Tuk.. Tuk.. Tuk..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam. Ali?" sang pembuka pintu terkejut melihat siapa yang datang.
Ali mencium tangan wanita itu.
"Iya bu ini Ali, Ibu apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, mari masuk" Ibu menjawab dengan tatapan tak percaya "Duduk nak, Ibu panggilkan Deta dulu" lanjutnya.
"Assalamu'alaikum, De" sapa Ali sesaat setelah Deta tiba di ruang tamu.
"Wa'alaikumsalam" jawab Deta sedikit ketus.
"Ngga perlu Kakak tanyain kabar, kayanya kamu baik-baik aja"
"Ada perlu apa Kak?" tanpa menghiraukan ucapan Ali, Deta langsung bertanya dengan sedikit penekanan.
"Kakak minta maaf ya, De" Ali tertunduk menyesal.
"Emangnya kesalahan apa yang udah Kakak lakuin ke aku?"
"Kakak ngerti kenapa kamu bersikap kaya begini, ini semua salah Kakak"
"Salah Kakak yang mana?"
"Kakak ngga ceritain semuanya ke kamu dari awal"
"Apa pentingnya aku buat Kakak sampe Kakak harus ceritain semuanya ke aku, aku ngga ngerti kenapa Kakak harus datang lagi disaat aku udah bisa ngelupain Kakak" Suara Deta sedikit gemetar disusul oleh tangisan.
"Kakak tau Kakak salah, makanya Kakak mohon dengerin dulu penjelasan Kakak"
"Jelasin? Kenapa Kakak mau ngejelasin semuanya disaat aku udah ngga mau denger apapun lagi? Aku rasa ngga ada yang perlu kita omongin lagi, maaf Kak aku lagi ngerjain tugas" Deta bangkit dari sofa ruang tamunya dan bergegas menuju kamar kembali.
"Kakak sayang sama kamu Deta" perkataan Ali menghentikan langkah Deta.
Deta tersenyum sinis "Iya, terimakasih udah selalu menyayangi adik kecilmu ini"
"Kakak sayang sama kamu bukan sebagai seorang Kakak ke Adiknya" Ali menghela nafas "Kakak cinta sama kamu, De"
Deta membulatkan matanya tak percaya, ada senang dan sakit didalam hatinya mendengar hal itu. Kalimat yang ingin Deta dengar sejak dulu. Tetapi kenapa hatinya seolah tidak mau ikut berbahagia? Mungkin karena semua hal ini belum jelas baginya.
"Cukup Kak! Kakak ini apa-apaan sih? Harusnya Kakak inget sama istri Kakak bukan malah bilang cinta ke wanita lain!"
"Apa? Istri? Maksud kamu apa De?" Ali tak percaya dengan apa yang Deta ucapkan.
"Semua orang disini udah tau Kak, ngga perlu Kakak tutupin lagi" Deta mengusap air matanya.
"De, Kakak belum pernah menikah. Demi Allah"
"Astagfirullah! Kenapa Kakak berani-beraninya bersumpah kaya gitu? Buktinya udah jelas Kak"
"Kakak berani karena Kakak berkata benar, mana buktinya De kalau emang ada?"
Deta membuka telepon genggamnya dan memperlihatkan postingan Ali di Instagram.
"Astagfirullah, bukan Kakak yang menikah De. Itu pernikahan Aira sepupu Kakak yang sejak kecil tinggal di Dubai. Kamu mungkin ngga kenal sama dia karena dia ngga pernah pulang ke Indonesia"
Deta hanya menutup mulutnya tak percaya.
"Kakak kesini mau minta maaf sama kamu karena Kakak ngga ceritain itu, Kakak juga ngga cerita sama kamu kalau disana Kakak dijodohin sama putri seorang pengusaha yang perusahaannya memberikan modal yang besar untuk perusahaan Kakak. Tapi Kakak ngga terima perjodohan itu karena Kakak ngga mencintai dia. Semenjak Kakak tolak perjodohan itu, perusahaan Kakak dalam kesulitan yang sangat besar sehingga mau ngga mau Kakak harus membangun lagi dari awal perusahaan itu"
Deta mendengarkan dengan serius semua ucapan Ali.
"Mamah bilang Kakak keterlaluan karena ngga cerita sama kamu sedikitpun soal ini. Kakak tau harusnya Kakak bisa ngabarin kamu"
"Aku minta maaf Kak, aku ngga tau soal semua itu. Tapi buat apa Kakak harus kabarin aku? Dan kenapa Mamah Martha bilang semua ini keterlaluan? Aku ngga ngerti Kak, kita cuma temen dari kecil ngga lebih, aku rasa ngga perlu ada perlakuan kaya begitu"
"Ada satu hal yang kamu ngga tau selama ini De" Ali tersenyun tulus "Kamu inget dulu sebelum Kakak pergi Kakak pernah bilang mau mengkhitbah seseorang?"
"Iya aku inget"
"Seseorang itu kamu De"
Deta tak bisa berkata apapun, dia hanya mematung mendengar ucapan Ali.
"Kakak keterlaluan karena secara ngga langsung udah menggantung kamu selama ini dengan pergi begitu aja. Seharusnya dulu Kakak khitbah kamu dulu sebelum pergi. Kakak minta maaf ya" penyesalan begitu jelas dimata Ali "Hari ini, Kakak mau menebus semua kesalahan Kakak. Deta, Kakak akan mengkhitbah kamu"
Tatapan Deta kosong "Maafin aku, Kak" dia berlari ke kamarnya setelah mengucapkan kalimat itu.
Ibu yang melihat hal itu langsung menghampiri Ali.
"Nak, maafin Deta ya. Tolong beri dia waktu buat mencerna semuanya, dia pasti kaget dengan semua yang nak Ali ucapkan barusan"
"Ngga apa-apa bu, Ali ngerti kok. Ali bersyukur Deta masih mau maafin Ali meskipun belum ada jawaban untuk khitbahan Ali"
"Jodoh sudah Allah atur dengan baik, cepat atau lambat datangnya itu ngga masalah. Kamu harus sabar ya nak"
"Iya bu, terimakasih" Ali tersenyum "Kalau begitu Ali pamit dulu ya bu, masih ada yang harus Ali selesaikan. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam. Salam ke Mamah kamu ya"
"Iya bu"
Ibu menuju kamar Deta setelah mengantar Ali ke pintu gerbang.
"Buka pintunya, sayang"
Tak lama Deta membuka pintu kamarnya lalu memeluk Ibunya.
"Kenapa kamu ngga kasih jawaban buat Ali?"
"Kak Ali jahat bu, dia selalu mempermainkan perasaan Deta. Dulu saat Deta sadar kalau Deta sayang Kak Ali dia malah milih buat nikahin Naina. Lalu saat Deta ikhlas, dia malah membatalkan pernikahannya dan mulai bersikap manis seolah Deta orang yang spesial di hidupnya. Terus dia pergi jauh dan seolah ngasih kabar kalau dia udah menikah disana, sekarang dia datang lagi dan bilang mau khitbah Deta saat Deta udah mulai melupakan dia"
"Iya Ibu ngerti nak, hidup itu pilihan dan bahagia itu juga termasuk pilihan. Kamu berhak memilih untuk bahagia" Ibu mengelus lembut kepala anaknya "Deta sekarang udah dewasa, pasti bisa menentukan pilihan terbaik. Inget satu hal, minta pertolongan sama Allah coba Istikharah ya nak"
"Iya bu, terimakasih banyak ya bu" Deta memeluk Ibunya dengan air mata yang masih mengalir deras.
"Udah dong nangisnya, sekarang Deta wudhu dulu gih. Ibu harus masak dulu, kamu pasti tau mana yang terbaik"
Deta tersenyum disela tangisnya dan segera berwudhu sesuai saran dari Ibu tercintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Cinta Dalam Do'a
Espiritual[UPDATE SETIAP HARI!] Level tertinggi dari CINTA adalah MENGIKHLASKAN. وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8) Me...