-hujan kemarau-

64 7 0
                                    

Rasaku sekuat hujan di musim kemarau tetap ada meski tak diharapkan


Perihal rasa terkadang menjadi suatu pilihan sulit, terasa berat mengambil keputusan, terlebih jika hati tak sejalan dengan pikiran. Antara kamu dan hujan, mungkin hujan mengerti alur sebuah rasa, rintik, dan reda. Tak seperti mu yang datang lalu menghilang. Kamu membuat ku ragu akan kepastian dan sebuah harapan.

Dulu kamu memperlakukan ku seperti seorang ratu dalam cerita novel, sangat manis bahkan aku menganggap dirimu raja dan berharap kisah kita dijaga oleh semesta. Jika rintik air dari langit turun ke bumi, hitung tetesan air yang jatuh. Sebanyak itulah aku bersyukur telah mengenalmu, sampai akhirnya, kamu membuat ku bertanya pada semesta bagaimana bisa kau pergi tanpa pamit begitu saja.

Aku pernah menjadi teduh bagi seseorang yaitu kamu, bangga rasanya menjadi manusia pertama yang kamu cari saat basah atau pun tak kuasa menahan terik matahari. Tidak ada yang bersih dan suci di bawah langit ini. Aku tak bisa menghakimi apalagi membenci namun seringkali kau lupa janji yang terucap. Aku bertahan untuk membahagiakan walau rasanya menyakitkan. Mungkin kehadiran ku membuatmu tak nyaman, entah sikap ku berlebihan atau dirimu yang sudah bosan.

Aku tak sanggup menghadapi perubahan sikap mu yang tak menentu. Hatiku berkata lebih baik bagiku untuk pergi namun pikiran menghalangi langkah ku dan memilih untuk tetap menunggu. Bagiku sangat bodoh percaya pada pikiran yang egois tanpa memikirkan perasaan, namun aku juga tak bisa melupakan.

Dalan setiap ketidakpastian darimu, aku menaruh harapan pada titik paling tinggi namun yang terjadi selalu membuat hancur dengan ketiadaan hadirmu yang seharusnya ada disamping ku seperti dulu.
Memang benar, hidup di dunia tak ada yang abadi. Salah satunya sikap mu yang berubah seiring berjalan nya waktu. Dirimu tak seakrab dulu dan memilih menghindar dariku. Sekedar saling sapa kau tak pernah mau apalagi bercanda tawa. Mungkin kamu terlalu sibuk terhadap dunia mu, rasanya seperti aku melakukan kesalahan namun tak mengerti apa yang ku lakukan.

Kamu alasan utama ku kembali berdiri tegak saat semua orang berkata aku lemah, ada yang ingin ku katakan seharusnya sejak dulu agar kau tau caraku berbeda untuk mencintaimu. Bingung, tiba-tiba kamu datang dengan seseorang. Aku mengerti caraku tak sesuai ekspektasimu karena sudah ada pengganti diriku. Kamu egois, sungguh. Sakit melihat semua ini, ku anggap kau akan kembali rupanya tak akan terjadi. Aku yakin kamu tak bisa menghapus ingatan dan kenangan kita walau sudah ada dia.

Terkadang sudah memberi segalanya namun kalau dia bukan untuk kita, bisa apa

-Utusan Langit Untuk Bumi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang