.”

Lagi-lagi tanpa mempedulikan pandangan sekitarnya, pria bule itu sembarangan memeluk Yuki yang juga menyambutnya ramah. Sepertinya mereka memang sedekat itu.

Al melongo tak percaya, menarik nafas dalam sambil berkedip berkali-kali, sulit dijelaskan suhu panas hatinya sekarang ini. Berusaha menahan amarah, lelaki ini berani-beraninya memeluk Yukinya.

”Hmmmm.” Suara itu berasal dari Al.

Tanpa membiarkan mereka berlama-lama melepas rindu, Al langsung mendekat dan menarik tubuh Yuki untuk kemudian dirangkulnya. Yuki kaget dengan sikap Al, meliriknya heran. Namun seperti biasa, Al malah tersenyum dingin penuh percaya diri sambil menatap Peter.

”Sayang, dia temanmu juga?” menatap tajam pada Peter.

Kate yang dari tadi melongo memperhatikan mereka sama sekali masih tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Yuki menatap Al penuh tanya, ada apa dengan sikap pria ini? sementara Peter juga terlihat bingung, dengan alis terhenyit memandang mereka berdua bergantian.

Heart (END)Where stories live. Discover now