21. Kenyataan

494 50 11
                                    

Hai hai...selamat membaca...

Jangan lupa follow+vote+komen dan dishare ya...

Plan masih menunggu kalimat untuk diselesaikan oleh Mean, laki-laki dengan emosi tidak memberinya ampun dengan pukulan. Mean lengah menghentikan kalimat untuk dikatakan atau tidak? Plan menggunakan kesempatan untuk mendorong dan berdiri menghindar dari Mean untuk ditangkap. Langkah Plan terhenti saat sosok yang ia kenal berlari khawatir.

Senyum itu pudar, pandangan Plan lurus menatap laki-laki yang datang dengan tergesa menghampiri perempuan dengan menggendong anak. Terdengar jelas apa yang laki-laki itu katakan.

"Chiba..Chiba tidak apa-apa? Syukurlah....siapa yang berani menculikknya?!"

Kemarahan yang tidak pernah Plan lihat. Tangan itu terkepal.

Plan menatap Mean dibelakangnya meminta penjelasan dari segala kebingungannya

"kau kalah P Terth memilih Chiba" kalimat dingin, Plan berfikir sejenak. Otak yang berjalan lambat memahami situasi saat ini. Seperti ledakan bom, semua jelas sekarang cincin yang sama dikedua jari manis orang itu. Hatinya kembali sakit tapi tidak ada air mata cemburu dengan interaksi suami isteri yang mengkhawatirkan anak mereka.

Ini bukan sebuah mimpi yang saat kau terbangun rasa sakit itu akan hilang tapi ini adalah kenyataan yang seharusnya Plan sudah mempersiapkan diri namun tetap saja hatinya masih merasakan sakit melebihi sakit diwajahnya. Rasa sakit yang tidak bisa di ekspresikan. Plan masih menatap dan tatapan mereka bertemu.

P Terth terkejut dan menghampirinya

Selangkah Plan mundur dan membuang wajahnya kesamping nafasnya memburu tidak ada kalimat atau kata-kata untuk disampaikan bagaimana perasaannya saat ini. Masih diam tidak orang pertama untuk menjelaskan satu sama lain. Plan menunduk perlahan air matanya jatuh tapi tidak ada keluhan.

Dengan air mata disana Plan mengangkat wajahnya memberanikan diri untuk menatap P Terth melihat sisa kepedulian disana dan Plan mendapatkannya. Bunyi tangis mulai terdengar pelan dan Plan tidak berani menatap lebih lama akan seberapa banyak kekuatan yang ia dapatkan dari P Terth

"Plan" P Terth memanggilnya lembut

Plan mengangkat wajahnya

Dan P Terth memegang kedua bahunya mereka saling menatap dengan seksama

"P percaya padamu kau tidak menculik Chiba jadi jangan cemas, P bersamamu"

Tuhan! Bagaiman Plan bisa membenci laki-laki yang mencintainya dengan sesempurna ini. Mempercayainya penuh. Tangis Plan pecah tidak dapat dibendung lagi keharuan pada P Terth "tidak, aku tidak menculiknya P"

"maka itu cukup" ucap P Terth

Entah siapa yang menghubungi, pamannya datang sebagai wali juga Off yang menjadi saksi jika merekalah yang menemukan Chiba. Setelah semua kesalahpahaman Mean yang menyaksikan drama itu dan orang yang berperan dalam drama ini meminta maaf, begitupun para polisi dan Merry yang sekarang merasa bersalah.

"ini sudah malam paman bisa pulang dulu kau juga Off tolong antar paman" meskipun kedua orang itu menolak tapi Plan tetap memaksa menyakinkan bahwa ia bisa menjaga diri

Lalu menghadap P Terth "maafkan aku P sudah membuat P khawatir, terimakasih sudah percaya padaku" Plan tersenyum

"apa yang kau bicarakan?"

Plan berusaha untuk terkekeh ditengah rasa sakit diwajahnya "aku tidak memikirkan apapun. P bisa antar Merry pulang" ucap Plan

"P akan mengantarmu" P Terth menjawab

"aku baik untuk pulang. P antar Merry dan Chiba...dia sangat manis" Plan sedang menggoda P Terth

"maaf P belum menceritakannya"

"tidak...aku merasa mengenalnya dari P" itu benar Plan hanya tersesat sesaat karena selama ini banyak persamaan antara Chiba dan juga P Terth dari sikap dan kehangatan yang Plan rasakan saat mereka bersama. Dan itu jelas sekarang.

Plan sudah memutuskan untuk tidak menganggap hal ini serius juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berharap. Harapan yang pada akhirnya membuatnya hancur. Detik ini sudah tidak ada orang yang disediakan berada disisinya. Harapan terakhir P Terth bagaimana Plan bisa menahan laki-laki itu setelah melihat bagaimana rasa khawatirnya.

Ditambah lagi sekarang ada Chiba anak kecil yang membutuhkan sosok papa. Walapun mereka tidak menikah atas dasar cinta setidaknya dengan ada Chiba pernikan mereka tidak berantakan. Hidup tanpa kasih sayang jangan sampai Chiba mengalaminya. Anak itu harus mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya.

Plan sadar selama ini kesalahan fatalnya adalah menganggap P Terth mencintainya seperti sepasang kekasih tapi sebenarnya P Terth mencintanya karena merasa kasihan atas apa yang dialaminya oleh teman-teman P Terth dulu rasa simpati yang berubah dengan rasa sayang untuk melindungi.

Dan sekarang sudah terlihat siapa yang dicintai P Terth orang yang diinginkan oleh hatinya. Plan tidak bisa merubah hati P Terth untuk mencintainya karena selama ini P Terth sudah cukup menjaganya dengan baik. Memberikan yang terbaik untuknya. Harus merasa bahagia hari-hari yang sudah mereka lewati bersama.

P Terth hanya belum menyadari bahwa hatinya sudah ditempati oleh Merry dan juga Chiba dan tetap bersamanya karena merasa bersalah sudah membuat janji dan mengingkarinya. Janji yang tidak akan P Terth tepati lagi tapi Plan lega setidaknya P Terth akan bahagia sudah cukup membuat Plan juga bahagia.

Kita hanya punya satu hati untuk ditempati oleh satu hati, tidak ada cabang ataupun ruang untuk orang lain.


Bersambung...

Gimana guys pendapat kalian sampai sejauh ini? Butuh amunisi dari kalian. Hehehe

Follow my instagram @busamvung_id

MEANPLAN II KENALI AKU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang