semua orang tau kalau hubungan mingi dan san tuh kayak tom and jerry. iya, sampai sampai sekolah lain aja tau saking 'brutal' nya musuhan mereka. ga di real life, ga di sosmed sama. kalau kalian nanya siapa yang nyolot duluan tentu aja keduanya. ga ada lebih sering ini, lebih sering itu, mereka rata.
"apa lo liat-liat?! naksir?!"
ucapan dari san baru saja itu bikin mingi naik darah. gila kali dia naksir san, mohon maaf banget dia masih lurus dan normal. masih suka melon ketimbang pisang. masih suka lubang depan daripada lubang belakang.
"males banget naksir lo, kayak ga ada cewe lagi apa emangnya," balas mingi ketus.
poin sekarang 1-1.
"udah ah, gi. kalian tuh ga malu apa diliatin sama orang-orang??" ujar seonghwa mencoba buat ngelerai kedua oknum itu.
"ga ada malu maluan lagi, pokoknya gue ga boleh kalah ya kak sama dia!" sahut mingi yang masih kesal.
san yang dengar itu kembali natap mingi sinis, "gue ga bakal kalah juga dari lo!" balasnya judes.
"gii gik bikil kilih jigi diri li," ulang mingi dengan nada seperti itu dan bikin emosi san naik membara sampai ke ubun-ubun.
"DASAR BABI!" san lemparin tisu bekas mulutnya dan kena tepat di muka mingi.
mingi ikutan emosi terus balas ngelempar tisu yang baru aja dicelupnya ke bumbu bekas batagor, "LO TUH ANJING!"
"BABI!"
"ANJING!"
"MONYET!"
"KADAL!"
"KUDANIL!"
"KIJANG!"
"TEROSIN AJA TEROSINNNNNN."
mungkin kalau seonghwa ga bersuara kayak tadi bakalan ada adegan baku hantam lagi di kantin.
•••
"gue kok bisa sekelompok sama si curut ini sih?!"
san ga terima. sangat ga terima. kenapa kelompok lama harus dirombak sama yang baru. padahal hidup san udah tentram dan sejahtera, tapi sekarang..
dia harus satu kelompok sama mingi buat mapel kimia.
"mana gue tau, tanya aja sendiri sama ibu park sana," ujar doyeon lalu berlalu dari hadapan san yang masih shock banget.
dia emang ga pernah lagi sih satu kelompok sama mingi, tapi kayaknya buat semester baru ini bakalan jadi awal mula yang buruk karena udah sekelompok sama tiang itu.
"heh kancil."
san menoleh, mendapati mingi berdiri di hadapan nya sekarang dengan muka datar.
"nama gue choi san, bukan kancil. dasar bodoh."
mingi berdecak, "gue lagi ga mau berantem, sekarang buruan ambil alat tulis sama buku lo terus kita lab sebelum ibu park ngehukum kita lagi," suruhnya.
"ppfftt, lagi kesambet apaan lo ga pengen kelahi? atau udah tobat? bagus deh."
mingi rotasiin bola mata nya malas, "buruan deh, san. anak-anak udah pada otw sana."
san baru sadar bahwa mereka sisa berdua di kelas ditemani oleh suara ac dan kipas angin yang menderu-deru.
"ya udah sana duluan. gue bisa nyusul," sahut san singkat.