Rambutku Bau Matahari

0 0 0
                                    

Hari ini matahari sedang tidak bersahabat denganku, buktinya dia sengaja memancing emosiku. Ia mengeluarkan kemampuannya dengan angkuh. Cahayanya yang terik di tengah-tengah kota yang dapat nominasi termacet ini, membuat rambutku yang baru keramas pagi hari tadi jadi kering dan berantakan.

Aku Shena remaja pengguna angkot hijau muda tiap pulang sekolah. Aku tidak punya pacar yang bisa kujadikan ojek pribadi seperti teman-temanku. Aku juga tidak boleh bersekolah menggunakan motor karena belum memiliki SIM dan hobi tidur. Aku juga terlalu sayang untuk mengeluarkan sejumlah uang demi menaiki ojek online, karena jarak rumahku yang cukup jauh dari sekolah dan harganya bisa berkali-kali lipat dari biaya biasa yang kukeluarkan untuk naik angkot. Daripada naik ojek online, lebih baik uangnya kukumpulkan untuk beli skincare.

"Kiri ... " ucapku, kemudian angkot itu berhenti di pinggir jalan.

Kurogoh saku seragamku, dan kuberikan selembar uang lima ribu rupiah. Kemudian aku melanjutkan dengan berjalan kaki menuju rumahku. Kali ini aku sengaja lewat SD, aku ingin membeli es di sana, jajanan di SD lebih murah dan lebih banyak. Sedikit tips untuk kalian. Jika ingin kenyang dan hemat maka pergilah ke SD karena di sana kamu akan menemukan berbagai macam makanan murah.

"Hmm ahhh ..." Kubeli es sarang burung dengan harga lima ribu rupiah, dan di tangan kananku aku sudah menjinjing seplastik baso aci dengan harga tiga ribu rupiah. Aku tahu betul makan sambil berdiri itu tidak boleh, tapi ya bagaimana toh aku lapar hehe ...

"Assalamualaikum"

Krik, krik, krik

Ok siip ga ada orang di rumah!

Kubuka lemari es, dan kuambil mistingku yang berwarna ungu yang berisikan buah potong. Lalu kusantap bersama baso aci dan es sarang burungku yang tinggal setengah. Entah mengapa aku mencium bau-bau terbakar. Aku spontan pergi ke dapur takut-takut ada kompor menyala, ternyata tidak ada. Aku kemudian berlati ke teras rumah untu mematikan saklar listrik takutnya konslet, lalu kulihat sambungan kabel yang ada takutnya ada kabel yang terbuka karena tikus, tapi juga tidak ada. Aneh, tapi masih tercium bau-bau seperti sesuatu yang terbakar.

Tidak ingin dibuat pusing, aku memilih untuk rebahan di sofa sambil memainkan handphone. Tiba-tiba aku mencium bau yang sama seperti tadi, aku ingin mengabaikannya dengan bergonta-ganti posisi rebahanku. Tapi ketika rambutku yang terurai ini memenuhi wajahku, tepatnya di depan hidungku mataku langsung terbelalak. Ternyata ini bau rambutku, ini bau matahari.

Rambutku bau matahari, bau sengit! Hahaha ... Jadi apa yang kulakukan tadi sia-sia?! Ternyata semua ini karena rambutku yang terpapar sinar matahari dan bau sengit.

Nampaknya aku harus mencari cara agar rambutku tidak bau matahari lagi!

--------------------
23012020
Shena

Hello, adakah diantara kalian yang bisa menebak dimana aku tinggal?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

shena's Daily BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang