"Dia?"

203 120 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

'Flashback mode on'

"Kenapa dia semakin cantik saat tidur?" Daeyong mendekati Caroline yang sudah tertidur lelap, Pria itu menatap wajah Caroline, kagum.

"Kau mengingatkanku kepadanya. Bayangannya selalu terlintas saat aku melihatmu, ini juga salah satu penyebab kesulitan ku untuk membalas dendam kepadamu! Kenapa kau sangat mirip dengannya," ucap Daeyong frustasi.

Dia sangat ingin bertemu dengan orang yang selalu menghiasi masa lalunya, tapi dia benar-benar hilang. Ini salahnya yang tidak pernah menanyakan namanya.

"Aku harap aku bisa bertemu lagi dengannya." Daeyong meraih tangan Caroline menyentuhnya lembut, tiba-tiba saja dia teringat akan sesuatu, cincin tunangan.

"Akh, kenapa aku lupa?" Daeyong langsung mengukur jari Caroline, mereka harus memiliki cincin, agar orang-orang tidak curiga.

Saat sedang mengukur jari lentik milik Caroline lagi-lagi Daeyong teringat sesuatu, dia pernah melihat Caroline masuk ke sebuah jewelry shop. Saat itu Daeyong baru-baru saja menemukan Caroline si gadis kecil yang telah menghancurkan hubungannya dengan Kang mari, mungkin satu bulan yang lalu. Daeyong mengikuti kemanapun Caroline pergi seharian itu, dia melihat gadis itu saat ingin membeli sebuah cincin. Tapi sepertinya dia tidak membawa cukup uang, padahal sangat terlihat jelas bahwa gadis itu sangat menginginkan cincin tersebut. Jadi Daeyong pun berencana untuk membeli cincin tersebut untuk Caroline, entahlah dia hanya bahagia jika Caroline senang. Jangan salah paham terlebih dahulu, dia tidak mungkin menaruh hati kepada gadis kecil itu, dia hanya seorang bocah yang sudah menghancurkan kebahagiaannya, ingat itu.

'Flashback off'

🍁🍁🍁

"Oh iya, Appa-mu menyuruh untuk mempercepat pernikahannya." Spontan Caroline membalikkan badannya.

"What?"

"Hmm." Daeyong mengangguk.

"Ini sudah gila, aku masih sekolah! Umurku cukup terbilang muda untuk menikah dan aku masih ingin menikmati masa-masa sekolah ku, aku rasa Ahjussi Juga pernah merasakan hal ini," protes gadis itu.

Caroline menyesal telah setuju untuk membantu Daeyong, salahkan Daeyong Yang menangis malam itu.

"Kalau kau ingin protes, bilang saja pada Appa—mu. Karena beliau yang ingin pernikahan ini dipercepat."

"Kenapa tidak Ahjussi saja yang menikah dengan Appaku?" kesal gadis itu, Daeyong hanya bergidik tak menghiraukannya.

"ARGHHH, kalian semua sudah gila! Bagaimana bisa aku menikah di umur 17 tahun."

"Seharusnya kau senang bisa menikahi CEO KBC Group." Daeyong tersenyum jahil.

"Aku tidak peduli, karena seharusnya aku menikah dengan orang yang aku cintai." Caroline Sudah tidak bisa berkata-kata.

"Lambat laun kau juga akan jatuh cinta kepadaku."

"Mimpi! aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada Ahjussi!"
Daeyong terkekeh.

"Buktikanlah."

"Arghh..." dengan penuh kekesalan Caroline keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan Daeyong yang menahan tawa melihat tingkah gadis itu.

"Ah, kyeopta"

🍁🍁🍁

"Appa, maksudnya mempercepat pernikahan itu apa?" Caroline menelepon Presdir James geram.

"Bukankah lebih cepat lebih baik? Lagipula libur musim panas mu akan berakhir, sebaiknya kau sudah menikah sebelum kembali masuk ke sekolah."

"Tapi Appa, aku masih terlalu dini untuk berumah tangga."

"Sudahlah Caroline, jika pasangan mu Daeyong Appa sangat senang dan sangat yakin dia akan menjagamu dengan baik, lain lagi jika kau ingin menikah dengan pria lain. Appa perlu menyeleksi mereka.

"Heol, Appa tapi-"

"Sudahlah kau tidak usah pikirkan soal ini, karena semuanya kami yang urus. Oke?"

"Appa-"

"Appa ada urusan sebentar, have a nice day my sweetie."

Tuutt.

"APPA,APPA!" Caroline melempar ponselnya, dia sudah benar-benar gila.

"Ini semua karena Ahjussi!"

🍁🍁🍁

Caroline menatap langit malam, duduk di ayunan di balkon kamarnya.

"Eomma, aku merindukanmu." Gadis itu tersenyum memandang bintang yang tengah berkedip.

"Ra tidak bisa menikah dengan orang yang ra cintai, padahal dulu ra berjanji akan menikah sekali seumur hidup dan terus bahagia." Air matanya menetes begitu saja.

"Ra harus bagaimana, eomma? Bahkan Appa tidak mau mendengar Ra lagi, apa ini takdir untuk Ra?"

"Tapi kami tidak saling mencintai. Bukankah pernikahan itu untuk pasangan yang saling mencintai?"

"Eomma, Ra sangat membutuhkanmu saat ini." Caroline menghapus air matanya yang terus mengalir.

"Ra?" Daeyong yang sedari tadi berada di balkon kamarnya mendengar semuanya, bahkan tidak ada satupun yang tinggal, sedih. Tapi dia egois drama ini harus terus berlanjut, perkataannya harus terjadi semua termasuk pernikahan ini. Tidak boleh dibatalkan! Peduli apa dia dengan Caroline, bukankah gadis itu harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Tapi hanya satu yang terus terngiang-ngiang di kepalanya, yaitu 'Ra'.

Hayooo ada apa dengan 'ra'???Penasaran tunggu next chapter yaaa, dan so pasti author bakalan lebih semangat jika ada vot&mentnya readers, karena itu sebagai vitamin buat author, jangan lupa yaa votenya author lagi kekurangan vitamin nih wkwkwkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayooo ada apa dengan 'ra'???
Penasaran tunggu next chapter yaaa, dan so pasti author bakalan lebih semangat jika ada vot&mentnya readers, karena itu sebagai vitamin buat author, jangan lupa yaa votenya author lagi kekurangan vitamin nih wkwkwkk.

Love you readers :*

___________________________________

kyeopta=imut
eomma=ibu

 Spring Day With You | Complete |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang