Oekkkkk~
Oekkkkkkk-
Tangis pecah dua bayi kembar yang baru lahir itu mengisi ketegangan orang-orang yang tengah berada di ruang persalinan. Menciptakan haru tersendiri bagi seorang Jaehan yang akhirnya sukses menjadi seorang ayah.
Disamping sang ayah, wanita bar-bar kesayangan Saka juga tak kalah haru. Ia menangis sembari menatap kedua anak kembarnya yang masih dalam penanganan sang dokter.
"Heh, Je! Gue udah nurutin kemauan lo dengan nurut persalinan normal, sekarang lo mau apa lagi?" Tanya Jae dengan air mata yang masih mengalir.
Jeje yang masih terpaku pada kedua anak nya kini beralih ke sang suami. Ia mengelus surai coklat Jae dan memberikan gelengan kecil kepada nya.
"Kemauan gue ya lu azanin sama kasih nama yang bagus buat anak kita" jawab Jeje.
Kembali terharu, kini Jae menghujani kecupan-kecupan kecil disetiap permukaan wajah Jeje.
"Selamat ya, bapak..ibu..anaknya laki-laki dan perempuan"
Suara helaan nafas keduanya terdengar bersamaan, saat itu juga sang bayi diserahkan kepada Jaehan serta Jeje.
"Halo anak ibu" sapa Jeje dengan suara berbisik kepada sang putra. Melihat adegan tersebut, entah mengapa air mata Jae kembali lolos. Membuatnya enggan terlihat cengeng dan memilih membuang asal arah pandang nya.
"Ganteng, kayak om Saka" tutur Jeje dengan suara seraknya, setelahnya ia melirik putri kecil nya yang tengah bergeliat manja didekapan sang ayah. "Cantik juga ihh kayak bang Saka"
dua kalinat bertajuk Saka barusan membuat alis Jae menukik tajam.
"Ini anak gue atau anak abang lo" merasa tak terima sang anak lebih di mirip-miripkan dengan sang paman.
"Sembarangan, manada anak bang Saka. Gendeng sia maneh!"
Melihat pertikaian kedua orang tua baru tersebut, beberapa doktet serta staff nya hanya tertawa kecil seraya menggeleng. Kalau saja mereka sedang tidak menjahit 'milik Jehan, sudah dipastikan kini Jae akan ditabok oleh salah satu dokter.
"Jangan berantem atuh ibu, bapak. Mending anak nya azanin, hehe..ga kasian apa saya jadi nyamuk?" Tanya sang suster dengan wajah mupeng nya.
"Iya selaw, ini gimana langsung dua atau satu-satu?"
"Kalau bisa sekaligus dua, silahkan aja pak"
Mendengarnya langsung saja ia mengambil alih sang putra yang berada di tangan Jeje. Setelahnya ia berjalan menuju bilik sebelah dan mulai mengumandangkan adzan kepada anak-anak nya.Mendengar sekaligus melihat pemandangan tersebut, sukses membuat Jeje tak mampu membendung air mata nya. Nyata nya rasa sakit jahitan nya sekarang tidak sebanding dengan apa yang telah ia dapatkan.
Mendapatkan Jaehan sebagai suami ternyata tidak terlalu buruk. Bahkan Jaehan sudah terlampaui dari ekspetasi nya. Sekarang yang wajib ia lakukan adalah bersyukur untuk Jae dan anak-anaknya, dan bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk mencintai Jaehan lebih dalam. Jeje harus melakukannya.
Tak terasa kini Jaehan telah kembali ke awal tempat nya. Ia masih enggan memberikan anak-anaknya kepada Jeje ataupun sang perawat.
"Anak-anaknya kasih dulu ke ibu nya, biar di kasih asi eklusif pak"
"Gak bisa nanti aja apa? Masih pengen gendong nih" rengek pria tersebut. Perawat hanya mampu geleng-geleng dan setelahnya mengambil alih kedua anak nya untuk diberikan kepada sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHAN'S FAMILY[Day6]
Fiksi Penggemar"Je, buset dah lagi bawa anak itu! Kalo merosot gimana?" "Lo yang ngomongin gue diperosotan kan?!" "Istigfar tau gak sih punya bini kayak lo" "Yaudah pisah aja, simple" "Ehh jangan anjir!! Asal ceplos gue" Jae Day6+(You) Marriage life bahasa non bak...