💟Bab 1💟

1.8K 38 9
                                    

Dorr..
Dorr..

Terdengar suara tembakan di ruangan yang gelap dan sepi itu.

"Cari dia dan hancurkan semua keluarganya." Damian berkata dengan tenang kepada seluruh anak buahnya.

Dorr..
Door..
Lagi, suara tembakan itu makin menjadi-jadi. Entah sudah berapa orang tertembak oleh peluru itu.

"Bunuh Jhon Peter dan keluarganya, jangan sampai ada yang tersisa." perintah Damian, lagi.

Entah sudah berapa lama Damian dan anak buahnya beraksi. Damian, lelaki itu tersenyum puas atas kerja anak buahnya. Damian berjalan mencari dimana tempat saklar untuk menghidupkan lampu yang ada diruangan itu. Dan benar saja, tepat di depannya, Ia melihat Jhon Peter tergeletak di lantai dan bersimpuh darah. Tak terkecuali anggota yang bekerja di rumah besar ini, mereka semua tergeletak di lantai.
Bau anyir menyeruak masuk kepenciuman Damian. Damian menyeringai puas melihat hal tersebut.

Hiksss.. Ayah Ibu.. Hikss
Terdengar suara tangisan seorang perempuan.
Damian mencari dimana letak suara tangisan tersebut. Dan woah apakah ini anak perempuan Jhon Peter? Pikir Damian. Damian menyeringai.
"Balas dendam dimulai." Smirk Damian.

Damian menghampiri perempuan tersebut. Ia berjongkok untuk menyamakan tinggi gadis itu. Gadis itu terduduk di lantai, menangisi kejadian yang baru saja terjadi di kediamannya.
"Kau.. Kau siapa?" tanya gadis itu dengan suara pelannya.
Damian tak membalas pertanyaan dari gadis itu. Damian menatap gadis itu, mengapa gadis itu tidak tertembak? Pikirnya.

"Kau.. Apa yang kau lakukan kepada ayah dan ibuku? Kau .. Kau yang melakukan semua itu?" sergap gadis itu dengan terbata-bata.
Damian bukannya menjawab pertanyaan itu melainkan berdiri dan menarik rambut gadis itu dengan kejamnya.

"Ahh tolong lepaskan. Ini sangat sakit, tolong.." ringis gadis itu dan suaranya terdengar parau.
"Ah lepaskan tanganmu dari rambutku.." Lagi, gadis itu bersuara tetapi Damian masih diam.

Damian menarik rambut gadis itu sambil menyeretnya masuk ke dalam mobil Fortuner nya.
"Lepaskan tuan, ini sungguh sakit." Pinta gadis itu dengan memohon. Kepala gadis itu rasanya hampir putus karena ditarik kuat oleh Damian.
Damian masih belum bersuara, Damian berjalan dan langsung membuka pintu mobilnya dan mendorong kuat gadis itu ke dalam mobilnya.
"Ah sakit.." ringis gadis itu karena kepalanya terbentur dijok mobil tersebut.

Damian masuk ke dalam mobil itu dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Terdengar suara tangis disampingnya.
"Hikss ayah, ibu, bibi.. Kenapa ini terjadi? Hiks.."
"Diam.." Damian bersuara dengan keras sehingga membuat gadis disampingnya terdiam.

Diam-diam gadis itu menangis, meratapi apa yang terjadi dihidupnya. Ayah, ibu, dan anggota keluarganya semuanya mati tertembak. Kenapa ini terjadi? Kenapa aku tidak ikut mati tertembak saja? Pikir gadis itu.

Tiba-tiba mobil tersebut berhenti di rumah yang sangat besar. Damian membuka pintu dan keluar mengitari mobil tersebut dan membuka pintu disamping, menyeret gadis itu keluar dari mobil tersebut.
"Aduh. Sakit." ringis gadis itu karena pergelangan tangannya ditarik hingga menimbulkan efek nyeri.
"Ini dimana, Tuan?" Tanya gadis itu kepada Damian.
"Bisa kah kau berhenti bertanya hah?" Balasan Damian membuat gadis disampingnya itu terlonjat kaget.
"Maafkan aku, Tuan." Damian menyeret gadis itu menuju lantai atas kemudian menghempaskan gadis itu ke spring bad.
"Bisakah Tuan tidak memperlakukan aku dengan kasar?" baru kali ini gadis tersebut mendapatkan perlakuan sekasar itu. Di keluarganya, Dia diperlakukan dengan kelembutan dan penuh kasih sayang.

Damian berjalan keluar meninggalkan gadis itu sendirian di tempat yang sangat asing itu. Gadis itu menangis, manangisi kejadian beberapa waktu laku. Dimana semua anggota keluarganya tertembak. Entah siapa yang melakukan itu kepada keluarganya tetapi mengapa pria itu ada di dalam kediamannya?
Gadis itu membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk itu. Entah sudah berapa lama gadis itu menangis dan akhirnya tertidur.

"Nona, bangun.." Seorang wanita mencoba membangunkan gadis itu.
"Nona, bangun.." suara itu terdengar lagi.

Gadis itu terbangun dari tidurnya. "Nyonya, anda siapa?" tanya gadis itu.

Wanita itu tersenyum memandangi gadis yang ada dihadapannya ini. Mengapa Tuannya membawa gadis selugu dan secantik ini ke rumahnya?
"Ah iya. Perkenalkan aku Masita, kepala pelayan di rumah ini. Kau bisa memanggilku Bibi. Ya mungkin itu cocok untukku." jawab Masita.
"Ah iya Bibi Masita. Aku Dasha Tarani Peter. Bibi bisa memanggilku dengan Dasha." ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Oke. Baiklah Dasha, sekarang kau bersihkan dirimu. Aku sudah menyiapkan pakaian yang akan kau kenakan dan kemuadian turunlah kebawah, Tuan menunggu untuk makan malam bersama." Jelas Masita.

Dasha hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian, Dasha turun ke lantai bawah. Dasha melihat Tuan itu duduk di meja makan. Dasha duduk dihadapan Tuan itu, matanya berbinar melihat apa yang ada didepan matanya. Masakan ini sangat lezat. Ucapnya dalam hati.

Damian memandang gadis didepannya dengan tatapan datar. Damian mulai memakan masakan dari pembantunya itu dengan diam. Tidak butuh berapa lama, Damian sudah selesai menyantap makan malam tersebut. Dia beranjak dari tempat itu menuju ke kamarnya.

"Bibi Masita, Tuan itu siapa namanya?" tanya Dasha kepada Masita yang berdiri di sampingnya.
"Nama Tuan itu adalah Damian Jaiden Alexcandra. Dia adalah pemilik rumah ini." jawab Masita.
"Oh begitu ya bi. Ohiya aku sudah selesai bi, aku akan mencuci piringnya. Bibi, dimana letak dapurnya?" tanya Dasha.
"Sudah, biar bibi saja yang mencucinya. Kau masuklah ke kamarmu." kata Masita.
"Baiklah bi, Aku ke kamar dulu ya bi. Selamat malam." ucap Dasha sambil berjalan menuju kamar di rumah Tuan Damian.

Damian Jaiden Alexcandra
Pria tampan, kaya raya, dan memiliki kemampuan otak diatas rata-rata. Pesona Damian tak ada yang bisa menolak, banyak wanita yang menginginkannya, terlebih dia juga kaya dan tampan.  Pria dingin tak tersentuh dan kejam. Bukan tanpa sebab Dia menjadi seperti itu, Dia dulu adalah pria yang humoris, friendly, dan murah senyum. Tetapi karena kejadian masa lalu membuatnya menjadi pria dingin dan kejam.

Saat ini, Damian berada di club di kota New York. Menghisap rokoknya dan menikmati segelas wine ditangannya. Club ini sangat besar, banyak pengunjung dari kalangan atas mendatangi tempat 'terkutuk' itu. Tetapi, Damian tidak peduli Dia hanya ingin mencari kepuasan dari tempat ini. Ya, selain dingin, kejam, Damian juga suka mencari kepuasan dari wanita diluar sana. Tak peduli sebanyak apapun uang yang Ia keluarkan demi mencari kepuasan.

"Damian baby.." tepat  sekali, datang wanita 'jalang' yang Damian ketahui namanya adalah Clara. Wanita ini sangat cantik, seksi, dan pastinya menggoda. Banyak pria yang menginginkannya, tetapi entah mengapa Clara menginginkan Damian.

Clara mengelus dan meraba tonjolan yang ada dibawa sana, woah ternyata 'adik kecilnya' terbangun. Clara tersenyum menggoda. Tak lama Clara melumat bibir Damian. Damian membalas lumatan Clara. Keduanya memperdalam lumatannya hingga terdengan suara desahan Clara. 

Damian membawa Clara ke kamar yang telah disediakan oleh club ini. Tak buruh waktu lama, Damian langsung melucuti pakaian Clara dan meremas payudara yang besar itu. Desahan Clara membuat Damian merasa terbakar, Damian meremas, memilik, dan menghisap payudara Clara. Keduanya sama-sama mendesah.

Clara mengelus dan meremas 'Penis' besar Damian. Damian mendesah kemudian membaringkan tubuhnya ke kasur itu. Tanpa aba-aba, Clara menghisap, menyesap, dan memasukkan 'penis' Damian ke mulutnya. Erangan nikmat keduanya tak tertahangkan lagi.

Damian menarik Clara dan membaringkan wanita itu dibawahnya, Ia memasukkan 'juniornya' kedalam lubang senggama nikmat Clara.

"Ahh ahh faster Dami, ah ah lebih cepat." erangan dan desahan Clara memenuhi ruangan tersebut.
"Ah ah fucking me. Ahh ah." terdengar kembali suara Clara. Damian terus memompa kejantanannya hingga menimbulkan suara penyatuan mereka.
"Ah ah. Clara, kau sangat nikmat. Sampai kejantananku benar-benar puas. Ahh ahh." Erang Damian.
"Aku ingin keluar Dami." Damian terus memompa kejantanannya hingga keduanya mengeluarkan cairan kental.
Keduanya sudah terkulai lemas diatas kasur itu. Tak lupa, Damian menutupi tubuhnya dengan selimut dan tertidur.

20 menit kemudian, Damian sudah memakai baju dan tak lupa memberi uang kepada Clara karena telah memuaskan 'juniornya'. Damian keluar dari kamar itu meninggalkan Clara yang masih tertidur.

Sesampainya di rumah, Damian tak melihat satu orang pun di kediamannya. Ia berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.

Udah segitu aja dulu.
Ah iya jangan lupa vote and coment wkwk.
Happy reading.

DamianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang