Yuhuiii selamat membaca. Jangan lupa dikomen ya...
Plan menyibukkan diri dengan bekerja ditempat P Un seperti yang sudah dijanjikan. Hidup tetap akan berjalan seberapa sedih dirinya dan Plan tidak ingin terus menerus untuk bersedih. Kehilangan membuat orang memahami betapa berartinya saat memiliki. Plan tidak menyesal dengan keputusannya.
Tidak ada keraguan untuk menghadapi masalah membiarkan dia berlalu seperti angin. Luka diwajahnya kian mengering. Plan bersemangat untuk bekerja P Un senang bahwa Plan bersikap dewasa mengambil tindakan tapi juga merasa khawatir karena Plan terlihat baik-baik saja jika orang bisa melihat sikap itu kebahagiaan tapi bagi P Un itu adalah keputus asaan. Dengan melupakan lebih baik.
"aku minta maaf" ucapan itu dingin
Mendengar itu Plan menghentikan menyapu lantai melihat kearah orang yang meminta maaf padanya dan itu adalah Mean tidak ada hal yang perlu ditanggapi dan Plan kembali menyapu
Sapu ditangannya diambil dengan paksa dan dibanting "kenapa kau membuat aku mengulangnya!" Mean berteriak untung keadaan sepi jadi tidak ada yang memperhatikan mereka
"jika kau tidak tulus untuk melakukannya maka jangan lakukan"
"dari segi mana aku terlihat tidak tulus?" Mean orang yang kasar tidak mengerti bagaimana berbaikan dengan benar
"kua membentakku" ucap Plan tidak mau kalah "tapi baiklah jika kau ingin mendengarnya aku sudah memaafkanmu, puas?"
Bukan ini yang diharapkan Mean, mengapa sulit sekali mengatur nada dengan baik "aku meminta maaf karena sudah salah paham, aku meminta maaf karena sudah memukulmu dan aku minta maaf untuk yang lain" Mean ingin Plan melampiaskan kemarahannya dengan memukul atau memaki Mean dengan senang hati menerimanya.
"semua sudah berlalu tidak ada yang perlu dibicarakan lagi" Mean menahan lengan Plan
"apa lagi?"
"ini belum selesai, kau masih bertanggungjawab menjadi babuku" ucap Mean
"baiklah, kita bicarakan sekarang" Plan jenuh dengan perdebatan mereka selama ini jadi mari hari kita selesaikan semuanya.
"menurut perjanjian aku menajadi supirmu dan kau mencari P Perth tapi kau tidak menemukannya dan sekarang aku sudah tidak membutuhkannya jadi dari perjanjian mana yang mengharuskan aku menjadi babumu?"
Mean tidak menjawab karena apa yang dikatakan Plan sangat benar.
"aku mempekerjakanmu sebagai staff tetap tidak ada kaitannya dengan perjanjian" ucap Mean kemudian
"aku tidak ingin bekerja denganmu lagi"
"kau akan bekerja untukku. Aku sedang memikirkan pameran lukisan bukankah kau ingin malakukannya?"
Shit!
"menurut peraturan jika kau ingin berpartisipasi kau harus tergabung dalam perusahaan" Mean tersenyum licik impian Plan lainnya adalah untuk melakukan pameran lukisan "tentu saja dengan gaji yang lumayan kau bisa menjamin diuniversitas" Mean baru mengetahui jika Plan menentang Gun mengambil beasiswa tapi tidak tahu alasan pastinya.
"kau mengancamku"
"aku memberimu jalan" ucap Mean
Plan menyeringai "terimakasih tapi aku tidak tertarik"
"kau akan datang seperti sebelumnya" Plan memiliki sifat keras kepala dan juga penuh perhatian saat ini jalan yang dimilikinya buntu dan yang bisa membantunya adalah Mean orang licik yang menggunakan kelemahannya.
Deringan ponsel membuat Plan mengalihkan perhatiannya. Nomor tidak dikenal Plan tidak berniat mengangkatnya tapi nomor itu terus memberi panggilan
"..."
"P?" Plan mengenal suara dari seberang itu adalah suara P Terth dan melihat layar ponselnya "P ganti nomer?"
"..."
"Merry?" Plan menatap Mean begitupun Mean "ada apa P?" Plan melanjutkan tidak ada hasil apa-apa dari Mean
"..."
"ulang tahun Chiba? Dirumah?" Plan kembali melihat Mean sebuah kebodohan tidak akan tahu dengan sifat yang tidak menyukai Chiba "Hmm...baiklah..aku akan datang" Plan berfikir tapi P Terth merengak seperti anak kecil memintanya datang ke acara ulang tahun Chiba yang dirayakan dirumah Mean. Pesta kecil yang sebenarnya direncanakan Merry untuk mengajak Plan ikut serta.
"..."
"baiklah P sampai bertemu" Plan menutup ponselnya dan menatap Mean "kau tidak tahu dirumahmu sedang ada acara?"
"aku tidak peduli" Mean membuang wajahnya
"apa yang bisa kau pedulikan selain dirimu sendiri" terdengar Plan mengejek ingin sekali Mean berteriak didepan wajahnya jika ada satu hal yang sangat Mean pedulikan tapi Mean urung mengatakannya karena itu akan merusak reputasinya.
"kau masih berhubungan dengannya?" tanya Mean kemudian
"siapa? P Terth?"
Mean tidak merespon tapi Plan tau itu adalah maksudnya
"tidak ada yang salah dengan tetap berhubungan orang perlu memiliki banyak teman bukan?"
"aku tidak membutuhkannya" jawab Mean dingin
"sebenarnya untuk apa kau hidup? Kau hanya mementingkan urusanmu sendiri, tidak punya teman, kau mengabaikan keluarga yang sangat baik. Kau memiliki segalanya. Lalu apa tujuan hidupmu?"
Mean jelas tidak suka dengan Plan yang mendikte hidupnya. Dia tidak hidup sendiri, sangat peduli pada keluarganya, perusahaan, orang-orang yang bekerja bersamanya, hanya sisi kepedulian itu tidak ditunjukkan. Dengan menutup diri bergaul dengan orang lain. Lagi Mean merasa sangat kesal menarik kasar Plan.
"apa yang kau lakukan!" Plan meronta tapi kekuatannya kalah jauh saat Mean mendorongnya masuk mobil dan memasang sabuk pengaman
"apa yang kau lakukan! Hentikan mobilnya" Plan kembali berteriak tapi Mean menulikan dirinya dan Plan menyerah
Mean melepaskan cekalannya saat mereka didalam tokoh pakaian bermerek. Plan hanya diam amarah menguasainya ingin memaki Mean tapi karyawan toko memperhatikan mereka terlebih pada Mean kekaguman yang luar biasa.
Mean mengambil beberapa potong baju dan menyuruh pegawai untuk membantu Plan berganti. Plan menyerah untuk Mean melakukan apa.
Bersambung...
Mean walaupun terlihat nggak suka keluarganya tapi sebenarnya dia peduli. Kalian bisa liat beberapa narasi yang sengaja aku spoiler in.
Mean lagi maksa belanjain Plan buat ultah Chiba..kira-kira Plan diam aja nggak ya? Tunggu jawabannya dipart selanjutnya....
Follow my instagram : @busamvung_id
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANPLAN II KENALI AKU ✅
Fanfic#8 MEANPLAN 16/02/20 'tak kenal maka tak sayang' Perjalanan hidup tidak selalu manis. Kebahagiaan Meanplan renggang begitu saja saat seseorang dari masalalu kembali dan menawarkan kebahagian lain. Ketika rahasia satu persatu terungkap. Apa pilihan y...